Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Narasi Besar Pelemahan KPK

Usman Kansong
11/5/2021 05:00
Narasi Besar Pelemahan KPK
Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ANAK sekolahan atau anak kuliahan sering kali menyalahkan penguji atau soal ujian bila tak bisa menjawab soal ujian tersebut, kalau tak lulus ujian tersebut. Ini serupa tak pandai menari lantas lantai dipersalahkan.

Itulah yang terjadi dengan para pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi yang tak lulus tes wawasan kebangsaan untuk keperluan alih status sebagai aparatur sipil negara. Mereka menyalahkan soal ujian. Mereka mengatakan soal atau pertanyaan ujian janggal. Mereka menyalahkan penguji, yakni Badan Kepegawaian Negara, KPK, termasuk negara.

Mereka yang tidak lulus mengklaim diri sebagai orang hebat dan berintegritas, yang wawasan kebangsaannya tak perlu diragukan. Mereka menuding tes wawasan kebangsaan sekadar upaya menyingkirkan mereka.

Kalau hebat, kok, tak lulus? Ketidaklulusan mereka membuktikan klaim mereka hebat dan berintegritas cuma sepihak. Ibarat iklan detergen yang mencuci sendiri, mereka memuji diri sendiri.

Mereka disokong tim sorak lantas membangun narasi tes wawasan kebangsaan upaya melemahkan KPK. Padahal, tes wawasan kebangsaan jamak dilakukan untuk mereka yang akan menjadi ASN atau bekerja di lingkungan pemerintahan.

Mereka dan tim hore juga mengatakan pengalihan status pegawai KPK menjadi ASN sebagai upaya melemahkan KPK. Bila berstatus ASN, mereka tidak independen lagi. Padahal, pengalihan status pegawai KPK menjadi ASN merupakan pelaksanaan sejumlah undang-undang tentang KPK berikut peraturan pemerintah serta peraturan KPK.

Narasi pelemahan KPK dibangun sejak revisi Undang-Undang KPK digulirkan dan kemudian disahkan. Narasi itu sukses memantik unjuk rasa besar-besaran di sejumlah kota di Indonesia.

Sejumlah tokoh mendesak Presiden menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang. Namun, Presiden tidak memenuhi desakan tersebut. Presiden menolak menerbitkan perppu.

Narasi pelemahan KPK juga dialamatkan kepada fakta adanya penyidik KPK periode sekarang yang menerima suap. Padahal, di periode kepemimpinan sebelumnya ada penyidik yang juga menerima suap.

Lalu narasi pelemahan KPK ditujukan kepada fakta pimpinan KPK bertemu dengan pimpinan partai politik. Padahal, di kepemimpinan KPK sebelumnya juga ada pimpinan KPK yang bertemu dengan pimpinan parpol.

Bila itu semua dipandang kelemahan atau pelemahan, kelemahan atau pelemahan itu sudah terjadi sejak dulu, bukan baru terjadi setelah diundangkannya Undang-Undang KPK hasil revisi.

Sejumlah orang kemudian menggugat Undang-Undang KPK ke Mahkamah Konstitusi. MK menolak permohonan uji formil Undang-Undang KPK yang diajukan eks pimpinan KPK. MK memutuskan pengesahan Undang-Undang KPK sudah sesuai dengan prosedur formal.

MK menerima sebagian gugatan uji materi Undang-Undang KPK. MK mengabulkan uji materi bahwa penyadapan dan penggeledahan tidak memerlukan izin Dewan Pengawas. MK memutuskan KPK tetap memiliki kewenangan menghentikan penyidikan dan penuntutan terhadap perkara korupsi yang penyidikan dan penuntutannya tidak selesai dalam jangka waktu paling lama dua tahun sejak penerbitan surat pemberitahuan dimulainya penyidikan.

Keputusan MK semestinya menyudahi pembentukan opini atau narasi besar pelemahan KPK. Daripada membangun narasi negatif pelemahan KPK, lebih baik membangun dan mendorong narasi positif penguatan KPK.

Namun, mereka kiranya tak rela menerima dengan hati lapang dan pikiran terbuka keputusan MK itu. Mereka hingga kini terus membangun narasi pelemahan KPK melalui tes wawasan kebangsaan dan pengalihan status pegawai KPK menjadi ASN.

Lalu, Feri Amsari, pakar hukum Universitas Andalas, mengunggah di media media sosial pertemuan Ketua KPK Firli Bahuri dengan seorang komisaris Pelindo. Feri menarasikan seolah Ketua KPK berjumpa dengan pejabat BUMN yang sedang beperkara di KPK. Padahal, Firli bertemu dengannya yang ketika itu berkapasitas sebagai pemimpin media. Pun, Pelindo ada empat perusahaan dan Pelindo tempat komisaris itu bertugas bukan Pelindo bermasalah secara hukum. Pertemuan dengan Firli itu dihadiri sejumlah pemimpin media lain.

KPK sendiri melakukan kontranarasi pelemahan KPK itu dengan kerja. KPK menangkap dua menteri, banyak kepala daerah, serta tersangka korupsi lainnya. KPK mencegah dan menangkal Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin yang diduga terlibat kasus korupsi Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial.



Berita Lainnya
  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).