Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Robohnya Pesantren Kami

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
30/8/2022 05:00
Robohnya Pesantren Kami
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KEPONAKAN saya adalah sosok yang kalem. Tak pernah melakukan kekerasan. Berkelahi pun sami mawon, tidak pernah. Akan tetapi, akibat kekerasan yang menimpanya sebagai anak baru tingkat tsanawiyah (SMP) di sebuah pondok pesantren yang cukup ternama di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ia pun putar otak untuk menghentikan perundungan dan kekerasan yang dilakukan seorang senior di pondok pesantrennya.

Dia mendekati seorang pengamen bertato di sebuah terminal bayangan di Jakarta Timur. Hubungan keponakan saya dengan sang pengamen cukup akrab karena sering bertemu di tempat tersebut. Dia mengadu kepada sang pengamen bahwa dirinya sering mengalami kekerasan di ponpesnya. Keponakan saya pun meminta pengamen itu untuk memberikan ‘pelajaran’ kepada seniornya agar tidak lagi melakukan kekerasan terhadap para junior. Disampaikanlah ciri-ciri sang senior. Suatu ketika, di saat sang senior itu turun dari bus, si pengamen mencegat dan memarahinya agar tak lagi menganggu ‘adiknya’ di ponpes. "Kalau lu masih ganggu adik gue, gue hajar lu. Gue hafal wajah lu," kata si pengamen. Sang senior pun pucat pasi dan memohon ampun untuk tidak dipukuli. Lalu sang senior berjanji tidak akan mengganggu ‘adik’ si pengamen. Para senior lainnya pun akan dimintanya agar tidak mengganggu para junior. Ternyata jurus keponakan saya jitu. Di ponpesnya dia tak lagi diganggu.

Kekerasan lain terjadi di sebuah ponpes yang cukup kondang di Kabupaten Lebak, Banten. Seorang warga Ciledug, Kota Tangerang, Banten, menarik anaknya yang sudah duduk di kelas dua SMP karena mengalami kekerasan, perundungan, dan pemalakan.

Beberapa kali saat dikunjungi oleh orangtuanya, sang buah hati tercinta dalam keadaan murung dan kurus. Tibalah waktunya dengan segala keberanian sang anak mengatakan sesuatu yang mengagetkan ibunya. "Ibu, segera cabut saya dari sini (ponpes). Kalau lama-lama di sini, saya bisa mati," kata anak sulung laki-lakinya itu.

Tanpa babibu lagi, seusai kunjungan siang itu, si anak langsung dimasukkan ke mobil dan segera dibawa keluar dari ponpes yang megah tersebut. Beberapa minggu kemudian barulah si orangtua mengurus perpindahan dari sekolah di pondok tersebut ke sekolah yang ada di dekat rumanya di Ciledug.

Kekerasan juga terus berlanjut di ponpes meskipun itu tidak mencerminkan kondisi seluruh ponpes di Tanah Air. Dua kasus kekerasan di ponpes hingga berujung kematian terjadi dalam waktu yang berdekatan. Pertama di Ponpes Modern Daar El-Qolam, Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten.

Polresta Tangerang akhirnya menetapkan seorang tersangka kasus tewasnya BD, 15, santri Ponpes Modern Daar El-Qolam, pada 9 Agustus 2022. Kasus itu bermula dari perkelahian sesama santri.

Kedua, di Ponpes Darul Qur'an Lantaburo di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten. Sebanyak 12 santri ditetapkan sebagai anak berhadapan dengan hukum (ABH) atau anak pelaku alias tersangka oleh Polres Metro Tangerang Kota pada 29 Agustus 2022.

Mereka ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pengeroyokan di lingkungan Ponpes Darul Qur'an Lantaburo hingga menyebabkan seorang santri berinisial RAP, 13, tewas.

Kekerasan di ponpes baik yang bersifat vertikal (senior ke junior) maupun horizontal (sesama rekan seangkatan) harus segera diakhiri. Ponpes seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman dalam menuntut ilmu agama Islam. Pengasuh ponpes harus menyemai budaya antikekerasan di kalangan santri dan santriwatinya. Budaya menolak kekerasan dibangun dengan saling menghormati antarsesama sebagai tuntunan ajaran agama Islam yang mendahulukan adab (akhlakul karimah) ketimbang kemampuan ilmu yang melambung tinggi.

Pengasuh ponpes jangan menyerahkan sepenuhnya kegiatan ponpes sehari-hari kepada santri senior karena berpotensi terjadi abuse of power (penyimpangan kekuasaan). Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pernah menyebutkan bahwa kekerasan, termasuk kekerasan seksual, angkanya sangat tinggi di ponpes.

Tujuan pendidikan di ponpes menurut Pasal 3 Undang-Undang No 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, pertama, membentuk individu yang unggul di berbagai bidang yang memahami dan mengamalkan nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, mandiri, tolong-menolong, seimbang, dan moderat. Kedua, membentuk pemahaman agama dan keberagamaan yang moderat dan cinta tanah air serta membentuk perilaku yang mendorong terciptanya kerukunan hidup beragama. Ketiga, meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berdaya dalam memenuhi kebutuhan pendidikan warga negara dan kesejahteraan sosial masyarakat.

Lembaga pendidikan agama Islam ini harus kembali ke khitah. Jangan biarkan terbentuk spiral kekerasan di ponpes karena akan sulit mengurainya jika telah menjadi sebuah budaya. Setop kekerasan di ponpes. Tabik!



Berita Lainnya
  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka?