Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Orangtua Diingatkan tidak Hanya Beri Makan Anak Mereka Karbohidrat

Basuki Eka Purnama
16/7/2025 20:13
Orangtua Diingatkan tidak Hanya Beri Makan Anak Mereka Karbohidrat
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER Residen Gizi Klinik Universitas Indonesia (UI) Nadhira Afifa menyoroti masih banyaknya orangtua yang keliru menganggap bahwa memberi anak dengan pola makan hanya difokuskan pada karbohidrat.

"Kalau lebih fokusnya ke karbohidrat, karena makanan utama kita nasi. Jadi itu persepsi yang salah juga di orangtua dan masyarakat," kata Nadhira, dikutip Rabu (16/7).

Mengonsumsi pola makan seperti itu tidak dianjurkan karena tidak mengandung gizi seimbang. Dia masih banyak orangtua yang menganggap makan yang terlalu fokus pada karbohidrat, seperti mengonsumsi nasi dengan mie, sudah cukup bergizi.

"Kalau di daerah, mindsetnya itu masih fokus ke karbohidrat aja, memang kita makanan utama nasi kan. Padahal tetap harus gizi seimbang selalu," tegas Nadhira.

Nadhira mengingatkan pola makan bergizi seimbang bisa mengikuti panduan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan yang memuat proporsi nasi, sayur, lauk hewani, dan buah sebagai acuan yang mudah diterapkan di rumah.

Dalam membentuk kebiasaan makan sehat di rumah tidak harus dimulai dari makanan mahal, salah satu bahan pangan sederhana yang bisa menjadi sumber protein hewani adalah telur.

"Padahal sebenarnya sesulit-sulitnya itu bisa pakai telur aja. Telur kan itu satu butir Rp2.000 ya. Jadi paling enggak protein hewaninya bisa dari telur itu tiga kali sehari juga enggak masalah," jelas dia.

Dalam mendukung kebiasaan mengonsumsi pola makan bergizi seimbang pada anak-anak diperlukan peran orangtua. 

Menurut dia, perubahan pola makan tidak cukup hanya dengan menyuruh anak, tapi harus dimulai dari kebiasaan seluruh keluarga.

"Orangtuanya jangan cuma nyuruh doang. Tapi orangtuanya juga berhabit yang gizi seimbang juga, sehingga anak itu bisa mengikuti, jadi perilaku sehatnya itu diterapkan di satu keluarga bukan di anak aja," kata dia.

Dokter lulusan Master of Public Health dari Harvard University itu menyarankan kebiasaan pola hidup yang bisa diterapkan dalam menjaga
kesehatan anak-anak juga harus ada aktivitas yang dilakukan sehari-hari, misalnya jalan ke sekolah, bermain secara kelompok, hingga olahraga.

Tidak hanya itu, peran dari keluarga yang harmonis juga sangat memengaruhi mood hingga ke kesehatan anak.

"Jadi pastikan relationship dengan orangtua dan anggota keluarga juga baik," pungkas Nadhira. (Ant/Z-1).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik