Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Sabar Dulu Subur Kemudian

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
02/2/2022 05:00
Sabar Dulu Subur Kemudian
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PEKAN-PEKAN ini, kiranya kita perlu memegang erat pesan Mahatma Gandhi tentang kesabaran. Kata Gandhi, 'jika kesabaran lebih bernilai dari apa pun, pertahankan itu sampai akhir. Dan, keyakinan untuk hidup akan membuat kita bertahan di tengah terpaan badai terbesar sekalipun'.

Kesabaran berlipat amat dibutuhkan saat kita menghadapi mengganasnya kembali covid-19. Dalam sebulan terakhir, angka penularan harian kasus korona terus mendaki. Bila di rentang Oktober hingga Desember 2021 kasus harian sudah berhasil ditekan dan berada di 200-an orang, dalam sepekan terakhir naik tajam. Lonjakannya 50 hingga 60 kali lipat. Angkanya double digit, di rentang 10 ribu hingga lebih dari 16 ribu kasus dalam sehari.

Tidak mengherankan bila ada yang menyebut kita sudah masuk gelombang ketiga serangan korona. Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menganggap gelombang ketiga lonjakan kasus covid-19 sudah terjadi saat dilihat dari tingkat penularan atau positivity rate serta keterisian rumah sakit yang kian meninggi. Positivity rate harian untuk pemeriksaan PCR dan TCM mencapai 23,93%.

Tingkat keterisian rumah sakit (bed occupancy rate/BOR) juga sudah melonjak di mana-mana. Ada rumah sakit rujukan yang tadinya tinggal merawat kurang dari 10 pasien covid-19 di akhir tahun, kini naik lagi menjadi merawat lebih dari 150 pasien.

Saya juga mulai sering lagi menerima pesan ada para sejawat yang positif covid-19. Pesan berisi kabar duka setelah beberapa hari terpapar korona juga mulai mampir lagi. Padahal, sejak akhir September tahun lalu, pesan seperti itu sudah sangat jarang menghampiri grup-grup pertukaran pesan yang saya ikuti.

Maka, dibutuhkan kesabaran ekstra. Bolehlah disebut kesabaran revolusioner karena ternyata gelombang baru pandemi covid-19 ini masih berlanjut. Negeri ini yang tadinya sudah berancang-ancang untuk cepat-cepat ngegas demi pulihnya ekonomi, perlu kembali menginjak rem. Sehat dulu, baru kerja sebab kesehatan pangkal kekuatan.

Indikator ekonomi yang kian menghijau di beberapa sektor sepertinya bukan tanda-tanda bahwa kita harus terus melaju. Kita butuh kesabaran sedikit lagi karena keberhasilan pengendalian kasus covid-19 ialah kunci pemulihan ekonomi. Hubungan keduanya conditio sine qua non, yang satu syarat mutlak bagi yang lain.

Kita tuntaskan dulu masalah covid-19 setuntas-tuntasnya. Pada saat bersamaan, keran geliat ekonomi dibuka pelan-pelan saja. Itu bentuk kesabaran ekstra. Cara menjalankannya juga simpel. Masih memakai rumus yang lama. Bagi masyarakat, konsisten disiplin menjalani protokol kesehatan. Bagi pemerintah, di level mana pun juga disiplin dalam melakukan pelacakan, pengetesan, serta penanganan kasus positif.

Sejauh ini, sebagian publik mulai kelewat longgar dalam menerapkan protokol kesehatan, terutama dalam hal menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Orang bergerombol dengan santai plus kerap membuka masker dalam durasi yang lama saat mengobrol. Malah, ada sebagian yang bilang kita sudah merdeka dari virus korona.

Sementara itu, di jajaran pelaksana pemerintahan, penerapan strategi dan upaya pelacakan kontak erat serta penelusuran kasus, sejauh ini juga belum maksimal. Jumlah tes di tiap provinsi masih timpang. Tes paling banyak dilakukan di DKI Jakarta. Padahal, transmisi penularan covid-19 sudah terjadi di banyak daerah. Kita berjalan seperti biasa saja, tanpa sadar bahwa yang terinfeksi sudah ada di mana-mana.

Respons cepat dari Presiden Jokowi yang meminta agar pembelajaran tatap muka di Jakarta dan sekitarnya dihentikan dulu, patut segera ditindaklanjuti. Jangan ngeyel, jangan mbagel alias keras kepala. Langkah-langkah cepat dan berubah-ubah seperti itu bukan flip-flop, bukan cerminan inkonsistensi. Itu respons bergegas atas keadaan mutakhir. Itu kewaspadaan, bukan kepanikan.

Langkah cepat dan terukur seperti itu terbukti bisa mengatasi keadaan sebelum segalanya menjadi lebih buruk. Pemutusan rantai penularan harus dilakukan cepat dan efisien agar sejarah pedih badai korona varian delta tahun lalu tidak terulang. Kalau reaksinya cepat, efisien, bergerak bersama di satu haluan, negeri ini akan lekas sembuh dan bergerak kembali.

Itu semua bukti kita punya kesabaran ekstra. Jika di awal tulisan saya 'mengimpor' kalimat bijak dari Gandhi, di penutup ini saya meminjam petuah dari anak negeri, setidaknya nasihat para bijak bestari di Jawa kuno. Nasihat itu ialah sapa sing sabar bakale subur, siapa kuat bersabar bakal mendapat kesuburan, meraih kemenangan yang gilang-gemilang.



Berita Lainnya
  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.