Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Sandiaga: Pariwisata di Jakarta Memprihatinkan Karena Pandemi

Insi Nantika Jelita
19/4/2021 21:09
Sandiaga: Pariwisata di Jakarta Memprihatinkan Karena Pandemi
Petugas mengelap meja kamar di Hotel GranDhika Iskandarsyah Jakarta.(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menilai kondisi pariwisata di Jakarta saat ini masih memprihatinkan. Hal ini, ungkapnya, terlihat dari tingkat okupansi hotel di Ibu kota yang disebut masih di bawah 40%.

Pernyataan Sandiaga pun diutarakan saat bertemu dengan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Jakarta, Senin (19/4).

"Sekarang prihatin ya. Angka hunian hotelnya rendah. Angkanya masih dibawah 40% hunian hotel. 80% event itu tertunda. Kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) 47% dibatalkan," ujar Sandiaga.

Dia menegaskan, akan terus memantau pergerakkan wisatawan di Ibu kota di tengah kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro. Menurutnya, laju penularan kasus covid-19 akan berdampak pada jumlah wisatawan domestik di Jakarta.

"Jadi proyeksi pariwisata akan sangat bergantung dengan angka penurunan covid. Kalau kita bisa tekan terus, saya lebih optimis di semester kedua (2021) naik 15 hingga 20%," kata Sandiaga.

Baca juga: Kemenhub Minta Masyarakat Jangan Mudik Sebelum 6 Mei

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017 -2018 itu menegaskan, DKI Jakarta belum membuka koridor perjalanan atau travel corridor arrangement (TCA) untuk menerima turis asing.

"Di Jakarta belum karena menunggu angka covid-19 (landai). Kami fokus (TCA) di Batam, Bali, dan Bintan," pungkas Sandiaga.

Secara umum, potret pariwisata di Tanah Air dinilai pihaknya memprihatinkan. Hal ini terlihat dari data kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2020 yang dilaporkan turun hingga 75%. Pada 2019, jumlah wisman lebih dari 16 juta. Adapun pada 2020 turun menjadi 4,08 juta kunjungan wisman.

Lalu, jumlah tenaga kerja pariwisata juga mengalami penurunan, yakni menjadi 13,97 juta orang di 2020 dari sebelumnya 14,96 juta orang pada 2091. Kemudian, capain devisa negara dari sektor pariwisata juga terimbas pandemi. Pada 2019, devisa sektor pariwisata mencapai US$16,9 miliar. Namun, pada 2020 turun drastis menjadi US$3,54 miliar. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya