Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Indonesia Khawatirkan Peningkatan Ketegangan Karena AUKUS

Mediaindonesia
22/9/2021 13:35
Indonesia Khawatirkan Peningkatan Ketegangan Karena AUKUS
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi( ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

INDONESIA mencermati dan mengkhawatirkan meningkatnya ketegangan di antara negara-negara besar di kawasan Indo-Pasifik, menyusul pengumuman inisiatif pertahanan antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat, yang dikenal dengan AUKUS.

“Saya singgung mengenai AUKUS dan keputusan Australia untuk pengadaan kapal selam bertenaga nuklir,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika menyampaikan keterangan pers secara virtual dari New York, AS, hari ini.

Melalui kemitraan baru tersebut, Australia akan mendapatkan teknologi pembuatan kapal selam bertenaga nuklir guna memperkuat angkatan lautnya.

Kesepakatan AUKUS dianggap bertujuan untuk menyaingi kekuatan China yang semakin meningkat di kawasan.

Selain itu, kesepakatan baru Australia dengan Inggris dan AS juga telah memicu kemarahan Prancis, yang sebelumnya memiliki perjanjian dengan Australia soal pembelian kapal selam konvensional.

Baca juga: Presiden Korsel Serukan Dimulainya Kembali Dialog Korut-AS

Ketika berbicara pada forum Asia Society yang berlangsung secara virtual pada Selasa (21/9), Menlu Retno mengatakan bahwa Indonesia mencatat komitmen-komitmen yang dinyatakan Australia, termasuk janji negara itu untuk terus menghormati prinsip nonproliferasi dan hukum internasional.

“Tetapi saya menekankan bahwa yang tidak diinginkan oleh kita semua adalah kemungkinan meningkatnya perlombaan senjata dan power projection (unjuk kekuatan—red) di kawasan, yang tentunya akan dapat mengancam stabilitas keamanan kawasan,” kata Menlu RI.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres juga memperingatkan tentang meningkatnya ketegangan antara China dan AS.

Ia khawatir persaingan antara kedua negara adidaya tersebut akan membawa dunia menuju menuju dua setelan aturan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan teknologi yang berbeda; dua pendekatan yang berbeda dalam pengembangan kecerdasan buatan; dan pada akhirnya dua strategi militer dan geopolitik yang berbeda pula.

"Ini mungkin menjadi bencana. Ini akan jauh lebih sulit diprediksi daripada Perang Dingin," ujar Guterres pada pembukaan Sidang ke-76 Majelis Umum PBB di New York, kemarin.(Ant/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik