Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PADA saat mencapai masa menopause di usia 40-an atau 50-an, melakukan olahraga dapat terasa lebih sulit, namun bukan berarti harus berhenti olahraga. Justru olahraga akan mempermudah menjalani masa menopause.
Dr. Alyssa Olenick, seorang ahli fisiologi olahraga yang mempelajari metabolisme dan menopause mengatakan olahraga dapat menjadi alat untuk membangun ketahanan terhadap perubahan yang terjadi ketika masa menopause.
Memasuki perimenopause, ovarium akan memproduksi lebih sedikit estrogen dan hormon reproduksi lainnya. Estrogen berperan penting dalam menjaga massa otot dan melindungi jantung, pembuluh darah, fungsi metabolisme dan kesehatan tulang.
Baca juga : Perempuan Berisiko Osteoporosis, Cek dengan Pemeriksaaan Kepadatan Mineral Tulang
Dengan berkurangnya estrogen yang beredar dalam tubuh, risiko wanita terkena diabetes dan penyakit kardiovaskular meningkat. Kepadatan tulang juga menurun, sehingga wanita berisiko lebih tinggi mengalami patah tulang dan osteoporosis.
Aktivitas fisik dapat bertindak sebagai penyangga terhadap perubahan ini dan memperkuat kesehatan jangka panjang.
"Jika memang ada waktu untuk mulai berolahraga, menopause adalah waktunya," kata Dr. Carla DiGirolamo, seorang ahli endokrinologi reproduksi yang mengkhususkan diri dalam menopause.
Baca juga : Guru Besar UPI: Masyarakat Bugar dan Bahagia Songsong Indonesia Usia Emas
"Itu bisa mengubah segalanya," katanya.
Penelitian yang dilakukan profesor fisilogi olahraga dan nutrisi Dr. Smith-Ryan menemukan bahwa mempertahankan massa otot dapat membantu meringankan gejala-gejala terkait menopause seperti hot flashes dan masalah tidur.
Saat massa otot menurun, tubuh akan kesulitan mengatur kadar gula darah karena otot merupakan salah satu pengguna glukosa terbesar dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan lemak tubuh.
Baca juga : Konsumsi Jamu Bisa Bantu Ringankan Gejala Menjelang Menopause
Untuk mempertahankan massa otot, pertimbangkan untuk berlatih angkat beban dengan pelatih yang dapat membantu Anda menguasai mekanisme setiap gerakan yang menargetkan kelompok otot utama yaitu paha depan, bokong, paha belakang, dada, punggung , dan inti.
Lakukan latihan ketahanan selama dua hingga tiga hari per minggu. Ingatlah untuk mencampur latihan untuk menargetkan otot yang berbeda, yang dapat membantu mencegah cedera.
Latihan aerobik juga harus menjadi bagian penting dalam rutinitas olahraga Anda, karena wanita paruh baya memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular dan diabetes.
Baca juga : Dorong Hidup Sehat, Relawan Ajak Milenial di Sulsel Olahraga Pound Fit
Latihan kardio dengan intensitas ringan dan sedang tetap memberikan manfaat kesehatan, tetapi selama menopause, latihan dengan intensitas lebih tinggi bahkan lebih baik. Mulailah dengan satu atau dua hari dengan intensitas lebih tinggi dalam seminggu seperti berjalan, bersepeda, berenang atau naik elips. Bergantian antara satu menit hingga 10 set.
Untuk meningkatkan kesehatan tulang masukkan latihan plyometrics, atau latihan lompat. Jenis latihan menahan beban ini memberikan tekanan pada tulang, yang merangsang pertumbuhan tulang baru dan meningkatkan kepadatan tulang.
Penelitian telah menemukan bahwa latihan plyometrics tidak meningkatkan rasa sakit atau kekakuan pada wanita lanjut usia dengan nyeri lutut ringan, dan bahkan dapat meningkatkan kesehatan tulang rawan.
Dr. Olenick menyarankan untuk memulai dengan gerakan melompat ringan dan cepat dengan dua kaki, yang disebut pogo hops. Cobalah dua set dengan 10 gerakan melompat seminggu sekali, jaga agar gerakan melompat tetap dekat dengan tanah, dan tingkatkan hingga tiga set, tiga kali seminggu.
DiGirolamo mengatakan jangan abaikan pemanasan atau pendinginan, sempatkan waktu istirahat dan penuhi kebutuhan tubuh anda sebelum dan sesudah olahraga terutama dengan protein. (Ant/H-2)
Sebagian perempuan mengalami gejala hot flashes yang cukup parah hingga merasa tidak nyaman dan bahkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Veozah merupakan pengobatan yang disetujui FDA untuk gejala vasomotor sedang hingga berat, istilah medis untuk sekelompok gejala menopause seperti berkeringat malam dan hot flashes.
Menopause adalah fase alami dalam kehidupan wanita yang menandai akhir dari siklus menstruasi dan kesuburan
Survei yang melibatkan 1.500 orang dewasa di Amerika Serikat berusia antara 18 hingga 88 tahun, 75% responden mengetahui menopause menandai berakhirnya menstruasi secara permanen
Pada perempuan penurunan kadar hormon estrogen ketika menopause jadi salah satu penyebab timbulnya osteoporosis.
OLAHRAGA padel saat ini begitu viral dengan banyak kalangan yang memainkan olahraga ini. Mulai dari kalangan figur publik hingga warga umum, padel menjadi kecintaan baru.
Empat pesepakbola wanita berdarah Belanda resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) untuk memperkuat Timnas Sepak Bola Putri Indonesia.
Menpora menegaskan urgensi kerja sama multilateral untuk membangun ekosistem olahraga yang inklusif, beretika, dan berorientasi pada kemajuan bersama.
Kebiasaan duduk terlalu lama tanpa aktivitas fisik yang cukup dapat membuat otot Anda kaku.
AKTIVITAS olahraga sekaligus aksi sosial penggalangan dana untuk beasiswa bagi yang kurang mampu merupakan hal mulia.
Louise menerangkan konsep Juicy Padel lahir dari semangat menyajikan launching produk yang tidak hanya stylish, tetapi juga aspiratif dan mengangkat gaya hidup sehat modern.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved