Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jangan Sembarangan Konsumsi Obat Menopause, Rawan Gangguan Hati

Media Indonesia
26/12/2024 14:19
Jangan Sembarangan Konsumsi Obat Menopause, Rawan Gangguan Hati
Ilustrasi(freepik.com)

PEREMPUAN yang mengonsumi obat untuk mengatasi gejala menopause diimbatu untuk berhati-hati dan tidak sembarangan mengonsumsi obat. 

Menurut siaran Medical Daily pada Rabu (18/12), Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) baru-baru ini memberikan peringatan keras mengenai penggunaan obat menopause yang dikaitkan dengan cedera hati.

Laporan FDA menyebut, Veozah (fezolinetant), obat yang digunakan untuk mengatasi gejala menopause, dapat menyebabkan cedera hati.

FDA menyampaikan bahwa jika ada tanda dan gejala yang menunjukkan cedera hati maka menghentikan pengobatan dapat mencegah cedera hati memburuk dan berpotensi memulihkan fungsi hati.

Veozah merupakan pengobatan yang disetujui FDA untuk gejala vasomotor sedang hingga berat, istilah medis untuk sekelompok gejala menopause seperti berkeringat malam dan hot flashes.

Sebutan hot flashes digunakan untuk sensasi hangat yang tiba-tiba muncul di tubuh bagian atas, yang biasanya disebabkan oleh perubahan hormon sebelum, selama, dan setelah menopause.

Veozah adalah obat resep nonhormonal dalam golongan antagonis reseptor neurokinin 3 (NK3) yang dapat membantu menyeimbangkan estrogen dan neurokinin B dengan cara memblokir reseptor NK3 yang mempengaruhi pengaturan suhu tubuh.

Efek samping umum dalam penggunaannya meliputi sakit perut, diare, sulit tidur, sakit punggung, dan hot flashes.

Informasi resep Veozah sudah mencakup peringatan tentang peningkatan nilai tes darah hati dan perlunya pemantauan kondisi hati.

FDA memperbarui rekomendasi pemeriksaan dan memperkuat peringatan setelah meninjau kasus pasca-pemasaran tentang seorang pasien yang mengalami peningkatan nilai tes darah hati dan tanda-tanda cedera hati setelah sekitar 40 hari menggunakan obat tersebut.

Gejala pasien yang meliputi kelelahan, mual, gatal, mata dan kulit menguning, tinja berwarna terang, dan urine berwarna gelap berangsur-angsur membaik dan nilai tes darahnya kembali normal setelah penghentian pengobatan.

Dalam rekomendasi FDA terbaru, pasien dan tenaga kesehatan diminta melakukan pemeriksaan hati bulanan selama dua bulan pertama pengobatan serta menjalaninya bersama tes lain yang sudah dilakukan pada bulan ke-3, ke-6, dan ke-9.

Informasi resep terbaru juga menginstruksikan pasien untuk segera menghentikan pengobatan dan menghubungi tenaga kesehatan yang meresepkan obat jika tanda dan gejala cedera hati muncul.

FDA melaporkan kemungkinan seseorang mengalami masalah hati efek dari konsumsi obat ini belum dapat diketahui karena tiap individu memiliki respons yang beragam tergantung kondisi kesehatan, genetik, dan obat lain yang mungkin juga dikonsumsi. (Ant/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya