Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Kristi Noem Sebut Imigran Ancam akan Membunuh Donald Trump 

Thalatie K Yani
30/5/2025 08:56
Kristi Noem Sebut Imigran Ancam akan Membunuh Donald Trump 
Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem(Media Sosial X)

MENTERI Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem mengunggah tuduhan mengejutkan. Seorang migran tanpa dokumen diklaim mengirim surat yang mengancam akan membunuh Presiden Donald Trump. Pria tersebut berjanji akan "mendeportasi diri sendiri" setelah melakukan pembunuhan tersebut.

“Berkat petugas ICE kami, imigran ilegal yang mengancam akan membunuh Presiden Trump ini sekarang berada di balik jeruji,” tulis Noem dalam unggahan media sosial yang menyertakan surat ancaman serta foto pria yang ditangkap. Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) juga mengirimkan siaran pers.

Berita ini diangkat berbagai media. Sekutu Presiden menggunakan cerita ini untuk menyoroti apa yang mereka anggap sebagai bahaya dari para migran tanpa dokumen dan menekankan upaya pemerintah untuk mengusir mereka dari negara. 

Korban Jebakan

Penegak hukum meyakini pria tersebut, Ramon Morales Reyes, 54, tidak pernah menulis surat tersebut. Surat itu dikirim ke kantor Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) serta beberapa lembaga penegak hukum lainnya, menurut beberapa sumber yang mengetahui perkara ini kepada CNN.

Sebaliknya, penyelidik mencurigai surat tersebut dibuat untuk menguntungkan seseorang lainnya yang saat ini sedang menunggu persidangan dalam kasus perampokan dan penyerangan, kasus di mana Reyes adalah korban. Mereka tidak menganggap ancaman tersebut kredibel.

Dalam penyelidikan kasus ini, agen federal menduga orang tersebut terlibat dalam pengiriman surat ancaman, yang mengatasnamakan Reyes, dengan tujuan mendeportasi Reyes sebelum persidangan dimulai, kata sumber tersebut.

Seorang pejabat tinggi penegak hukum yang telah menerima pengarahan soal kasus ini mengatakan kepada CNN, mereka menyimpulkan Reyes bukan penulis surat setelah mewawancarainya. Pejabat federal meminta sampel tulisan tangan dari Reyes dan menyimpulkan tulisan tangannya tidak cocok dengan surat ancaman tersebut.

Lebih lanjut, seorang sumber mengatakan kepada CNN bahwa aparat meninjau rekaman panggilan dari penjara oleh seseorang yang mereka yakini terlibat dalam penulisan surat tersebut. Orang itu terdengar menanyakan alamat-alamat tertentu, salah satunya memang menerima surat itu.

Isi surat tersebut berbunyi, “Kami lelah dengan presiden ini yang mengacaukan hidup kami orang-orang Meksiko,” dan kemudian menambahkan, “Saya akan mendeportasi diri saya kembali ke Meksiko tapi tidak sebelum saya menggunakan senapan kaliber 30-06 saya untuk menembak kepala presiden tercintamu,” kemungkinan saat di sebuah acara kampanye.

Pencurian Identitas

Departemen Kepolisian Milwaukee mengatakan kepada CNN pada Kamis bahwa mereka sedang “menyelidiki kasus pencurian identitas dan intimidasi terhadap korban yang terkait dengan insiden ini,” namun tidak bisa memberikan rincian karena penyelidikan masih berlangsung dan “belum ada yang dituntut secara pidana saat ini.”

Jeffrey J. Altenburg, wakil kepala jaksa wilayah Milwaukee, menyatakan melalui email bahwa kasus ini sedang dalam proses investigasi.

Saat ditanya tentang penangkapan dan tuduhan ancaman terhadap presiden, seorang pejabat senior DHS mengatakan kepada CNN: “Penyelidikan atas ancaman ini masih berlangsung. Dalam proses penyelidikan, diketahui bahwa individu tersebut berada di negara ini secara ilegal dan memiliki catatan kriminal. Ia akan tetap ditahan.”

Juru bicara Kejaksaan AS untuk Distrik Timur Wisconsin mengatakan kepada CNN bahwa mereka “tidak memiliki perkara yang sudah dituntut terhadap individu ini,” dan menolak berkomentar lebih lanjut.

“Morales telah masuk secara ilegal ke AS setidaknya sembilan kali antara tahun 1998 hingga 2005,” demikian bunyi siaran pers awal DHS tentang penangkapan Reyes. “Catatan kriminalnya mencakup penangkapan atas kasus tabrak lari berat, perusakan properti, dan gangguan ketertiban dengan tambahan kekerasan dalam rumah tangga.”

Departemen tersebut menolak berkomentar apakah mereka masih yakin Reyes adalah penulis surat itu.

Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ancaman terhadap Trump dan pejabat lainnya, serta meningkatnya tekanan terhadap ICE untuk mempercepat jumlah deportasi.

Dalam unggahannya, Noem menulis bahwa ancaman ini datang “kurang dari dua minggu setelah mantan Direktur FBI James Comey menyerukan pembunuhan terhadap Presiden.” (James Comey membantah bahwa unggahannya dimaksudkan sebagai ancaman atau berkaitan dengan kekerasan.)

“Semua politisi dan anggota media harus memperhatikan upaya-upaya berulang ini terhadap nyawa Presiden Trump dan menurunkan tensi retorika mereka,” tambah Noem. (CNN/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya