Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Ojo Kesusu, masih Ada Puan

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
01/9/2022 05:00
Ojo Kesusu, masih Ada Puan
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DISKUSI di kedai kopi pagi itu cukup serius. Saya dan teman membahas nama-nama bakal calon presiden yang sudah menyesaki atmosfer politik negeri ini.

“Sudah banyak orang yang memantas-mantaskan diri menjadi capres. Banyak orang merasa bisa menjadi capres, hanya sedikit orang yang benar-benar bisa merasa menjadi capres,” kata teman membuka obrolan sambil menyeruput kopi panas.

Saya bertanya apa beda antara orang yang merasa bisa dan bisa merasa menjadi capres? Bukankah Pasal 6 ayat (1) UUD 1945 hanya menyebut capres harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri?

Teman itu tertawa terbahak-bahak. Menurut dia, kalau membaca konstitusi jangan hanya sepenggal ayat. Pasal 6A ayat (2) UUD 1945 menyebutkan bahwa pasangan capres dan cawapres diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebelum pelaksanaan pemilu.

Tidak ada capres tanpa partai politik. Pengajuan capres menjadi monopoli partai politik. Tidak ada capres independen seperti calon kepala daerah boleh dari jalur perseorangan.

Kiranya tepat pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo di acara Rapimnas Bravo Lima, Jumat (26/8). "Belum tentu yang elektabilitasnya tinggi itu diajukan oleh partai atau gabungan partai. Kalau mereka enggak mau, gimana? Oleh sebab itu, sekali lagi, ojo kesusu, tidak usah tergesa gesa," kata Jokowi.

Dengan merujuk ketentuan konstitusi dan pernyataan Jokowi, tidak salah untuk menyebut nama-nama yang menyesaki atmosfer politik itu sebatas capres versi lembaga survei.

Survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menempatkan tiga nama di posisi teratas. Mereka ialah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Tiga nama itu selalu menempati tiga besar, urutannya saja yang berbeda sesuai dengan selera lembaga survei.

SMRC melakukan survei tertutup dengan memberikan 11 nama kepada responden. Kesebelas nama itu dipilih berdasarkan potensi peluang maju sebagai capres.

Hasilnya ialah Ganjar Pranowo 27,1%; Prabowo Subianto (19,0%); Anies Baswedan (15,6%); Ridwan Kamil (8,5%); AHY (3,5%); Erick Thohir (2,3%); Khofifah (2,2%); Puan Maharani (2,0%); Sandiaga Uno (1,9%); Andika Perkasa (1,9%); Airlangga Hartarto (0,8%); dan tidak tahu (15,3%).

Hanya tiga dari 11 nama itu yang menjabat ketua umum partai politik. Mereka ialah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Tiga partai itu mesti mencari kawan koalisi jika ingin mengajukan ketua umum. Namun, teman saya tidak memperhitungkan ketua umum sebagai pemenang Pilpres 2024. Kata dia, berdasarkan pengalaman pilpres selama ini, tidak ada ketua umum partai politik yang memenangi kontestasi. Semua kalah.

Nama yang masih berpeluang diajukan sebagai capres ialah Ganjar dan Puan yang sama-sama berasal dari partai yang sama, PDIP. Peluang Puan untuk diusung PDIP jauh lebih besar ketimbang Ganjar karena Puan memegang posisi strategis dalam partai, apalagi ia merupakan putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Puan sudah memberikan isyarat untuk maju pada 2024. Kata dia, akan ada lagi presiden perempuan pada 2024. Kata Puan, perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama untuk bisa memilih dan dipilih. Toh, sejarah telah membuktikan bahwa ibu Puan, Megawati Soekarnoputri, bisa duduk di tampuk kekuasaan sebagai presiden kelima.

Nama Puan juga masuk sembilan bakal capres yang disebut dalam Rakernas Partai Amanat Nasional. Puan juga masuk radar Partai NasDem meski partai itu sudah mengusung tiga nama, yaitu Ganjar, Anies, dan Andika Perkasa.

Kondisi perpolitikan menuju Pilpres 2024 masih sangat dinamis, termasuk bongkar pasang sosok capres dan koalisi. Karena itu, kata teman saya, saat ini dibutuhkan figur yang bisa merasa, bukan merasa bisa menjadi capres.

Menurut teman itu, orang yang merasa bisa menjadi capres jauh-jauh hari sebelumnya sudah menyewa konsultan politik, memasang foto dirinya sampai bergelantungan di pohon.

Sebaliknya, kata teman saya, orang yang bisa merasa menjadi capres pada umumnya tahu diri. Menunggu lampu hijau dari partai baru bergerak. Dalam konteks itulah teman saya mengingatkan ojo kesusu memilih figur elektabilitas tinggi, masih ada Puan.



Berita Lainnya
  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka?