Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
TURKI siap menjadi tuan rumah pertemuan puncak antara Ukraina dan Rusia untuk mengakhiri perang. Hal itu disampaikan Presiden Tayyip Erdogan pada Jumat (8/3) setelah pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istanbul.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam, Erdogan dan Zelenskyy membahas perkembangan perang Ukraina-Rusia, keamanan pengiriman di Laut Hitam, termasuk kesepakatan gandum yang sudah tidak berlaku, dan kerja sama industri pertahanan. Turki sebagai anggota NATO mendukung integritas teritorial Ukraina, tetapi juga menjaga hubungan baik dengan Rusia dan secara rutin berbicara dengan kedua pihak yang berkonflik, terutama sebagai sponsor kesepakatan Laut Hitam yang mencabut blokade de facto Rusia terhadap ekspor biji-bijian Ukraina.
"Kami membahas perkembangan perang secara rinci hari ini. Saya menyatakan pengamatan kami dengan segenap ketulusan saya," kata Erdogan pada konferensi pers bersama Zelenskyy.
Baca juga : Erdogan Dihujani Selamat oleh Putin hingga Biden
"Kami memberikan kontribusi terbaik kami agar perang berakhir berdasarkan perundingan. Kami siap menjadi tuan rumah pertemuan puncak perdamaian yang juga akan dihadiri Rusia," katanya. Ia telah menegaskan kembali dukungan Ankara terhadap kedaulatan Ukraina.
Turki telah menjadi tuan rumah perundingan damai antara Rusia dan Ukraina pada 2022. Namun sejak itu ia mengeluh bahwa tidak ada langkah diplomatik yang diambil untuk memajukan perundingan tersebut.
Negara ini telah berulang kali menawarkan untuk menjadi tuan rumah perundingan lebih lanjut. Ia mengatakan bahwa diperlukan pertemuan puncak para pemimpin.
Baca juga : Zelensky Minta Dunia Menentang Genosida Rusia
Zelensky mengatakan Rusia tidak akan diundang ke pertemuan puncak perdamaian pertama yang akan diadakan di Swiss dalam beberapa bulan mendatang. Namun perwakilan Rusia dapat diundang ke pertemuan berikutnya setelah peta jalan perdamaian disepakati dengan sekutu Ukraina.
"Kami tidak melihat satu pun perwakilan Rusia di KTT ini. Kami tidak melihat bagaimana Anda bisa mengundang orang-orang yang menghalangi, menghancurkan, dan membunuh segalanya. Kami ingin mendapatkan hasil, perdamaian yang adil," sebutnya
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa sudah waktunya bagi Ukraina dan Rusia untuk memulai perundingan gencatan senjata. Ia menambahkan bahwa hal ini tidak berarti pengakuan atas pendudukan Rusia.
Baca juga : Parlemen Turki Restui Swedia Gabung NATO
Turki telah memberi Ukraina berupa drone bersenjata dan menandatangani perjanjian untuk produksi bersama di suatu pabrik dekat Kyiv. Namun kemajuannya terhambat oleh perang. Mereka telah memberi Kiev dukungan militer dalam bentuk lain tetapi menentang sanksi Barat terhadap Rusia.
Setelah tiba pada Jumat, Zelenskyy mengunjungi galangan kapal dekat Istanbul untuk memeriksa pekerjaan konstruksi dua korvet untuk angkatan laut Ukraina. Dia membahas produksi bersama sejumlah senjata dan amunisi dengan Erdogan.
"Hari ini, kami telah mencapai kesepakatan mengenai proyek pertahanan bersama, baik di tingkat pemerintah maupun antarperusahaan," katanya di platform media sosial X setelah bertemu Erdogan. "Saya bertemu dengan perwakilan industri pertahanan Turki. Kami siap bergerak cepat untuk mewujudkan semua yang kami diskusikan," tambahnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Baca juga : Putin Sebut Konflik di Ukraina Tidak Sama dengan Gaza
Pembicaraan juga menyentuh kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, yang ditengahi oleh Turki dan PBB, sehingga memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian dengan aman dari pelabuhannya. Ankara telah mendorong untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut. Namun Rusia--yang menganggap permintaannya untuk memberikan persyaratan yang lebih baik bagi ekspor makanan dan bahan bakarnya diabaikan--mengatakan pihaknya tidak tertarik.
Sebagai bagian dari tindakan penyeimbangannya, Turki mempertahankan hubungan industri pertahanannya dengan Ukraina sambil memperdalam kerja sama energi dengan Rusia. Mereka juga menandatangani kesepakatan untuk mengambil bagian dalam rekonstruksi Ukraina pascaperang.
Reuters secara eksklusif melaporkan bulan lalu bahwa ancaman AS untuk menjatuhkan sanksi kepada perusahaan-perusahaan keuangan yang melakukan bisnis dengan Rusia telah membekukan perdagangan Turki-Rusia. Ini mengganggu atau memperlambat beberapa pembayaran untuk impor minyak dan ekspor Turki. (AFP/Z-2)
Satu orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Sindirgi, Turki, Minggu (10/8) malam.
ADMINISTRASI Otonom Suriah Utara dan Timur (AANES) memperingatkan bahwa situasi krisis air di Sungai Efrat semakin parah setelah ketinggian air di Danau Bendungan Efrat menyusut.
SURIAH saat ini menghadapi krisis kemanusiaan besar akibat perubahan iklim, konflik geopolitik, dan penurunan curah hujan.
Sedikitnya 10 petugas pemadam dan relawan tewas saat memadamkan kebakaran di Turki.
FESTIVAL Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat sebagai jembatan diplomasi budaya antara Indonesia dan Turki.
ISRAEL dan Suriah mencapai kesepakatan gencatan senjata mendapat dukungan dari Turki, Yordania, dan negara-negara tetangga lainnya.
PRESIDEN AS Donald Trump menyinggung sejumlah isu penting terkait perundingan damai Ukraina-Rusia usai bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Donald Trump menilai Ukraina tidak seharusnya memulai perang dengan Rusia karena ketimpangan kekuatan.
Rusia menyerahkan sekitar 1.000 jenazah ke Ukraina, sesuai kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya.
Presiden AS Donald Trump tegaskan tidak kirim pasukan darat ke Ukraina. Tapi membuka kemungkinan berikan dukungan udara.
Menlu Rusia Sergey Lavrov menolak memastikan rencana pertemuan antara Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky.
Donald Trump dorong dialog langsung antara Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky untuk akhiri perang. Namun, Kremlin meremehkan spekulasi pertemuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved