Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Daya Beli Terpukul Lagi

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
06/4/2022 05:00
Daya Beli Terpukul Lagi
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

AWAL Februari lalu, Badan Pusat Statistik menghadirkan optimisme melalui catatannya terkait dengan daya beli masyarakat. Sumbu pemantik optimisme itu ialah pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV tahun 2021 sebesar 5,02% yoy, yang disokong oleh konsumsi rumah tangga.

BPS mencatat sumber pertumbuhan ekonomi berdasarkan pengeluaran tertinggi pada kuartal itu ialah konsumsi rumah tangga, yang tumbuh 3,55%. Salah satu faktor pendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga terlihat dari penjualan eceran yang tumbuh sebesar 8,74%. Selain itu, penjualan wholesale, mobil penumpang dan sepeda motor, juga tumbuh 72,87% dan 64,7%.

Indikasi lainnya juga dilihat dari uang elektronik, kartu debit dan kartu kredit yang tumbuh 9,11% yoy. Adapun kontribusi pertumbuhan konsumsi rumah tangga ditopang oleh transportasi dan komunikasi sebesar 5,34%, makanan minuman selain restoran 3,24%, pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya 1,22%, perumahan dan perlengkapan rumah tangga 3,09%, kesehatan dan pendidikan 2,99%, restoran dan hotel 2,82%, serta lainnya sebesar 2,84%.

Indikasi berikutnya yang menunjukkan konsumsi rumah tangga menguat, yaitu jumlah penumpang angkutan udara naik 18,23%. Ini juga menguat jika dibandingkan dengan kuartal IV-2020 yang terkontraksi 64,38%.

Jadi, seluruh angka itu mengonfirmasikan bahwa konsumsi rumah tangga merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi. Kontribusi totalnya mencapai 52,91% terhadap produk domestik bruto. Diikuti pembentukan modal tetap bruto, ekspor, dan lainnya.

Namun, itu kondisi akhir tahun lalu. Sekarang, seperti iklim yang tak menentu, situasinya berubah amat cepat. Optimisme itu memang masih ada, tapi mulai meredup. Ia tergerus oleh kenyataan geopolitik dunia yang berubah. Pula, oleh sejumlah kebijakan stabilitas harga pokok yang tak kunjung membuat harga stabil.

Serangan Rusia ke Ukraina telah membuat harga minyak dan gas meroket. Harga minyak mentah dunia sudah naik dua kali lipat untuk pengiriman April hingga Juni. Akibatnya, harga bahan bakar minyak nonsubsidi pun tersundul naik hingga 40%. Harga BBM bersubsidi tetap, tetapi imbasnya kantong negara bisa jebol hingga Rp150 triliun.

Itu terjadi karena tiap kenaikan harga minyak US$1 per barel membuat subsidi membengkak Rp3,1 triliun. APBN juga masih harus menambal subsidi untuk elpiji ukuran 3 kilogram yang juga naik karena imbas kenaikan harga minyak dunia. Jumlah yang harus ditambal bisa mencapai lebih dari Rp60 triliun. Itu terjadi karena tiap kenaikan harga minyak US$1 per barel membuat subsidi elpiji membengkak Rp1,4 triliun.

Sejauh ini, pemerintah belum akan menaikkan harga BBM dan elpiji bersubsidi. Namun, kode keras bahwa kedua jenis energi bersubsidi itu bakal dinaikkan secara bertahap sudah mulai muncul. APBN pasti akan kesulitan untuk terus menambal subsidi energi yang kian membengkak.

Itu belum lagi masih harus ditambah subsidi minyak goreng untuk masyarakat yang harganya tidak kunjung mau turun. Ada anggaran lebih dari Rp6 triliun untuk bantuan langsung tunai bagi rakyat yang terkena dampak harga minyak goreng yang tak kunjung turun itu.

April mop kian terasa bagi masyarakat karena pada saat yang bersamaan, pemerintah mulai memberlakukan penaikan tarif pajak pertambahan nilai dari 10% menjadi 11% mulai 1 April. Jelas, konsumen lah yang mesti menanggung beban penaikan itu.

Memang, ada teori yang meneguhkan bahwa justru saat daya beli masyarakat naik itulah waktu yang tepat untuk 'menyesuaikan' harga-harga. Namun, momentum naiknya daya beli masyarakat itu baru sebentar. Baru icip-icip. Kini, yang lagi ngetren justru daya beli yang terpukul bertubi-tubi.

Ibarat baru bangun dari pukulan KO terkena upper cut, belum juga menata kaki, rakyat sudah dihujani jab-jab yang membuat tubuh terhuyung kembali. Tugas pemerintah kini membuat tubuh rakyat tidak jatuh oleh pukulan telak bertubi-tubi itu.

Instruksi Presiden Joko Widodo agar jajarannya berlekas-lekas mengendalikan harga dan terus berupaya untuk menjaga daya beli masyarakat, momentum ekonomi, dan kesehatan APBN kiranya bukan sekadar basa-basi. Kalau dipatuhi dan efektif, perintah Presiden itu bisa menjadi benteng penjaga bagi tubuh yang terhuyung agar tidak jatuh lagi. Kalau tidak patuh lalu tidak efektif, ya sebaiknya kita tidur lagi, agar bisa bermimpi ekonomi tumbuh tinggi.



Berita Lainnya
  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.