Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Cara Norwegia

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
31/8/2022 05:00
Cara Norwegia
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PEMERINTAH memang belum menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Pemerintah juga belum mencabut subsidi BBM nonsubsidi yang disubsidi oleh Pertamina. Namun, hawa hangat soal rencana penaikan harga energi fosil itu sudah mulai terasa.

Ada politisi yang mulai ngegas kepada pemerintah agar jangan coba-coba menaikkan harga BBM sekarang. Ada yang sudah menyiapkan amunisi aksi. Bahkan, sudah ada yang mulai mengecek 'ombak' dengan menggelar aksi kecil-kecilan.

Fakta bahwa kuota BBM bersubsidi bakal habis dua bulan lagi; kenyataan bahwa subsidi bisa jebol hingga Rp600 triliun; serta data bahwa 80% penikmat subsidi ialah mereka yang mampu dan kaya tidak digubris. Pokoknya kalau pemerintah menaikkan harga BBM, mereka siap berteriak dan menggelar aksi berhari-hari.

Namun, saya tetap menganggap bahwa penaikan harga BBM kali ini sudah niscaya. Demi keadilan sosial dan ekonomi, demi menyelamatkan rakyat yang berhak menikmati subsidi, pemerintah sebaiknya tidak beringsut oleh gertakan apa pun dan dari mana pun. Yang penting, bantalan bantuan bagi yang paling terdampak sudah siap, kalkulasinya jelas, dan penjelasannya pas, jalan terus.

Hanya itu cara bagi kita untuk keluar dari jebakan subsidi energi. Hanya dengan begitu kita bisa memutus mata rantai simalakama subsidi barang atau komoditas. Lalu, kita menuju trek yang benar sesuai peta jalan pembebasan dari energi fosil.

Sekaranglah momentum yang tepat, yakni saat harga minyak dunia sedang tinggi-tingginya. Dalam kondisi seperti itu, argumentasi menaikkan harga BBM bersubsidi demi ketahanan fiskal dan keadilan sosial sangatlah masuk akal.

Jika tidak sekarang, boleh jadi kita bakal ketinggalan momentum. Bukan tidak mungkin, untuk beberapa waktu mendatang, harga minyak terjun bebas. Bila itu yang terjadi, akan sulit bagi kita membicarakan peta jalan keluar dari ketergantungan pada energi fosil.

Selain itu, momentum lainnya ialah perekonomian kita juga tengah menggeliat kembali. Dalam dua triwulan awal tahun ini, ekonomi kita tumbuh 5,1% di triwulan pertama dan 5,4% di triwulan kedua. Tingkat inflasi juga relatif terjaga di kisaran 4%.

Neraca perdagangan kita apalagi, surplus dalam 27 bulan berturut-turut. Utang luar negeri pemerintah juga relatif terkendali, bahkan rasionya terhadap produk domestik bruto mulai turun. Investasi juga mengalir deras ke Tanah Air. Tanda bahwa kita dipercaya.

Maka, dengan momentum seperti itu, mestinya tidak ada lagi sikap ragu-ragu. Bila mitigasinya pas, penaikan harga BBM justru membuat pekerjaan rumah permanen kita bisa tuntas.

Tirulah Norwegia, negara di Skandinavia yang tidak pernah memberikan subsidi energi kendati mereka eksportir energi nomor delapan di dunia. Mereka bersetia pada peta jalan green economy dengan memangkas emisi dari penggunaan BBM melalui kebijakan harga mahal.

Di negara ini, BBM dijual dengan harga US$2,68 atau sekitar Rp40.200 per liter. Dengan banderol sebesar itu, negara di Skandinavia ini menempati posisi kedua dengan harga BBM termahal di dunia setelah Hong Kong.

Padahal, tahun 2011, Norwegia ialah pengekspor minyak mentah terbesar kedelapan di dunia dan pengekspor minyak sulingan terbesar ke-9. Norwegia juga pengekspor gas alam terbesar ketiga di dunia, memiliki cadangan gas yang signifikan di Laut Utara. Norwegia juga memiliki beberapa cadangan batu bara terbesar di dunia yang berpotensi dapat dieksploitasi.

Namun, negara itu punya komitmen kuat menjadikan listrik bertenaga air sebagai bahan energi utama, termasuk penggerak mobil. Maka, jadilah Norwegia sebagai negara dengan persentase pengguna kendaraan listrik terbesar di dunia, hingga mencapai 81% dari total kendaraan di seluruh negeri.

Insentif pajak menjadi kunci, selain harga mahal BBM. Ada kampanye go electric or pay tax yang sangat efektif membuat rakyat Norwegia memilih kendaraan listrik ketimbang mobil berbahan bakar energi fosil. Ada pembebasan pajak jalan, bebas dari pajak pembelian dan penjualan, serta bebas dari tarif tol untuk pengguna mobil listrik.

Kini, saat harga minyak dunia tinggi, Norwegia tidak dibuat pusing. Mereka malah beruntung karena minyak mereka bisa diekspor tersebab kebutuhan dalam negeri sudah diatasi oleh energi listrik. Tentu, itu bukan dengan cara simsalabim. Itu cara cerdas dan pas dalam memanfaatkan momentum.



Berita Lainnya
  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka?