Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pemkot Bandung Jajaki Kerja Sama Pengolahan Sampah dengan Perusahaan Tiongkok

Naviandri
25/7/2025 19:32
Pemkot Bandung Jajaki Kerja Sama Pengolahan Sampah dengan Perusahaan Tiongkok
Wali Kota Bandung Muhamad Farhan bersama delegasi Qinglv Environment, perusahaan teknologi pengolahan sampah asal Tiongkok.(MI/NAVIANDRI)

PEMERINTAH Kota Bandung, Jawa Barat, menjajaki peluang kerja sama pengolahan sampah dengan Qinglv Environment, perusahaan teknologi pengolahan sampah asal Tiongkok.

Teknologi “mini sorting plant” yang diusung Qinglv menjadi sorotan karena mampu menyortir 100 ton sampah per hari hanya di lahan seluas 1.600 meter persegi.

Saat datang ke Bandung, Chairman Qinglv Environment, Wu Jianyang menyampaikan, perusahaannya telah berpengalaman mengembangkan proyek pengolahan sampah sejak 2009.

“Fokus utama kami saat ini adalah pengolahan sampah kota. Kami sudah memiliki pengalaman membangun fasilitas di berbagai wilayah di Tiongkok, termasuk di pusat kota Guangzhou,” ungkapnya di Balai Kota Bandung, Jumat (25/7).

Menurut  Jianyang, Qinglv Environment menonjolkan keunggulan teknologi mereka dalam menyortir sampah secara efisien di lahan terbatas. Salah satu proyek andalan mereka di Guangzhou hanya membutuhkan lahan 1.600 meter persegi untuk menyortir 100 ton sampah per hari, dengan tingkat pemanfaatan ulang sumber daya mencapai 90%.

"Proyek mini seperti ini disebut ideal diterapkan di kota seperti Bandung yang menghadapi keterbatasan lahan. Selain itu, teknologi mereka mencakup pemilahan otomatis, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), dan pabrikasi mesin mandiri" jelasnya.

Jianyang menyebut, sistem ini sudah diterapkan di kota-kota padat seperti Guangzhou, bahkan untuk sampah dari landfill yang telah tertimbun puluhan tahun.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, melihat potensi teknologi tersebut sebagai solusi untuk kondisi Bandung yang memiliki lahan terbatas dan produksi sampah tinggi. Dengan kapasitas 100 ton per hari di atas lahan 1.600 meter persegi tentu sangat menarik.

"Kita perlu lebih banyak fasilitas seperti ini. Kota Bandung tidak akan mengandalkan model waste-to-energy seperti di kota lain," tuturnya.

Pemkot, lanjut dia, ingin membangun ekosistem terbuka yang inklusif. Tidak hanya mengandalkan satu teknologi besar, tapi berbagai inovasi skala menengah dan kecil yang bisa cepat diterapkan.

Pemkot Bandung ingin agar mereka melakukan penilaian langsung untuk menyesuaikan teknologi dengan kondisi lapangan.

"Dengan volume sampah mencapai hingga 1.800 ton per hari, saya berharap kolaborasi ini bisa mengarah pada perbaikan sistem pengelolaan yang lebih efisien, higienis dan berdampak nyata bagi warga. Kita sedang membangun ekosistem baru. Kalau kerja sama ini bisa menjaga masa depan anak-anak kita, saya yakin itu layak kita perjuangkan," bebernya.

Delegasi Qinglv menjelaskan, sistem mereka tidak memerlukan pengeringan, namun tetap butuh proses pembersihan plastik secara menyeluruh sebelum didaur ulang.

Qinglv juga memperkenalkan solusi pengolahan sampah menjadi bahan bakar industri (Solid Industrial Fuel/SIF) dan kompos, selain menjual bahan daur ulang.

Di Kota Bandung delegasi Tiongkok dijadwalkan mengunjungi beberapa fasilitas pengelolaan sampah di Bandung, seperti Cicukang Holis, Gedebage, Tegalega dan Nyengseret.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner