Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
SAAT membicarakan tekanan darah tinggi, kita mungkin langsung terbayang orang dewasa. Namun, sebuah penelitian baru mengungkapkan kondisi ini juga menjadi masalah bagi anak-anak.
Studi dari American Heart Association menemukan fakta mengejutkan,1 dari 7 anak di Amerika Serikat mengalami tekanan darah tinggi. Kondisi yang biasanya kita kaitkan dengan usia lanjut ini ternyata sudah mempengaruhi generasi muda sejak usia dini.
Dilandir dari Parents, Dr. Thomas Kimball, direktur kardiologi di Rumah Sakit Anak New Orleans, menegaskan akar masalah hipertensi pada anak seringkali dimulai sejak kecil.
Baca juga : Apakah Mentimun Bisa Menggantikan Obat Hipertensi?
"Banyak faktor seperti pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik selama masa kanak-kanak menjadi penyebab utama yang perlu diwaspadai," jelasnya.
Lantas, apa yang bisa dilakukan para orangtua untuk melindungi anak-anak mereka dari ancaman hipertensi ini? Artikel ini mengulas lebih jauh tentang temuan penelitian, dampaknya, dan langkah-langkah penting yang perlu diambil.
Penelitian yang dipresentasikan Ahlia Sekkarie, PhD, seorang ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), memperlihatkan data yang mengkhawatirkan. Studi ini melibatkan 2.600 anak berusia 8 hingga 19 tahun.
Baca juga : Pola Asuh Orangtua Bisa Memengaruhi Kebiasaan Makan Anak
Hasilnya, 14% dari mereka memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari normal. Sebanyak 8,7% anak mengalami tekanan darah tinggi dan 5,4% di antaranya bahkan sudah terdiagnosis hipertensi.
Fakta ini menunjukkan tren hipertensi pada anak-anak dan remaja terus meningkat. Dr Cherilyn Davis, seorang dokter anak dari Elliston Pediatrics, menjelaskan faktor risiko seperti pola makan yang buruk, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik turut memperparah kondisi ini.
"Banyak anak yang kelebihan berat badan lebih rentan terkena hipertensi, dan anak laki-laki lebih sering terdiagnosis daripada perempuan," katanya.
Baca juga : Awas, Kenali Gejala Diabetes pada Anak
Meskipun sulit menentukan penyebab pasti, para ahli menunjukkan bahwa faktor gaya hidup memainkan peran besar. Menurut Dr. Vincent J. Gonzalez, ahli jantung anak, pola makan tinggi garam dan gula, serta rendahnya tingkat aktivitas fisik, berkontribusi pada tingginya tekanan darah. Faktor genetik, kondisi kesehatan seperti penyakit ginjal, endokrin, atau penyakit jantung juga bisa menjadi pemicu.
Yang mengkhawatirkan, tekanan darah tinggi sering disebut sebagai "silent killer" karena jarang menunjukkan gejala hingga menyebabkan kerusakan serius. Dr. Alan Sing, direktur kardiologi di Children's Medical Center Plano, menjelaskan, "Hipertensi tidak menunjukkan gejala, tetapi bisa menyebabkan sakit kepala, penglihatan kabur, atau mimisan."
Tanpa penanganan, hipertensi pada anak dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada organ penting seperti jantung, ginjal, mata, hingga otak. Hipertensi juga memicu aterosklerosis atau penyumbatan arteri yang dapat berujung pada komplikasi lebih serius di kemudian hari.
Baca juga : 7 Cara Mengurangi Risiko Tekanan Darah Tinggi pada Anak
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi hipertensi pada anak adalah dengan memantau tekanan darah secara rutin. Dr. Sing menyarankan agar pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap tahun saat check-up rutin anak. Jika ditemukan kelainan, dokter mungkin akan merekomendasikan pengukuran tekanan darah di rumah. Pastikan untuk mengikuti instruksi dokter dan menggunakan alat pengukur yang sesuai untuk hasil yang akurat.
Jika anak Anda didiagnosis dengan hipertensi, langkah pertama yang harus diambil adalah mencari tahu penyebabnya. Beberapa anak mungkin memerlukan pengobatan untuk mengatasi kondisi medis yang mendasari, seperti penyakit ginjal atau endokrin. Namun, sebagian besar kasus hipertensi pada anak di Amerika Serikat disebabkan oleh faktor gaya hidup.
Menurut Dr Gonzalez, perubahan gaya hidup dapat sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) yang kaya sayur, buah, dan daging tanpa lemak, serta biji-bijian utuh, telah terbukti membantu. Menurunkan konsumsi gula dan garam, serta meningkatkan aktivitas fisik selama 30 hingga 60 menit per hari juga bisa membantu menjaga tekanan darah tetap normal.
Meskipun anak Anda belum didiagnosis dengan tekanan darah tinggi, penting untuk menjaga gaya hidup sehat sebagai langkah pencegahan. Membiasakan anak aktif, menghindari makanan olahan, dan mengurangi makanan tinggi garam serta lemak jenuh dapat mengurangi risiko hipertensi.
Dr. Sing menegaskan tekanan darah tinggi pada anak-anak bukanlah akhir dari segalanya. Dengan keseriusan dalam menjalani gaya hidup sehat, banyak keluarga telah berhasil menurunkan tekanan darah anak mereka ke tingkat normal.
"Saya melihat banyak keluarga yang menjalani perubahan besar dan akhirnya berhasil mengendalikan hipertensi anak mereka," tuturnya.
Jadi, jika anak Anda terdiagnosis dengan hipertensi, jangan panik. Ada banyak langkah yang bisa diambil untuk mengatasi masalah ini. Mulailah dengan perubahan kecil dalam pola makan dan aktivitas fisik untuk masa depan yang lebih sehat. (Z-3)
Praktik hipnoterapi yang diimplementasikan secara tepat dapat menyembuhkan trauma yang disebabkan oleh perundungan dan meningkatkan prestasi anak di sekolah.
UPAYA memperkuat perlindungan perempuan dan anak dari ancaman tindak kekerasan melalui pengintegrasian sistem antarlembaga terkait harus mendapat dukungan semua pihak.
Pada usia 5 tahun, koneksi yang dibentuk oleh pengalaman sehari-hari dalam bermain, eksplorasi, belajar, akan secara harfiah membangun arsitektur otak mereka.
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Muklay menyampaikan bahwa seni sebaiknya dipahami sebagai ruang ekspresi, bukan sebagai sarana mencari keuntungan materi semata.
Cacingan umum terjadi pada anak usia 5–10 tahun. Kenali gejala, cara mengobati, dan langkah pencegahan untuk melindungi anak dari infeksi cacing.
Upaya untuk membiasakan anak menerapkan pola makan sehat bisa mulai dilakukan pada masa pengenalan MPASI, ketika anak berusia sekitar enam bulan.
Banyak yang bertanya, “Jika orang tua saya menderita diabetes, apakah saya juga akan mengalaminya?” Jawabannya: belum tentu.
Pola makan mencerminkan gaya hidup seseorang dan sangat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Sebuah studi menunjukan makanan ultraproses dapat meningkatkan risiko kanker paru sebesar 41% bagi yang sering mengonsumsinya.
Penelitian selama 15 tahun di Swedia membuktikan pola makan sehat dapat memperlambat penuaan dan mengurangi risiko penyakit kronis pada lansia.
Pola makan lebih dominan sebagai pemicu obesitas dibandingkan tingkat aktivitas fisik harian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved