Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Menggoyang Anies

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
10/2/2023 05:00
Menggoyang Anies
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ANIES Baswedan sedang diterpa dua persoalan. Pertama, kredibilitasnya digoyang terkait dengan utang kala berkompetisi di Pilkada DKI Jakarta 2017. Kedua, kesetiaannya pada janji dipertanyakan menyangkut deal politik dengan Prabowo Subianto.

Erwin Aksa-lah yang awalnya mengungkap utang Anies. Dalam sebuah podcast, dia menyebut ada perjanjian utang piutang antara Anies dan Sandiaga Uno ketika keduanya berpasangan di Pilkada DKI.

Erwin yang kini menjabat Wakil Ketua Umum Partai Golkar ialah pendukung Anies-Sandi saat itu. Menurutnya, agar logistik lancar, Sandi yang punya duit memberikan pinjaman kepada Anies. Jumlahnya terbilang besar, mencapai Rp50 miliar. Apakah utang piutang itu sudah dilunasi? Erwin bilang, barangkali belum.

Benarkah Anies pernah berutang Rp50 miliar seperti kata Erwin? Sandi mengamini. Apakah Anies sudah membayar utangnya? Sandi tak memberikan jawaban pasti. Dia kemudian bahkan memilih untuk tidak memperpanjang masalah itu lagi. Dia mengaku telah salat Istikharah, telah berkonsultasi dengan keluarga.

Sebagai pihak yang memulai, semestinya Erwin dan Sandi yang mengakhiri. Namun, keduanya bersikap setengah hati. Keduanya enggan menuntaskan cerita nan sensitif itu. Keduanya seirama bahwa Anies pernah berutang, juga senada untuk tak memberikan kepastian apakah Anies sudah melunasi kewajibannya.

Erwin dan Sandi memilih meninggalkan tanda tanya di ruang publik. Keduanya memilih menyisakan kecurigaan yang memercikkan stigma ke wajah Anies. Perhatikan saja, bak mendapatkan amunisi baru, buzzer-buzzer pembenci Anies, lawan-lawan politik Anies, langsung menyerang Anies habis-habisan.

Ketika kisah utang piutang hanya diungkap setengah, ia tak berdampak apa-apa bagi yang mengungkap, bagi yang punya piutang. Namun, ia punya efek jelek bagi yang lain, bagi yang berutang.

Situasi yang sama terkait dengan soal perjanjian politik antara Anies, Sandi, dan Prabowo. Sandi sendiri yang mengungkap adanya deal itu, juga dalam sebuah podcast pada 26 Januari silam. Kata dia, perjanjian itu ditulis Fadli Zon jelang Pilgub DKI 2017 dan masih berlaku sehingga harus dipatuhi semua yang menandatangani.

Namun, sama seperti soal utang piutang, detail perjanjian tak dibeberkan. Tak jelas apakah di dalamnya termasuk kesepakatan bahwa Anies tidak akan nyapres jika Prabowo masih nyapres. Atau, apakah kesepakatan soal itu hanya berlaku untuk Pilpres 2019 yang telah dipatuhi Anies?

Fadli Zon yang ditanya kemudian pun enggan memberikan penjelasan terperinci. Padahal, dia tahu betul item per item karena dialah yang mengedraf dan menulisnya. Fadli hanya menyebutkan ada tujuh poin, urusannya urusan pilkada. Itu saja.

Begitulah, semuanya dibiarkan abu-abu, padahal kalau mau, sangat gampang membuatnya terang. Pihak Anies memang sudah mencoba meluruskan duduk persoalan. Menurut mereka, utang piutang itu betul ada, tetapi sudah selesai. Perjanjiannya utang dianggap lunas jika Anies-Sandi menang. Sejarah mencatat Anies-Sandi menjadi kampiun Pilkada DKI 2017.

Namun, pembelaan dari yang terstigma tak berarti banyak ketika narasi negatif telanjur menyebar ke publik. Pelurusan masalah hanya efektif jika dilakukan pihak yang memunculkan permasalahan. Actori incumbit probatio, actori onus probandi. Siapa yang mendalilkan, dia harus membuktikan, prinsip itulah yang semestinya dipatuhi Erwin dan Sandi. Sayang, hingga detik ini, keduanya tak melakukannya.

Publik butuh kejelasan. Kiranya rakyat tak akan suka dengan calon pemimpin yang ngemplang utang, yang suka berkhianat. Dalam khazanah Jawa, orang seperti itu akan terkena sengkolo sambit. Dia sial seumur hidup akibat tak mau bayar utang.

Namun, jangan pula memolitisasi utang piutang. Kalau Anies memang belum melunasi utang, mengingkari perjanjian, perlihatkan buktinya, tunjukkan dokumennya. Kebalikannya, kalau Anies memang sudah melunasi utang, katakan sejujurnya. Itu baru namanya berpolitik bermartabat, yang menjunjung tinggi etika.

Erwin, Sandi, dan Anies sudah lama berkawan dan saya yakin secara personal kini tetap teman. Namun, ketiganya kini berbeda haluan politik. Konon dalam politik, dulu kawan sekarang bisa menjadi lawan.



Berita Lainnya
  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).