Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ANAK membutuhkan asupan gizi yang lengkap untuk mendukung tumbuh kembang mereka. Salah satu nutrisi penting yang tidak boleh terlewatkan adalah zat besi,
Mineral ini memiliki peran utama dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui sel darah merah, sekaligus mendukung sistem kekebalan tubuh.
Kekurangan zat besi dapat melemahkan kekebalan tubuh anak, meningkatkan risiko infeksi, dan menyebabkan kelelahan. Zat besi juga penting untuk pembentukan hormon, metabolisme, sintesis DNA, dan perkembangan kognitif.
Dokter anak ahli tumbuh kembang pediatri sosial, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K) mengatakan bahwa zat besi merupakan salah satu mikronutrien yang sanga dibutuhkan untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
Menurutnya kecukupan zat besi yang baik akan membantu anak tumbuh dengan optimal, memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Zat besi juga berperan dalam menjaga sistem kekebalan tubuh agar anak tidak mudah terinfeksi penyakit.
Dia juga menjelaskan bahwa zat besi harus di serap setiap hari oleh tubuh dengan seimbang “Keseimbangan zat besi positif sekitar 1 mg asupan zat besi per hari. Karena sekitar 10 persen zat besi makanan diserap, 8-10 mg zat besi makanan harus dikonsumsi setiap hari,” ujarnya
Dalam standar Angka Kecukupan Gizi (AKG), anak di atas satu tahun membutuhkan rata-rata asupan zat besi sebanyak 7-10 miligram per hari. Untuk lebih detailnya, mengacu pada Kementerian Kesehatan dan beberapa sumber lainnya, berikut kebutuhan zat besi yang dibutuhkan anak mulai usia balita hingga anak remaja:
Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko kekurangan zat besi pada anak, yang dapat berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan mereka. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu diwaspadai:
Bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah seringkali tidak memiliki cadangan zat besi yang cukup dalam tubuh mereka. Oleh karena itu, mereka memerlukan suplementasi zat besi tambahan untuk mendukung pertumbuhan.
Anak yang mengonsumsi susu sapi, susu kambing, atau susu kedelai secara berlebihan sebelum usia 1 tahun berisiko kekurangan zat besi dan dapat menghambat pemenuhan kebutuhan nutrisi anak.
Anak yang tidak mendapatkan asupan makanan yang seimbang setiap hari juga berisiko mengalami defisiensi zat besi ini dan dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi.
Anak-anak yang mengalami infeksi kronis atau memiliki kondisi kesehatan tertentu membutuhkan lebih banyak zat besi untuk melawan infeksi dan mendukung proses pemulihan, sehingga kebutuhan zat besi mereka meningkat.
Remaja putri lebih rentan kekurangan zat besi karena kehilangan darah saat menstruasi, yang dapat mengurangi cadangan zat besi secara signifikan. Oleh karena itu, mereka perlu memastikan asupan zat besi yang lebih tinggi untuk menggantikan kehilangan tersebut.
Untuk mencegah dan mengatasi kekurangan zat besi, orang tua perlu memperhatikan pola makan anak. Agar penyerapan zat besi lebih optimal, sebaiknya makanan kaya zat besi dikombinasikan dengan sumber vitamin C. Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh, seperti jeruk, stroberi, atau tomat.
Ada juga beberapa pilihan makanan yang kaya zat besi antara lain daging merah tanpa lemak, ayam, kalkun, ikan, serta kacang-kacangan, lentil, tahu, dan kentang panggang.
Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli juga merupakan sumber zat besi yang baik. Selain itu, sereal dan makanan lain yang difortifikasi zat besi dapat membantu mencukupi kebutuhan gizi anak. (Ant/Kemenkes/alodokter/anakku/P-5)
Ilmuwan dari Universitas Southampton telah merancang ulang antibodi menjadi versi super kuat yang mampu memperkuat sistem imun dalam menyerang kanker
Kurang tidur tak hanya berdampak pada suasana hati dan daya pikir, tetapi juga berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh.
Mucormycosis, atau yang dikenal sebagai "jamur hitam," adalah infeksi jamur langka yang dapat berakibat fatal, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Penelitian terbaru menemukan lingkungan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) terlalu steril, sehingga dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan astronot.
Cacar Api, atau dikenal sebagai Herpes Zoster, merupakan penyakit yang dapat menyerang individu yang sebelumnya pernah terkena cacar air.
Untuk mendapatkan kekebalan tubuh, lebih baik berolahraga ringan asalkan rutin ketimbang olahraga berat namun jarang.
Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada Pratiwi Dinia Sari mengatakan menjaga keseimbangan pola makan sehat dan menerapkan gaya hidup sehat bisa dilakukan selama liburan.
Studi isotop seng ungkap megalodon bukan hanya pemangsa paus, tapi pemakan oportunistik dengan pola makan beragam untuk penuhi kebutuhan energinya.
Jika selama ini anak-anak sering diberi asupan makanan yang tinggi gula, tinggi karbohidrat, dan rendah protein, rendah lemak, itu yang memicu terjadinya reaksi peradangan,
Enggak perlu diet aneh-aneh, diet OMAD, ketogenik, OCD. Selama orang itu melakukan diet yang seimbang dan dilakukan jangka panjang, hasilnya jauh lebih bagus.
Diet sehat yang kaya serat dan nutrisi dapat melindungi tubuh dari pembentukan sel-sel kanker.
Diabetes berpeluang terjadi pada ibu hamil yang tidak menerapkan pola makan sehat, termasuk pada ibu hamil yang tidak memiliki riwayat diabetes dalam keluarga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved