Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Membangun Nama Baik

Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group
09/2/2023 05:00
Membangun Nama Baik
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

NAMA baik sama maknanya dengan citra diri. Keduanya terbentuk melalui ketekunan membangun kebaikan diri. Tidak ada nama baik yang muncul secara tiba-tiba atau terbentuk dengan hanya mengandalkan bedak-bedak polesan di permukaan. Membangun nama baik jelas butuh perjuangan. Karena itu, ketika nama atau citra baik sudah terbangun dan suatu saat tercederai atau dicederai, pemulihan nama baik juga harus menjadi jalan perjuangan.

Kiranya itu pula yang menjadi tujuan besar dari perjuangan keluarga dan kerabat Muhammad Hasya Atallah Saputra. Hasya ialah mahasiswa UI yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas yang melibatkan purnawirawan Polri, tetapi malah sempat ditersangkakan oleh polisi. Selain menggugat rasa keadilan polisi dalam penanganan kasus tersebut, memulihkan nama baik Hasya adalah target kunci perjuangan mereka.

Bayangkan saja, dengan menyandang status tersangka atas kasus yang menewaskan dirinya sendiri, arwah Hasya barangkali tidak akan tenang meninggalkan dunia. Embel-embel tersangka itu bahkan mungkin akan membuat malaikat terheran-heran melihat kelakuan manusia. Keluarga yang sebetulnya sudah ikhlas Hasya menjadi korban dalam kecelakaan, pun pada akhirnya tidak terima bila sang anak kembali menjadi korban untuk kedua kalinya gara-gara kesalahan penanganan hukum. Double victim.

Syukurlah, melalui perjuangan keluarga yang tak kenal henti ditambah desakan bertubi-tubi dari publik secara luas, polisi akhirnya meminta maaf dan mencabut status tersangka Hasya. Mereka mengakui ada ketidaksesuaian administrasi prosedur dalam proses penyidikan kasus kecelakaan itu. Sebagai tindak lanjut dari pencabutan status tersangka itu, polisi juga memulihkan nama baik Hasya.

Lalu, berhentikah kasusnya di situ? Semestinya tidak. Pengakuan salah dan permintaan maaf tetap patut diapresiasi. Namun, polisi tak boleh merasa puas dan berhenti pada kata maaf. Minta maaf bukan jalan pintas untuk lepas dari jerat hukum.

Ketika mereka mengaku ada ketidaksesuaian prosedur dalam proses penyidikan kasus kecelakaan tersebut, harusnya ada pihak yang bersalah. Entah itu institusinya, aparat penyelidiknya, atau pejabat penanggung jawabnya.

Membuat orang yang sudah mendiang menjadi tersangka bukanlah pelanggaran sepele karena orang mati seharusnya tidak bisa dianggap sebagai subjek hukum. Lantas apakah pantas untuk sebuah kasus pelanggaran serius seperti itu polisi cukup meminta maaf? Rasa-rasanya tidak. Proses hukum kasus tersebut harus dilanjutkan untuk mencari siapa yang bersalah atau lalai atau teledor sehingga Hasya mesti menyandang status tersangka meski kemudian dibatalkan.

Langkah itu juga penting buat Polri karena pada akhirnya setelah memulihkan nama Hasya, polisi pun punya kepentingan memulihkan citra mereka sendiri yang belakangan tercoreng habis gara-gara banyaknya kasus pidana yang melibatkan aparat kepolisian. Ada pembunuhan Brigadir J, tragedi Kanjuruhan, ada polisi edarkan narkoba, polisi peras polisi, yang terbaru polisi anggota Densus 88 membunuh pengemudi taksi daring, dan sederet kasus lainnya.

Kepercayaan publik terhadap polisi selama ini terus terjerembap. Bahkan saban kali ada kasus hukum yang melibatkan polisi, akan selalu muncul tagar #percumalaporpolisi di beberapa platform media sosial. Respons publik itu merefleksikan ketidakpercayaan terhadap institusi Polri yang sudah mencapai tingkatan kronis.

Memulihkan kepercayaan publik artinya memulihkan nama atau citra baik. Tentu tidak bisa berharap semuanya bakal pulih dengan cepat alias instan. Butuh upaya keras, memang, untuk itu. Tetapi, paling tidak untuk saat ini, pengakuan kesalahan dan permintaan maaf polisi dalam kasus Hasya semestinya bisa menjadi pintu masuk bagi institusi Polri untuk coba mengembalikan kepercayaan sekaligus memulihkan nama baik mereka di mata publik.

Orang bijak pernah bilang, bikin salah itu gampang, yang sulit ialah memperbaiki kesalahan. Menjungkalkan kepercayaan itu mudah, yang susah ialah mengembalikannya ke posisi semula atau bahkan lebih tinggi. Seperti di awal tulisan tadi, kepercayaan, nama, maupun citra yang baik harus dibangun dengan ketekunan dan keseriusan menjalani prosesnya. Siap, Pak Polisi?



Berita Lainnya
  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.