Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Setiap 4 Juni, seluruh dunia memperingati Hari Anak Korban Perang Internasional, yang juga dikenal sebagai International Day of Innocent Children Victims of Aggression. Peringatan ini didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran tentang penderitaan yang dialami anak-anak secara global.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan Hari Anak Korban Perang Internasional pada 1982. Penetapan ini sebagai tanggapan atas banyaknya anak-anak Palestina dan Lebanon yang menderita selama konflik Israel-Lebanon.
Sejak awal didirikan, peringatan ini semakin penting dan terus berlanjut hingga saat ini. Karena, untuk menarik perhatian terhadap berbagai bentuk serangan dan pelecehan yang dihadapi oleh anak-anak di seluruh dunia, termasuk anak-anak Palestina yang berada di wilayah peperangan.
Baca juga : Rusia Tepis Tuduhan Mahkamah Kriminal soal Deportasi Ilegal Anak Ukraina
Anak-anak Palestina saat ini menjadi korban perang antara Israel-Hamas yang masih berlangsung. Lebih dari 14.000 anak dilaporkan terbunuh, menurut data UNICEF, dan perkiraan terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina menunjukkan ribuan lainnya terluka dan trauma akibat perang.
Di sisi lain, berbagai cara dapat dilakukan masyarakat dalam memperingati Hari Anak Korban Perang Internasional. Salah satunya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui platform media sosial tentang anak-anak yang terkena dampak perang, dan memberikan dukungan terhadap resolusi dan program PBB yang relevan, seperti program global yang bertujuan untuk menghapuskan kekerasan terhadap anak.
Kemudian, menciptakan ruang aman bagi anak di seluruh dunia. Sebab, kekerasan terhadap anak dapat bersifat fisik maupun psikis. Oleh karena itu, dengan memberikan perhatian yang cermat kepada anak dapat membantu mengungkap kekerasan yang sedang terjadi.
Baca juga : UNICEF: Israel Ciptakan Mimpi Buruk Bagi Anak-anak di Gaza
Terdapat tiga hal yang menjadi alasan mengapa Hari Anak Korban Perang Internasional itu penting.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggunakan Hari Anak Korban Perang Internasional sebagai kesempatan untuk mengakhiri kekerasan dan agresi yang menyebabkan kematian jutaan anak di seluruh dunia setiap tahunnya. Hal ini tercantum sebagai salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang ingin dicapai pada 2030.
Oleh karena itu, dengan peringatan ini, penting bagi kita untuk berkomitmen mengakhiri segala bentuk kekerasan terhadap anak, serta penganiayaan, penelantaran dan eksploitasi anak.
Baca juga : Hari Anak Sedunia: Menyuarakan Hak Anak-Anak untuk Membangun Dunia yang Lebih Baik
PBB mengatakan dalam sebuah laporannya bahwa pengabaian sebenarnya lebih banyak merugikan daripada membawa manfaat. Hari Anak Korban Perang Internasional adalah hari untuk mempertimbangkan dan memutuskan apakah akan berkomitmen membantu dan menyusun apa yang salah dan benar dalam perlakuan terhadap anak-anak di seluruh dunia.
Memperingati Hari Anak Korban Perang Internasional penting untuk membuat langkah yang baik. Selain itu, hari ini juga berfungsi untuk menyalurkan rasa marah dan penghinaan umat manusia terhadap kekerasan anak, guna mencegah organisasi kriminal melibatkan anak dalam peperangan.
(Z-3)
Pemerintah Louisiana gugat Roblox dengan tuduhan memfasilitasi penyebaran materi pelecehan seksual anak.
Hasil kajian juga menyebutkan bahwa kekerasan dalam bentuk verbal dan psikis/emosi adalah bentuk kekerasan yang paling banyak dialami oleh anak dengan disabilitas.
Peran dominan ibu penting diterapkan terutama bagi anak yang diasuh dalam lingkup keluarga lebih besar melibatkan nenek, kakek, atau pengasuh lainnya.
Program pemeriksaan kesehatan gratis sebaiknya menjangkau anak usia sekolah yang bersekolah maupun tidak bersekolah di wilayah perkotaan sampai daerah terpencil.
Masih maraknya kebiasaan konsumsi kental manis sebagai minuman susu anak dan balita oleh masyarakat diperkuat oleh sejumlah riset dan penelitian yang dilakukan kalangan akademisi.
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Kepala Negara mengingatkan bahwa meskipun Indonesia tidak menyukai perang, realitas menunjukkan konflik bersenjata terjadi di berbagai belahan dunia.
Keputusan itu diambil meski ada penolakan luas dari publik dan kekhawatiran langkan tersebut akan membahayakan para sandera.
MENTERI Dalam Negeri Suriah Anas Khattab mengatakan bahwa pasukan keamanan telah memberlakukan gencatan senjata di dalam Kota Suwayda.
JUMLAH korban tewas akibat konflik bersenjata yang melanda Provinsi Suwayda, wilayah yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Druze di Suriah, kini telah mencapai sedikitnya 1.120 jiwa.
PASUKAN keamanan dalam negeri Suriah berhasil menegakkan gencatan senjata di Kota Suwayda, membuka jalan menuju pertukaran tahanan dan pemulihan ketertiban secara bertahap.
HUBUNGAN manusia, Tuhan, dan alam yang tidak harmonis bisa mengakibatkan dampak yang mengerikan, bahkan melebihi kerusakan akibat perang. Hal itu diungkap Menteri Agama RI Nasaruddin Umar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved