Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Jurus Lato-Lato Pemilu 2024

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
24/1/2023 05:00
Jurus Lato-Lato Pemilu 2024
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DEMAM permainan lato-lato melanda Tanah Air dalam beberapa bulan terakhir. Dari kota hingga pelosok desa, anak-anak, remaja, hingga dewasa menyukai permainan ini. Dua buah bola digantung menggunakan tali yang dijepitkan di tangan. Tangan digerakkan naik-turun, dua buah bola dari bahan plastik polimer dibentur-benturkan sehingga menimbulkan bunyi tek-tok-tek-tok.

Pemain lato-lato baru dianggap piawai apabila benturan antarbola tak hanya terjadi di bawah, tapi mampu bergerak ke atas pula. Di sini berlaku teori keseimbangan. Jika pemain tak mampu menciptakan keseimbangan, benturan bola akan berantakan.

Saking masifnya permainan lato-lato, kini di kampung-kampung bunyi ayam berkokok pun sudah diganti bunyi lato-lato yang dimainkan setelah anak-anak bangun pagi. Di satu sisi, mainan lato-lato sudah bisa membuat anak-anak lepas dari gawai, tapi di sisi lain membuat lingkungan berisik. Apalagi di wilayah padat penduduk, maka dijamin warganya tak bisa tidur karena terganggu bunyi lato-lato.

Lato-lato pun kini menjadi common enemy (musuh bersama) sejumlah dinas pendidikan kabupaten/kota di Indonesia yang melarang anak-anak membawa mainan itu ke sekolah. Pihak sekolah merazia anak-anak untuk menyita mainan yang harganya berkisar Rp5.000-Rp15.000 itu. Alasannya, lato-lato mengganggu konsentrasi para siswa belajar.

Belum jelas dari mana asal-usul lato-lato. Ada yang bilang permainan tradisional Indonesia sejak baheula. Tapi ada pula yang mengatakan permainan tersebut impor dari luar negeri, seperti Amerika Serikat dan Eropa. Di Amerika Serikat, lato-lato sering disebut sebagai Newton’s yo yo ataupun clackers ball, sedangkan masyarakat di Eropa sering menyebutnya sebagai click-clacks, knockers, clackers, clankers, atau ker-bangers.

Dikaitkan dengan masa menjelang Pemilu 2024 di Tanah Air, di saat tensi politik semakin membubung, sejumlah politisi memainkan ‘jurus latto-latto’. Tujuan jurus lato-lato berbeda-beda. Ada yang bertujuan menggaet koalisi untuk pencalonan presiden/wakil presiden 2024, memecah koalisi, atau membentuk koalisi baru.

Jurus lato-lato pun dilakukan oleh seorang politikus senior dengan menunjukkan kehebatannya dalam forum ulang tahun partai politik. Dalam forum itu, dia menegaskan bahwa dialah king maker. Jangan coba-coba nyelonong sendiri, apalagi membajak kadernya.

Dia pun menyampaikan bahwa dirinyalah yang merekomendasikan tokoh-tokoh yang hadir untuk menjadi ‘orang’ di negeri ini. "Kalau bukan saya, kamu bukan siapa-siapa," kira-kira demikian simpelnya. Tepuk tangan pun bergemuruh dalam perhelatan selama hampir 4 jam tersebut. Sang politikus perempuan itu pun semringah.

Di sisi lain, jurus lato-lato juga diperagakan oleh politikus yang berlatar belakang bekas narapidana kasus korupsi. Mereka ingin eksis di dunia politik. Bahkan, sang politikus yang pernah terjerat kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama itu pun mendapat tempat terhormat sebagai ketua majelis pertimbangan partai. Jabatan keren dan terhormat sebagai duta antikorupsi disematkan pula kepadanya di partai yang bernuansa religius tersebut. Ajib!

Politisi atau mantan kepala daerah yang menggarong uang negara pun tergiur jurus lato-lato. Selepas dari hotel prodeo, mereka mencari political position sebagai bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk Pemilu 2024. Pasalnya, menjadi senator sangat mudah karena tak ada persyaratan jeda lima tahun selepas keluar dari penjara seperti halnya calon anggota DPR RI atau DPRD.

Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) menemukan pendaftar yang merupakan mantan narapidana kasus korupsi serta anggota DPRD provinsi yang masih menjabat mendaftarkan diri sebagai calon anggota DPD RI di Provinsi Riau, Bengkulu, NTB, dan Maluku Utara.

Masih dengan gaya permainan latto-latto, sejumlah politisi atau tokoh juga sibuk mencari atau dipinang partai politik untuk mendulang suara. Permainan bunyi seperti lato-lato dalam politik mampu menciptakan public awareness.

Jika konsisten bunyinya alias yang disuarakannya, distingtif, juga memiliki novelty dan magnitude, mereka akan meraih simpati publik dan akan terbentuk public loyalty. Terlebih di era disrupsi digital, para pemainnya mampu merekonstruksi realitas semu yang membius publik. Era ini terkadang tak bisa dibedakan antara voice dan noise.

Dalam konteks politik, jurus lato-lato mampu membangkitkan politisi yang sudah menjadi ‘kartu mati’. Tak mengherankan jika Winston Churchill (1874-1965), PM Britania Raya pada Perang Dunia II, mengatakan, "In war, you can only be killed once, but in politics, many times." Artinya, dalam perang, serdadu bisa mati sekali, tetapi dalam politik, politisi bisa terbunuh berkali-kali. Maksudnya, selama banyak jurus, politicians never dies. Jurusnya, ya, latto-latto itu untuk mencari keseimbangan baru (new equilibrium), bandul baru dalam jagat politik. Tek-tok-tek-tok.... Tabik!



Berita Lainnya
  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.