Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Tajamnya Hukum di Korsel dan Brasil

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
10/4/2018 05:30
Tajamnya Hukum di Korsel dan Brasil
(ebet)

HUKUM terasa tajam ke atas di Korea Selatan (Korsel) dan Brasil. Di 'Negeri Ginseng', Presiden Park Geun-hye (2014-2018), setelah ditahan satu tahun, pekan silam divonis 24 tahun penjara. Di Brasil, Presiden Luiz Inacio Lula da Silva memulai hari-hari pertamanya menikmati bui untuk waktu 12 tahun ke depan.

Keduanya menjadi orang rantai karena korupsi. Keduanya semula dinilai sebagai politikus penuh harapan. Namun, puncak kekuasaan mengempaskan mereka menjadi pemimpin yang tak lulus ujian.

Rasywah memang menjadi musuh utama di banyak negara. Korea Selatan, yang kini tumbuh sebagai negeri maju, salah satunya karena keras terhadap koruptor. Park Geun-hye, misalnya, perempuan pertama yang menjadi presiden di Korea Selatan, dipaksa mundur Maret tahun lalu karena skandal korupsi dan kolusi dengan sahabat lamanya, Choi Soon-il. Keduanya masing-masing mengantongi US$6,5 juta dari perusahaan raksasa Lotte Group dan Samsung.

Park, kelahiran 2 Januari 1952, dilantik sebagai presiden Korea Selatan pada 2013. Putri tertua mantan Presiden Korea Selatan Park Chung-hee itu menjadi harapan publik karena semangatnya yang tinggi memberantas korupsi. Sang ayah yang berkuasa 18 tahun (1961-1979) dikenal sebagai diktator yang merintis jalan kemajuan negeri itu. Karena itu, bagi kaum konservatif, naiknya putri Park menjadi presiden ialah obat rindu akan kepemimpinan sang jenderal yang dinilai penuh prestasi.

Terlebih Park Geun-hye, sebelum menjadi presiden, juga politikus berkelas, termasuk membangun Kota Sejong. Wajar jika rakyat menaruh harapan besar padanya. Keluarganya memang tak menjadi beban, tapi justru persahabatannya yang kelewat batas dengan Choi Soon-il, sahabat lamanya, menjadi bencana.

Choi dinilai orang luar istana yang mengatur segala urusan Park. Kolusi serupa itulah yang akhirnya menenggelamkan karier politik Park yang dirintisnya dengan susah payah setelah sang ayah tewas ditembak. Pengacara Park tengah mempertimbangkan banding. Namun, bagi pengadilan Korsel yang dikenal keras pada koruptor, banding bisa tak berarti apa-apa.

Di Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva (berkuasa 2003-2011) ialah pendiri Partai Pekerja, yang ketika menjadi presiden mampu membawa negerinya menuju perbaikan. Ekonomi tumbuh meyakinkan dan kesenjangan ekonomi mampu dipersempit lajunya. Tokoh kelahiran 27 Oktober 1945 itu pun dinilai sebagai pemimpin yang mengakhiri pemerintahan diktator militer selama 20 tahun.

Namun, ternyata, di balik catatan sejumlah prestasi, tersimpan bau busuk kelancungan. Ia terlibat skandal korupsi yang membuat para pendukungnya tak percaya. Ia menerima apartemen mewah dari perusahaan konstruksi. Bersamaan dengan Lula, terungkap pula sejumlah politikus, orang-orang besar, dan pengusaha kaya dalam skandal korupsi yang disebut-sebut terbesar di Brasil. Ada permainan kartel di dalamnya yang melibatkan sejumlah tokoh penting.

Sama seperti Park Geun-hye, Da Silva juga menolak dengan keras terlibat korupsi. Karena itu, ia pun mengajukan banding. Namun, ketika bandingnya ditolak, Mahkamah Agung Brasil memintanya untuk segera menyerahkan diri. Di tengah histeria para pendukungnya, ia pun menerobos kerumunan massa untuk menyerahkan diri kepada polisi. Terukirlah dalam sejarah politik di Brasil, Da Silva sebagai bekas presiden yang pertama diadili dan masuk penjara karena korupsi.

Dua mantan presiden di Korea Selatan dan Brasil yang kemudian masuk bui, dengan hukuman penjara yang cukup lama, ialah pelajaran berharga buat para pemimpin negara. Di Indonesia, demokrasi tengah dikotori politik uang, dan malangnya seperti tak ada tanda-tanda bisa dibersihkan. Politik akhirnya seperti identik mengantarkan para aktor utamanya ke penjara.

Di negeri ini kekuasaan tengah dikejar dan direbut dengan segala cara. Tak peduli SARA, tak peduli dana dari mana asal usulnya. Kita pun mendengar beberapa nama, yang kita tahu bukan pengusaha, bukan dari keluarga yang punya riwayat kaya, tapi uangnya konon amatlah banyaknya. Publik yang mendengar pun merespons biasa karena politik memang butuh banyak uang. Masyarakat juga kian tak peduli pada korupsi. Tahun politik pun dimaknai berhamburannya uang.

Di Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi seperti tak pernah berhenti memenjarakan koruptor. Namun, terasa ada beberapa nama dalam kasus-kasus besar yang belum tersentuh. Bekas Presiden Korsel dan Brasil yang baru masuk bui mestinya bisa menjadi suntikan keberanian KPK dan institusi penegak hukum lain, bahwa hukum bisa benar-benar tajam ke atas dan ke segala arah.

Pancasila akan terus diluruhkan tanpa ketajaman hukum kepada mereka yang diberi amanah memimpin negara tapi justru menghancurkannya.

 



Berita Lainnya
  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik