Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Satu Mulut Saja

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
15/2/2022 05:00
Satu Mulut Saja
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SELAMA 14 tahun terakhir kekuasaannya, Orde Baru tak bisa dilepaskan dari sosok Harmoko. Sebagai Menteri Penerangan di Kabinet Pembangunan IV pada 1983 hingga Kabinet Pembangunan VI pada 1997, dia adalah juru bicara pemerintah yang andal.

Saban hari, nyaris selalu ada wajah Harmoko di TVRI, satu-satunya stasiun televisi saat itu. Setiap ada kebijakan pemerintahan Pak Harto yang penting, dia selalu muncul menyampaikannya. Dengan gaya komunikasi yang runut plus kalimat khas 'menurut petunjuk bapak presiden', Harmoko men-delivery keputusan-keputusan pemerintah dengan jelas.

Di RRI, suara Harmoko juga sangat akrab di telinga rakyat. Dia selalu mengumumkan harga kebutuhan pokok. Beragam sayur-mayur mulai dari cabai keriting, tomat, kol, kentang, hingga wortel dia sebutkan satu per satu. Rakyat pun punya patokan untuk berbelanja.

Saya tidak hendak mengatakan bahwa Orde Baru bagus. Saya hanya ingin menggambarkan, komunikasi publik pemerintah waktu itu memang efektif sebagai penyampai pesan.

Lepas dari sisi buruk bahwa suara pemerintah saat itu mesti dianggap sebagai satu-satunya kebenaran, cara berkomunikasi Orde Baru layak menjadi referensi. Saat merumuskan, kepala boleh dua, tiga, empat, atau lebih. Tetapi setelah menjadi sikap, sesudah menjadi kebijakan, mulut yang menyampaikan tidak boleh lebih dari satu.

Satu mulut satu suara. Mulut banyak akan keluar banyak suara pula yang sangat mungkin tak sama. Bahkan bisa bertolak belakang. Kontradiksi.

Itulah yang terjadi kini. Contoh teranyar dalam penyikapan terhadap insiden di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. Insiden pecah karena warga berkukuh menolak penambangan batu andesit di desa mereka. Puluhan orang ditangkap polisi, kemudian dilepaskan.

Insiden itu mendapat sorotan. Pemerintah pun menyorotinya, tetapi berlainan antara satu dan yang lain di antara mereka. Menko Polhukam Mahfud MD, misalnya, menegaskan tidak ada situasi mencekam di Wadas.

"Semua informasi dan pemberitaan yang menggambarkan seakan-akan terjadi suasana mencekam di Desa Wadas, itu sama sekali tidak terjadi sebagaimana yang digambarkan, terutama di media sosial," ujar Mahfud dalam konferensi pers pada 9 Februari atau sehari setelah kejadian.

Mahfud juga menekankan tidak ada kekerasan dari aparat terhadap warga. Polisi, kata dia, telah bertindak sesuai prosedur saat mengamankan petugas Badan Pertanahan Nasional melakukan pengukuran lahan. Dia memastikan Wadas dalam keadaan tenang dan damai. "Yang tidak percaya boleh ke sana, siapa saja, itu terbuka tempat itu.''

Di hari yang sama, Deputi V Kepala Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani juga menyampaikan sikap. Namun, esensinya berbeda. Menurutnya, pengamanan yang dilakukan aparat kepolisian sangat berlebihan. Menurutnya lagi, perlu ada evaluasi atas tindakan polisi.

Jaleswari menandaskan, Presiden Jokowi ingin penyelesaian setiap persoalan mengedepankan dialog. Jangan ada tekanan oleh siapa pun, termasuk aparat, kepada siapa pun.

Begitulah, Mahfud bilang polisi telah bertindak benar, tapi KSP berkata ada yang keliru. Siapa yang salah? Yang pasti tak mungkin dua-duanya benar.

Belakangan, sikap Mahfud diiyakan oleh polisi bahwa tidak ada kekerasan di Wadas. Di lain sisi, sikap Jaleswari dikuatkan oleh Komnas HAM bahwa ada kekerasan terhadap warga. Bingung jadinya.

Bukan kali ini saja pemerintah tak seirama. Suara mereka terkait dengan situasi pandemi covid-19 lebih centang perenang lagi. Suatu saat menteri A mengatakan B, menteri B mengatakan A. Suatu waktu, menteri C mengumumkan kebijakan, tak lama kemudian menteri D mementahkannya.

Pada medio tahun lalu, umpamanya, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut kebijakan PPKM darurat Jawa-Bali diperpanjang hingga akhir Juli 2021. Namun, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menyatakan perpanjangan PPKM darurat belum diputuskan. Bingung, kan?

Komunikasi zig-zag. Itulah istilah yang kemudian dilekatkan pengamat untuk pemerintah. Komunikasi model ini diembuskan oleh banyak sumber dengan banyak pesan. Ia tidak beraturan.

Komunikasi zig-zag jamak terjadi di kehidupan sosial dan politik. Tapi, lain perkara jika ia datang dari satu entitas bernama pemerintah. Komunikasi model ini hanya membuka borok akan buruknya koordinasi. Komunikasi model ini sudah pasti tidak akan efektif, tak akan tepat sasaran. Yang ada justru kebingungan. Presiden bisa bingung, rakyat apalagi.

Seperti Harmoko dulu, kiranya cukup satu mulut yang betul-betul cakap untuk menjelaskan sikap dan kebijakan penting pemerintah kepada rakyatnya. Jangan lagi banyak yang berbicara, apalagi bicaranya berbeda-beda. Saatnya menyudahi disonansi.



Berita Lainnya
  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.