Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
KEPALA Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani menyebutkan untuk harga beras premium sudah mencapai Rp14.000 sehingga jika beredar harga Rp16.000 ditoleransi kemudian harga beras paling murah itu sudah mencapai Rp10.800 sehingga harga Rp12.000 masih bisa diterima.
Apabila terjadi fluktuasi harga di akhir tahun, Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta melakukan penganggaran di APBD kurang lebih 100 juta. Nantinya, dana ini akan digunakan untuk intervensi di bulan November dan Desember 2023.
“Dari bulan September itu kami sudah distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 40 ton, kemudian bulan Oktober ini, terakhir di Beringharjo 10 ton dan harapan kami memang ini bisa menstabilkan harga,” ujarnya dalam siaran pers dari Humas Pemkot Yogyakarta, Kamis (19/10).
Baca juga: Persediaan Beras Dipastikan Mencukupi Kebutuhan Masyarakat
Ambar menjelaskan, untuk menjaga stabilitas harga beras akan dilakukan operasi pasar yang menyasar di wilayah. Menurutnya, dengan cara ini akan meminimalisir tengkulak membeli beras untuk dijual kembali dan menyasar masyarakat langsung.
“Sasaran kami bukan juga pedagang tapi nanti akan lebih kepada masyarakat langsung. Dengan mengadakan operasi pasar di wilayah atau di kemantren bisa langsung dimanfaatkan oleh konsumen, rumah tangga dan warung-warung kecil ataupun angkringan. Kemarin saya juga sempat membaca di media mereka sudah agak kesulitan dengan adanya kenaikan harga beras,” jelasnya.
Baca juga: Harga Beras belum Terkendali
Dengan operasi pasar di wilayah akhir tahun dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya, lanjut Ambar.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi menegaskan, stok beras di Kota Yogyakarta dipastikan aman dan cukup hingga akhir tahun. Untuk memenuhi kebutuhan komoditas beras, Kota Yogyakarta bekerja sama dengan daerah-daerah penyangga yaitu Klaten, Delanggu, Purworejo, dan Sragen.
“Jadi cadangan beras sampai akhir tahun itu masih aman dan cukup. Sampai hari ini masih ada 68,05 ton beras yang belum dikeluarkan sehingga untuk menghadapi Liburan natal dan tahun baru sangat cukup dan sangat aman,” papar dia.
“Jadi kita bekerja sama dengan daerah-daerah penyangga itu dan bagian dari ketahanan pangan yang merupakan rantai terpanjang, kemudian untuk menjaga distribusi sehingga keterjangkauan masyarakat terhadap pangan ini nanti juga dapat terjaga cukup,” papar dia. (AT/Z-7)
Penyaluran dilakukan melalui beragam saluran. Di antaranya melalui toko retail, toko-toko beras di pasar, dan Koperasi Desa Merah Putih.
Masih ada sejumlah tantangan dalam menjalankan Koperasi Merah Putih.
Sedangkan beras SPHP ada subdisi dari pemerintah. Artinya, masyarakat harus menebus pembelian beras tapi dengan harga terjangkau.
Perum Bulog diminta mempercepat operasi pasar, khususnya untuk menyalurkan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) setelah maraknya beras oplosan
Bulog melakukan operasi pasar karena terdapat beberapa daerah yang mengalami kenaikan harga pangan.
pemerintah perlu juga menganalisa penyebab terjadinya pelanggaran pengoplosan beras.
Hasil pengamatan Ombudsman menunjukkan bahwa isu pengoplosan beras yang selama ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat sebenarnya tidak sepenuhnya tepat.
Setelah ada keputusan, pemerintah akan memberikan waktu transisi untuk penyesuaian sehingga tidak serta merta langsung diterapkan.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Harga beras terus merangkak naik terutama terjadi pada beras premium super semula dijual Rp13.500 perkg menjadi Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kg.
Harga beras di sejumlah daerah di Jawa Tengah sempat melonjak. Rata-rata beras kelas medium yang seharusnya dijual sesuai HET Rp12.500 per kilogram naik menjadi Rp13.500-14.000 per kilogram.
BULOG mulai menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) ke masyarakat dan pasar. Hal itu dinilai jadi angin segar bagi masyarakat saat harga beras tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved