Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Percaya Media Arus Utama

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
19/1/2022 05:00
Percaya Media Arus Utama
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

MASIH layakkah kita memercayai media arus utama di tengah kendali informasi di tangan media sosial? Secara subjektif, saya menjawab harus percaya. Bukan sekadar 'masih'. Harus itu aktif. Mencerminkan ikhtiar. Membuka ruang kesadaran.

Saya menjawab seperti itu karena dua hal. Pertama, karena saya memang bergelut di media arus utama dan karenanya perlu membela diri. Sikap apologetika tersebut saya ambil karena ada kerisauan akan masa depan media arus utama yang kian digerogoti media sosial dalam sebuah ladang 'pertempuran' yang tidak adil dan berimbang.

Tidak berimbang karena media arus utama harus berdarah-berdarah dengan biaya tidak murah, dengan jalan serbatidak mudah untuk menampilkan informasi investigatif, misalnya. Di sisi lain, dengan mudah dan murahnya media sosial memublikasikan hasil laporan media arus utama tersebut di berbagai kanal tanpa kompensasi memadai. Tidak ada hak publikasi (publisher rights) yang adil terhadap media arus utama.

Hanya segelintir negara yang sudah mengatur soal publisher rights ini. Australia salah satunya. 'Negeri Kanguru' itu tidak mau membiarkan yang kuat menggilas yang mulai lemah dalam sebuah pertandingan yang tidak sepadan. Australia tidak mau ada yang punah karena 'dimusnahkan' secara tidak adil.

Alasan kedua mengapa kita harus percaya media arus utama: karena di tengah 'tsunami' informasi, media arus utama punya alur pertanggungjawaban yang jelas. Ada gatekeeper (penjaga gerbang) berlapis yang membuat informasi di media arus utama relatif terjaga dari kesalahan atau kesesatan informasi.

Kalaupun ada bias pandang, kesalahan data, atau kesalahan kutip, ada mekanisme pertanggungjawaban yang jelas. Tentu kaidah tersebut tidak dimiliki media sosial. Secara normatif, media sosial memang tidak menuntut akuntabilitas yang ketat dan tinggi. Longgarnya media sosial tersebut menjadi musabab banyaknya misinformasi, disinformasi, bahkan malainformasi.

Tidak mengherankan bila dalam tiga tahun terakhir, mulai ada arus balik kepercayaan publik terhadap media arus utama. Tingkat kepercayaan pada media arus utama di Indonesia juga terus meningkat dan berada di posisi tertinggi di dunia.

Survei Edelman Trust Barometer 2021 yang diluncurkan pada 13 Januari 2021 menunjukkan tingkat kepercayaan pada media arus utama di Indonesia meningkat tiga poin dari 69 pada tahun sebelumnya menjadi 72 poin. Angka itu merupakan yang tertinggi di dunia setelah Tiongkok (70), India (60), Singapura (62), dan Malaysia (62). Secara global, tingkat kepercayaan pada media meningkat dua poin dari 49 menjadi 51.

Gambaran tidak jauh berbeda juga ditunjukkan hasil survei Dewan Pers tentang kepercayaan publik terhadap media arus utama dalam menyajikan informasi terkait pandemi covid-19. Survei yang melibatkan 1.020 responden di 34 provinsi itu menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap informasi covid-19 yang disajikan media arus utama ada di rentang 70% hingga 86%.

Gambaran tersebut berbeda jika dibandingkan dengan empat hingga enam tahun lampau saat media sosial sangat mendominasi terpaan informasi. Puncaknya terjadi pada 2015 saat angka kepercayaan publik terhadap media arus utama mencapai titik terendah. Survei Edelman Trust Barometer Report merekam pada tahun itu tingkat kepercayaan publik terhadap media hanya 51%. Padahal, pada 2010 masih sangat tinggi, yakni 86%.

Kiranya kepercayaan publik yang mulai pulih ini patut disyukuri. Juga, dijaga. Harapan besar publik kepada nilai keakuratan dan kepercayaan ini mesti dibayar lunas dengan sajian informasi yang lebih lengkap dan mendalam. Mesti ada klarifikasi, konfirmasi, dan disiplin verifikasi yang menjadi harga mati bagi media arus utama. Jurnalisme data yang presisi untuk kepentingan universal mesti diutamakan. Ini akan jadi pembeda pada data di media sosial yang cenderung untuk kepentingan kelompok. Di media arus utama, data mesti menjadi sumber referensi baru.

Jika media arus utama taat asas, ditambah adanya aturan yang adil, usia hanyalah angka. Zaman hanyalah penanda perubahan. Namun, napas dan takdir sejarah media arus utama akan hidup seterusnya. Tidak berubah jadi arus pinggiran.

Jadi, dari 'mimbar' Podium ini, saya ingin menyeru, percayai media arus utama. Termasuk, percaya pada Media Imdonesia, yang hari ini berulang tahun ke-52. Panjang umur Media Indonesia, panjang umur media arus utama, panjang umur hal-hal baik.



Berita Lainnya
  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.