Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Percaya Media Arus Utama

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
19/1/2022 05:00
Percaya Media Arus Utama
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

MASIH layakkah kita memercayai media arus utama di tengah kendali informasi di tangan media sosial? Secara subjektif, saya menjawab harus percaya. Bukan sekadar 'masih'. Harus itu aktif. Mencerminkan ikhtiar. Membuka ruang kesadaran.

Saya menjawab seperti itu karena dua hal. Pertama, karena saya memang bergelut di media arus utama dan karenanya perlu membela diri. Sikap apologetika tersebut saya ambil karena ada kerisauan akan masa depan media arus utama yang kian digerogoti media sosial dalam sebuah ladang 'pertempuran' yang tidak adil dan berimbang.

Tidak berimbang karena media arus utama harus berdarah-berdarah dengan biaya tidak murah, dengan jalan serbatidak mudah untuk menampilkan informasi investigatif, misalnya. Di sisi lain, dengan mudah dan murahnya media sosial memublikasikan hasil laporan media arus utama tersebut di berbagai kanal tanpa kompensasi memadai. Tidak ada hak publikasi (publisher rights) yang adil terhadap media arus utama.

Hanya segelintir negara yang sudah mengatur soal publisher rights ini. Australia salah satunya. 'Negeri Kanguru' itu tidak mau membiarkan yang kuat menggilas yang mulai lemah dalam sebuah pertandingan yang tidak sepadan. Australia tidak mau ada yang punah karena 'dimusnahkan' secara tidak adil.

Alasan kedua mengapa kita harus percaya media arus utama: karena di tengah 'tsunami' informasi, media arus utama punya alur pertanggungjawaban yang jelas. Ada gatekeeper (penjaga gerbang) berlapis yang membuat informasi di media arus utama relatif terjaga dari kesalahan atau kesesatan informasi.

Kalaupun ada bias pandang, kesalahan data, atau kesalahan kutip, ada mekanisme pertanggungjawaban yang jelas. Tentu kaidah tersebut tidak dimiliki media sosial. Secara normatif, media sosial memang tidak menuntut akuntabilitas yang ketat dan tinggi. Longgarnya media sosial tersebut menjadi musabab banyaknya misinformasi, disinformasi, bahkan malainformasi.

Tidak mengherankan bila dalam tiga tahun terakhir, mulai ada arus balik kepercayaan publik terhadap media arus utama. Tingkat kepercayaan pada media arus utama di Indonesia juga terus meningkat dan berada di posisi tertinggi di dunia.

Survei Edelman Trust Barometer 2021 yang diluncurkan pada 13 Januari 2021 menunjukkan tingkat kepercayaan pada media arus utama di Indonesia meningkat tiga poin dari 69 pada tahun sebelumnya menjadi 72 poin. Angka itu merupakan yang tertinggi di dunia setelah Tiongkok (70), India (60), Singapura (62), dan Malaysia (62). Secara global, tingkat kepercayaan pada media meningkat dua poin dari 49 menjadi 51.

Gambaran tidak jauh berbeda juga ditunjukkan hasil survei Dewan Pers tentang kepercayaan publik terhadap media arus utama dalam menyajikan informasi terkait pandemi covid-19. Survei yang melibatkan 1.020 responden di 34 provinsi itu menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap informasi covid-19 yang disajikan media arus utama ada di rentang 70% hingga 86%.

Gambaran tersebut berbeda jika dibandingkan dengan empat hingga enam tahun lampau saat media sosial sangat mendominasi terpaan informasi. Puncaknya terjadi pada 2015 saat angka kepercayaan publik terhadap media arus utama mencapai titik terendah. Survei Edelman Trust Barometer Report merekam pada tahun itu tingkat kepercayaan publik terhadap media hanya 51%. Padahal, pada 2010 masih sangat tinggi, yakni 86%.

Kiranya kepercayaan publik yang mulai pulih ini patut disyukuri. Juga, dijaga. Harapan besar publik kepada nilai keakuratan dan kepercayaan ini mesti dibayar lunas dengan sajian informasi yang lebih lengkap dan mendalam. Mesti ada klarifikasi, konfirmasi, dan disiplin verifikasi yang menjadi harga mati bagi media arus utama. Jurnalisme data yang presisi untuk kepentingan universal mesti diutamakan. Ini akan jadi pembeda pada data di media sosial yang cenderung untuk kepentingan kelompok. Di media arus utama, data mesti menjadi sumber referensi baru.

Jika media arus utama taat asas, ditambah adanya aturan yang adil, usia hanyalah angka. Zaman hanyalah penanda perubahan. Namun, napas dan takdir sejarah media arus utama akan hidup seterusnya. Tidak berubah jadi arus pinggiran.

Jadi, dari 'mimbar' Podium ini, saya ingin menyeru, percayai media arus utama. Termasuk, percaya pada Media Imdonesia, yang hari ini berulang tahun ke-52. Panjang umur Media Indonesia, panjang umur media arus utama, panjang umur hal-hal baik.



Berita Lainnya
  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.