Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Telantar di Malaysia, TKI asal Lembang Kirim Video Minta Tolong Pemerintah

Depi Gunawan
15/6/2021 21:32
Telantar di Malaysia, TKI asal Lembang Kirim Video Minta Tolong Pemerintah
Endik Sopandi.(MI/Depi Gunawan.)

ENDIK Sopandi, 44, seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, meminta pertolongan kepada pemerintah. Ia ingin pemerintah segera memulangkan dirinya yang kini telantar di Malaysia.

Permintaan itu direkam langsung Endik selama 12 menit dan disebarkan melalui Facebook. Di video itu, Endik mengaku kondisinya sedang sakit-sakitan dan hanya bertahan hidup mengandalkan bantuan dari rekan-rekan yang perduli.

"Sekarang saya sudah tidak bekerja karena terserang penyakit asma, muntah darah setiap hari, utang saya sudah banyak. Semoga aparat pemerintah Indonesia bisa menolong. Saya ingin pulang. Tolong pulangkan saya, tidak punya biaya, hanya punya kartu keluarga dan KTP," kata Endik dalam video tersebut sembari menahan sakit.

Masih dalam video tersebut, warga Kampung Gamlok RT 06 RW 07 Desa Cikole, Kecamatan Lembang, itu menceritakan, awalnya ia berangkat ke Malaysia pada 2015 dan dijanjikan bakal menerima gaji sebesar 3.000 ringgit sebagai sopir di tempat pencucian mobil di Langkawi. Endik hanya bertahan kerja selama 1,5 tahun di sana lantaran hanya diberi jatah makan satu kali sehari. Itu pun hanya bihun, bukan nasi. Bahkan, ternyata gaji yang diterima tidak sesuai kesepakatan sebab perusahaan hanya memberi upah sesuai pendapatan yang diterima.

Cobaan lebih berat menimpa Endik. Ia ditagih oleh agen yang sudah memberangkatkan dia ke Malaysia sebesar 3800 ringgit atau sekitar Rp12 juta. Akhirnya, ia nekat kabur dari tempatnya bekerja. "Saya tak tahu arah tujuan. Ke terminal bus, ada yang kasih tahu saya ke Johor. Dengan bekal 80 ringgit naik taksi ke kedutaan Indonesia. Setelah sampai di kedutaan, saya enggak sanggup lapor karena takut," ujarnya.

Di sekitar kedutaan, Endik bertemu dengan WNI asal Jawa dan mengajaknya bekerja sebagai buruh perkebunan kelapa sawit di Pahang. Alih-alih mendapat upah untuk keluarganya di Indonesia, selama 4,5 tahun bekerja di Pahang ia malah lebih sering jatuh sakit karena menjalani pekerjaan berat sehingga ia jarang sekali bekerja.

 

"Selama empat bulan saya pernah tidak bekerja sama sekali. Sekarang sudah banyak utang untuk makan dan segala rupa. Saya sering sakit-sakitan, tulang kejepit, asma, muntah darah. Semoga ada yang mau menolong saya," lanjutnya. (OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya