Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Kekhawatiran yang Melegakan

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
25/2/2022 05:00
Kekhawatiran yang Melegakan
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PERASAAN cemas, khawatir, kerap menimbulkan pikiran negatif. Ia dapat memicu stres hingga depresi, bisa pula memengaruhi metabolisme tubuh. Masuk akal jika di tengah pandemi ini kita disarankan untuk mengelola emosi agar tidak cemas, agar tidak stres. Muaranya, agar imun terjaga.

Perasaan cemas, khawatir yang berlebihan sebaiknya dihindari. Itu kata para ahli. Akan tetapi, bukan berarti perasaan tersebut harus disingkirkan sebab, rasa cemas, khawatir, juga bermaanfaat. Ia punya daya guna untuk membangun diri, untuk melindungi diri.

Sejumlah ilmuwan menyimpulkan kecemasan belum tentu berujung pada sesuatu yang buruk. Justru sebaliknya, rasa cemas yang baik mendorong seseorang untuk memiliki semangat lebih terhadap kehidupan.

Sisi positif rasa cemas dipaparkan di situs Verywell Mind. Salah satunya, kekhawatiran yang timbul bisa menjadi 'peringatan dini' bagi diri untuk menghadapi perubahan penting yang tidak pernah disadari.

Karena itu, jangan pernah bermusuhan dengan rasa cemas. Jangan haramkan ia dalam diri Anda. Yang utama, bagaimana mengelolanya secara benar agar berguna.

Pada konteks itu pula kiranya hasil survei terkini yang dilakukan Indikator Politik Indonesia menjadi kabar baik di tengah situasi yang masih buruk akibat covid-19. Survei menunjukkan mayoritas masyarakat Indonesia khawatir tertular varian omikron.

Sigi dilakukan secara online pada 15 Januari hingga 17 Februari 2022.

Survei menyasar target populasi warga negara Indonesia berusia 17 tahun atau sudah menikah dan memiliki akses internet lewat smartphone. Sebanyak 626 responden mengisi kuesioner secara onlineMargin of error sekitar 4% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hasilnya, 25,8% responden mengatakan sangat khawatir tertular omikron. Lalu, 41% cukup khawatir, 28,5% biasa saja, dan 2,2% tidak khawatir. Artinya, ada sekitar 66,8% yang mengkhawatirkan terpapar varian anyar covid-19 itu.

Berdasarkan gender, survei memperlihatkan yang cukup atau sangat khawatir tertular ialah perempuan, yakni mencapai 72%. Berdasarkan etnis, mayoritas yang takut tertular omikron ialah Minang sebesar 88,2%. Kemudian diikuti etnis Melayu 83,7%, Sunda 72%, dan Jawa 67%. Mayoritas masyarakat juga setuju untuk diberikan vaksin booster. Jumlahnya 50,7%. Adapun yang sangat setuju 10,8%.

Covid-19 sudah dua tahun menginvasi planet bumi, termasuk Indonesia tentu saja. Virusnya terus bermutasi kendati ada kabar baik bahwa ia diperkirakan semakin melemah. Omikron, misalnya, meski dari sisi penularan jauh lebih cepat ketimbang pendahulunya, delta, tingkat keparahan lebih ringan. Pun dengan tingkat fatalitasnya.

Namun, bukan berarti omikron tak perlu dikhawatirkan lagi. Boleh-boleh saja sejumlah negara telah berdamai dengan covid-19. Sebut saja Inggris, Denmark, Swedia, Prancis, dan Italia. Swedia bahkan mendeklarasikan bahwa pandemi covid-19 sudah berakhir.

Mereka memangkas atau mencabut pembatasan, juga melonggarkan atau meniadakan protokol kesehatan. Padahal, kasus positif masih tinggi. Rumah sakit juga masih dibikin repot. Mereka begitu percaya diri karena cakupan vaksinasi sudah sangat tinggi.

Sementara itu, kita? Data Kementerian Kesehatan menunjukkan untuk vaksinasi pertama memang kian mendekati target sasaran 208.265.720 orang. Menurut data per 23 Februari 2022, mereka yang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama 190.228.123 atau 91,34%. Namun, dosis kedua masih terbilang rendah, yakni 142.270.154 penduduk atau 68,31% dari target. Apalagi vaksin ketiga alias booster yang baru 9.166.808 orang atau 4,40%.

Atas realitas tersebut, hasil survei terbaru bahwa mayoritas masyarakat khawatir tertular omikron tak perlu dikhawatirkan. Ia justru bagus. Kendati enggak sampai 70%, ia cukup melegakan.

Dengan kekhawatiran, orang akan termotivasi menghindari penyebab paparan. Yang belum vaksin segera divaksin, yang selama ini mengabaikan prokes, segera mematuhi. Lebih baik khawatir ketimbang sok berani, sok yakin.

Bangsa ini punya pengalaman pahit akibat kekonyolan sejumlah pejabat dalam menyikapi covid-19. Di awal-awal serangan dulu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto berseloroh virus korona tak bisa masuk karena perizinan di Indonesia berbelit-belit. Menhub Budi Karya Sumadi berkelakar covid-19 tak ditemukan di Indonesia karena masyarakatnya punya kekebalan yang didapat dari kegemaran memakan nasi kucing.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah pun menyebut susu kuda liar dipercaya sebagai penangkal virus korona. Anak buah Presiden Jokowi yang lain, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, tak mau ketinggalan. Dia memperkirakan korona tak kuat dengan cuaca Indonesia.

Mereka bercanda, tetapi tak lucu. Candaan itu lebih mendekati sikap menganggap enteng kalau bukan kesombongan. Dus, ketika serangan terjadi, kita kelabakan. Negara kewalahan, korban berjatuhan.

Korona masih ada di sekitar kita, itu fakta. Kapan ia akan menyudahi petakanya belum bisa dipastikan. Karenanya, sebelum pandemi benar-benar pergi, lebih baik kita merawat kekhawatiran. Dengan begitu, motivasi untuk mencegah dan melindungi diri tetap tinggi.

Tentu kekhawatiran tak boleh over, tak boleh paranoid. Takarannya harus pas. Seperti profesor psikologi Universitas California, Kate Sweeny, bilang; "Khawatir dengan tingkat yang tepat dan tidak berlebihan akan jauh lebih baik ketimbang tidak mengkhawatirkan apa-apa sama sekali.”



Berita Lainnya
  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.