Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Korea Utara Tuduh Korea Selatan dan AS Bermufakat Jahat

Cahya Mulyana
01/5/2023 16:17
Korea Utara Tuduh Korea Selatan dan AS Bermufakat Jahat
Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol bertemu di Gedung Putih, Washington, AS, Jumat (26/4).(Jim WATSON / AFP)

KOREA Utara (Korut) mengutuk Amerika Serikat-Korea Selatan (AS-Korsel) yang telah membuat perjanjian pertahanan. Kesepakatan tersebut disebut Pyongyang sebagai pemufakatan jahat yang dapat mengancam keamanan.

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengadakan pertemuan puncak minggu lalu.

Joe Biden berjanji untuk memberi Seoul lebih banyak wawasan tentang perencanaan nuklirnya atas konflik apa pun dengan Korea Utara.

Baca juga: Hadapi Provokasi Amerika, Korut Bersumpah Perkuat Militernya

Hal ini ditumbulkan karena program senjata Pyongyang dan payung nuklir AS. Kedua pemimpin itu menyepakati penguatan pertahanan Korsel dan akan memberikannya aset strategis secara teratur.

Kapal Selam Angkatan Laut AS Kunjungi ke Korea Selatan

Sebagai bagian dari upaya tersebut, kapal selam dengan rudal balistik bersenjata nuklir Angkatan Laut AS akan mengunjungi Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak 1980-an.

Media pemerintah Korut, KCNA mengatakan, perjanjian tersebut menetapkan kesediaan sekutu untuk mengambil tindakan paling bermusuhan dan agresif terhadap Korea Utara, mengutip pernyataan Analis Keamanan Internasional Choe Ju Hyon.

Baca juga: Presiden Korsel: Deklarasi Washington Lebih Baik dari NATO

Penmpatan aset strategis AS telah menempatkan situasi semenanjung Korea dalam rawa ketidakstabilan dan dimaksudkan untuk membangun blok militer yang agresif dan eksklusif di wilayah tersebut, menurut Choe.

"Itu hanya bertujuan untuk menghindari tanggung jawab atas kejahatan terkait nuklir terburuk yang pernah dilakukannya dengan menghancurkan dan melanggar sistem non-proliferasi nuklir secara sistematis, dan khususnya, mendorong situasi Semenanjung Korea ke jurang perang nuklir," tulis KCNA.

Baca juga: Amerika Serikat Janjikan Kapal Nuklir untuk Hadapi Korea Utara

"Ini adalah tujuan jahat hegemonik yang dikejar oleh AS untuk mengubah seluruh Korsel menjadi pos perang nuklir terbesarnya di Timur dan menggunakannya secara efektif untuk mencapai strateginya untuk mendominasi dunia," lanjut Choe.

Pyongyang telah bereaksi dengan marah terhadap KTT Yoon-Biden, dengan mengatakan pihaknya mengkonsolidasikan keyakinannya untuk menyempurnakan pencegah perang nuklir. (CNA/Cah/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya