Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kasus DBD di Kota Bandung masih Tinggi

Naviandri
21/4/2024 18:27
Kasus DBD di Kota Bandung masih Tinggi
Penyebaran bubuk abate di Kota Bandung untuk menekan kasus DBD(DOK/HUMAS PEMKOT BANDUNG)

DARI 2.882 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bandung, 11 di antaranya meninggal dunia.

"Hingga April ini, kasus DBD di Kota Bandung masih tinggi. Kini
jumlah kasusnya mencapai 2.882. Sementara yang meninggal dari Januari
sampai April sebanyak 11 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian.

Menurut dia, mayoritas penderita DBD yang meninggal berasal dari
kalangan anak-anak. Meski grafik kasus DBD mengalami penurunan di tiap
pekan, namun angka tersebut masih belum dapat dipastikan bahwa terjadi
penurunan.

Baca juga : Duh, Stok Darah di PMI Bandung Menipis

"Pada Maret sempat nurun, namun April Kembali naik lagi. Kota Bandung
merupakan kota endemis DBD. Data pada 2021, kasus DBD mencapai 3.743 kasus, pada 2022 4.308 kasus dan 2023 sebanyak 1.856 kasus," jelasnya.

Anhar menambahkan, strategi terbaik dalam mengatasi masalah DBD yaitu
pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kegiatan tersebut harus terus ditingkatkan di Kota Bandung.

Sebenarnya strategi terbaik pemberantasan sarang nyamuk itu mudah dikerjakan, namun realisasinya belum tentu bagus.

Baca juga : 50% Pasien Dengue Tidak Merasakan Gejala

Anhar menyebut, pihaknya akan bekerja sama dengan sekolah dan melibatkan siswa untuk melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk. Selain itu, bekerja sama dengan perkantoran di Kota Bandung untuk melakukan hal yang sama.

"Pemkot juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Agama, agar dapat
masuk ke pesantren dan madrasah. Dengan mengajak santri dan pengelola
pesantren dan madrasah, untuk rutin melaksanakan pemberantasan sarang
nyamuk," tambahnya.

Tingginya kasusu DBD di Kota Bandung mengundang keprihatinan DPP LSM
Brantas Jabar, yang menilai kurangnya sosialisasi pencegahan penyebaran
nyamuk demam berdarah oleh Pemkot Bandung, khususnya Dinkes Kota
Bandung. Dinkes telah gagal dalam mengantisipasi penyebaran nyamuk demam berdarah, padahal anggaran APBD 2024 untuk  Dinkes terus meningkat.

"Mestinya harus diimbangi dengan kualitas dan peningkatan kinerja," kata Wanwan Mulyawan, Ketua Umum DPP LSM Brantas.

Analisa kebijakan publik di bidang kesehatan, itu, mengaku telah mengunjungi beberapa rumah sakit di Kota Bandung yang mengalami peningkatan kenaikan pasien DBD. Dia berharap agar Dinkes  lebih gencar lagi mensosialisasikan grakan PSN dan gerakan 3M plus.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner