Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Haruna dan Masalahnya

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
22/1/2022 05:00
Haruna dan Masalahnya
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

HASIL dan proses mestinya tidak perlu dipertentangkan. Keduanya merupakan bagian dari dua sisi mata uang. Tapi, di mata Haruna Soemitro, Komite Eksekutif (Exco) PSSI, hasil dan proses itu berbeda arah. Malah, seperti tidak berhubungan sama sekali.

Tengoklah pernyataannya dalam bincang-bincang di sebuah podcast, pekan lalu. Haruna mengomentari pelatih timnas sepak bola kita Shin Tae-yong yang kerap melontarkan percayai proses. Bagi Haruna, hasil lebih penting ketimbang proses. Kalau sekadar mengantarkan timnas sebagai runner-up Piala AFF, sudah ada 5 pelatih sebelumnya yang berhasil mencapai titik itu. Tidak perlu mendatangkan STY (singkatan nama Shin Tae-yong).

Yang diinginkan pencinta sepak bola, tandas Haruna, ialah Indonesia juara Piala AFF. Bukan sekadar masuk final. "Proses itu tidak ada gunanya bila tidak juara. Yang penting hasil. Hasil itu, ya memberikan predikat juara," kata Haruna.

Ia juga menyampaikan itu secara langsung kepada STY dalam forum evaluasi di PSSI. Pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu pun tersinggung. Tapi, ia tidak ngambek. STY tetap tancap gas menyiapkan tim yang akan berlaga di sejumlah event. Tapi, para pencinta sepak bola ketakutan kalau-kalau STY ngambek, lalu memutuskan untuk mengundurkan diri.

Maka, jadilah jagat maya riuh rendah dengan tagar #HarunaOut, #STYStay. Ada juga tagar #SaveSTY, #HarunaOut. Instagram PSSI juga dibanjiri tagar tersebut. Informasi apa pun yang diunggah federasi di IG ditanggapi pengikutnya dengan tagar tersebut. Komentar pencinta sepak bola pun macam-macam. Misalnya, ada yang menuliskan, 'Makan mie instan saja butuh proses, harus diseduh dulu. Lha ini sepak bola, lebih-lebih lagi'.

Bahkan, protes itu terjadi di dunia nyata, bukan hanya di jagat maya. Di sejumlah sudut di Jabodetabek, misalnya, ramai terpampang foto STY dan Haruna, lengkap dengan hastag yang menjadi trending nomor wahid di Twitter awal pekan ini tersebut. Di bawah foto Shin ada kalimat ‘#STYStay’. Di bawah gambar Haruna ada tulisan ‘#HarunaOut’.

Malah sudah ada pula yang memanfaatkan kehebohan tersebut sebagai peluang bisnis. Saya mendapatkan tawaran kaus bergambar coach STY dengan tulisan ‘Save STY’ di dalamnya. Lengkap dengan pilihan warna dan pilihan kata-kata.

Salahkah Haruna? Benarkah STY? Saya tidak hendak menjadi pengadil. Saya hanya ingin meletakkan urusan 'proses' dan 'hasil' yang diperdebatkan tersebut dalam proporsi masing-masing. Apa yang dikatakan Haruna memang fakta. Haruna juga sah menyampaikan evaluasi tersebut karena ia Exco PSSI.

Masalahnya, apakah pernyataan itu pas? Tidakkah berlebihan menganggap proses yang dilalui STY tidak ada gunanya bila hasilnya 'hanya' runner-up? Apakah kian munculnya talenta-talenta nan menjanjikan di skuad timnas senior bukan merupakan hasil yang patut diakui dari sebuah keyakinan akan proses? Bukankah PSSI mengontrak STY untuk proyek jangka panjang?

Daftar pertanyaan tersebut masih panjang. Tapi, untuk melihat apakah sudah ada 'keadilan' penilaian, cukuplah pertanyaan tersebut sebagai wakilnya. PSSI, termasuk di dalamnya para Exco, sadar betul dengan menyodorkan kontrak hingga 2023, berarti memberikan kepercayaan kepada Shin Tae-yong untuk membuat proses yang benar. Dengan berproses secara benar, diharapkan hasilnya pun benar, sesuai yang ditargetkan.

Tidak adil 'menghukumi' dengan kalimat 'proses tidak ada gunanya bila hasilnya tidak juara' pada saat ini, ketika memang target kepada STY masih dalam tahapan 'menerapkan proses yang benar'. Apalagi, dalam turnamen Piala AFF 2020 tersebut, PSSI hanya menargetkan timnas masuk semifinal. Ketika akhirnya masuk final, meskipun gagal juara, tetap melampaui target faktual yang dibebankan. STY baru dibebani target tinggi membawa timnas juara Piala AFF 2022 dan timnas U-20 masuk fase gugur Piala Dunia U-20 tahun depan.

Timnas di ajang Piala AFF 2020 juga tampil ekspresif, penuh gereget, dengan stamina oke dan mental yang lebih matang ketimbang usia rata-rata mereka yang baru 23,8 tahun. Itu artinya, pembenahan proses timnas oleh STY mulai menampakkan hasil. Wajar bila jutaan pencinta sepak bola Tanah Air mengapresiasi proses yang dibuat STY dalam bentuk memintanya untuk melanjutkan proses tersebut ke tahap yang lebih tinggi. Publik melihat ada perkembangan pesat di balik kekalahan timnas di final AFF Cup 2020. Mereka menilai STY tidak sedang ngeles. Dalam benak mereka, STY bukan pecundang yang patut dipadankan dengan idiom losers make excuses, winners make progress. Pecundang membuat beragam alasan, pemenang menyodorkan perkembangan.

Orang Jepang bilang, ookii me de miru, lihatlah dengan mata yang besar. Artinya, lihatlah dengan lapang dada. Jangan hanya melihat di dua titik, dia berhasil atau tidak. Lihatlah kemajuan yang dia buat dalam setiap proses. Hargai setiap kemajuan itu untuk memberi dia semangat. Itu logika yang berkembang sehingga mengapa tagar #STYStay dan #HarunaOut mengharu biru dalam sepekan ini. Jadi, masih tidak percaya proses, Pak Haruna?



Berita Lainnya
  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.