Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEJUMLAH negara-negara Eropa selatan termasuk Turki bertemu di Athena, Yunani memetakan cara mengurangi obesitas pada anak yang dapat menyebabkan penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kanker.
"Di banyak negara di Eropa Selatan, prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas, terutama obesitas pada anak, masih termasuk yang tertinggi di kawasan ini," kata Penasihat Regional WHO untuk Nutrisi, Obesitas, dan Aktivitas Fisik, Dr. Kremlin Wickramasinghe dikutip ANTARA, Kamis (20/6).
Di beberapa wilayah di Eropa Selatan, lanjutnya, hampir separuh anak laki-laki hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas dan hal itu menempatkan anak-anak tersebut pada risiko terkena penyakit tidak menular di kemudian hari.
Baca juga : Ini yang Harus Dilakukan Jika Anak Mengalami Obesitas
WHO menyebutkam obesitas dan kelebihan berat badan merupakan risiko kesehatan yang signifikan bagi Eropa Selatan. Menurut data terbaru WHO, 59% orang dewasa di wilayah WHO Eropa saat ini hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas yang merupakan angka tertinggi secara global di luar Amerika.
Statistik juga melihatkan bahwa satu dari tiga anak di wilayah tersebut hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
“Sayangnya, angka-angka ini sangat bertentangan dengan tradisi makan sehat yang kaya di negara kita dan merupakan seruan mendesak untuk mengevaluasi kembali pendekatan kita terhadap masalah ini,” tegas Menteri Kesehatan Yunani, Adonis Georgiadis.
Baca juga : Apa itu Komplikasi Obesitas Kelas III? Penyakit Menjadi Penyebab Kematian Penyanyi Mandisa
Oleh karena itu, kata Georgiadis, pertemuan di Athena merupakan hal yang sangat diperlukan saat kita menghadapi masalah yang mengancam masa depan, vitalitas dan kesehatan anak-anak bangsa.
Kelebihan berat badan dan obesitas menempati peringkat keempat sebagai faktor risiko kematian setelah tekanan darah tinggi, risiko pola makan, dan tembakau, menurut WHO. Ancaman kesehatan terkait obesitas berkontribusi terhadap lebih dari 1,2 juta kematian di Wilayah Eropa WHO setiap tahunnya.
“WHO/Eropa memiliki warisan yang kuat dalam mengambil tindakan untuk mengatasi masalah yang paling menantang sekalipun, termasuk obesitas, penyakit di kemudian hari,” ungkap Kepala Kantor WHO/Eropa Athena, Dr. Joao Breda.
Ia mengatakan salah satu bidang penting untuk inovasi adalah meningkatkan kualitas layanan bagi jutaan anak-anak dan orang dewasa di kawasan Eropa yang hidup dengan kelebihan berat badan dan obesitas
Samoa, Nauru, dan Tonga masuk dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Simak data terbaru dari WHO.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia dari Kementerian Kesehatan, prevalensi obesitas nasional 2023 pada penduduk umur di atas 18 tahun, mengalami peningkatan.
Poin yang membedakan Lighthouse Advanced dari klinik lain adalah pendekatannya yang menyeluruh dan berkelanjutan melalui Companion Program.
OBESITAS pada anak merupakan kondisi yang bisa memicu munculnya berbagai penyakit berbahaya. Asupan Protein hewani bisa menjadi cara untuk mengatasi obesitas pada anak.
Protein hewani bukan sekadar pelengkap—bagi anak, ia adalah fondasi utama untuk tumbuh sehat dan terhindar dari obesitas.
KETUA Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa saat ini orangtua harus meningkatkan pemahaman pentingnya penanganan obesitas pada anak.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Orangtua perlu memberikan contoh kepada anak dan menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi.
Pengakuan itu MK sampaikan kepada petugas Satpol PP, yakni Eko Iswahyudi dan Muhidin
Satpol PP telah mengevakuasi seorang anak yang diduga disiksa oleh orangtuanya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (11/6).
Ketika anak terlalu sering melihat konten negatif yang muncul seperti kekerasan mereka bisa menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa atau wajar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved