Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
HIPERTENSI atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang tidak bisa diremehkan. Orang yang menderita hipertensi sangat disarankan mengonsumsi mentimun, karena kandungan mineral kalium, magnesium, dan serat di dalam mentimun bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah.
Selain itu, mentimun juga bersifat diuretik karena mengandung banyak air sehingga bisa membantu menurunkan tekanan darah. Akan tetapi, apakah mentimun bisa menjadi pengganti obat hipertensi?
Terkait hal tersebut, dr. R.A. Adaninggar Primadia Nariswari, Sp.PD atau yang di kerap disapa dr. Ningz, seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam memberikan pandangannya.
Baca juga : Gaya Hidup Kunci Atasi Hipertensi
"Ini menarik karena kita tahu mentimun itu kan sejak zaman dulu mungkin turun temurun dari orangtua kita, mentimun adalah salah satu buah atau sayur yang dikatakan bisa membantu menurunkan tensi," katanya melalui Instagram @drningz.
"Nah ini sebenarnya nggak salah karena mentimun itu mengandung tinggi kalium, di mana kalium itu memang bisa merilekskan pembuluh darah yang kaku pada penderita-penderita hipertensi Jadi memang bisa dia membantu menurunkan tensi," lanjutnya.
Akan tetapi, lanjut dr Ningz, perlu diingat bahwa penyebab hipertensi sebagian besar adalah gaya hidup tidak sehat. "Jadi perubahan pola makan termasuk dengan diet sayur dan buah ini memang salah satu pola makan yang dianjurkan pada penderita hipertensi," jelasnya.
Baca juga : Masyarakat Diajak Cegah Hipertensi dengan Diet Rendah Garam
"Tapi gaya hidup itu nggak cuma pola makan, ada juga konsumsi garam, penyedap, gorengan, makanan berlemak lalu harus menurunkan berat badan, olahraga rutin, istirahat yang cukup, tidur yang cukup, tidak merokok dan juga bisa mengatur stres mental dengan baik. Jadi artinya tanpa perubahan gaya hidup secara menyeluruh, konsumsi mentimun saja itu juga tidak akan efektif," lanjutnya.
Lalu, apakah mentimun bisa menggantikan obat hipertensi?
"Ini pun tidak bisa kita simpulkan seperti itu, karena mentimun ini (yang) salah satu zat di dalamnya mungkin memang membantu menurunkan tensi, tapi berapa dosisnya itu kita belum tahu," jawab dr Ningz.
Baca juga : Waspada Hipertensi, Usia di Atas 18 Tahun Wajib Cek Tekanan Darah
"Sedangkan obat-obatan itu sudah diteliti dan sudah ketahuan dosis berapa yang memang efektif untuk menurunkan tensi," lanjutnya.
Pada prinsipnya, lanjut dr Ningz, dianjurkan mengonsumsi mentimun untuk diet penderita hipertensi. Akan tetapi, jangan meninggalkan obat-obatan dari dokter, sebab mentimun tidak bisa menggantikan obat-obat dari dokter.
"Apalagi kalau kondisi hipertensi kalian berat dan gaya hidup kalian belum berubah secara optimal. Konsultasikan dengan dokter," pungkas dr Ningz. (M-4)
Meski sering dianggap sayur karena penggunaannya dalam masakan, mentimun secara botani termasuk buah, karena tumbuh dari bunga dan memiliki biji.
BIBIR bisa berubah menjadi lebih gelap daripada warna alaminya. Penyebabnya bisa beragam, diantaranya ialah paparan sinar UV, sering mengonsumsi kafein, alergi kosmetik, dan lainnya.
Harga bahan pokok di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), meroket. Selain beras, harga cabai, bawang, tomat, dan mentimun melambung tinggi.
Infused water menjadi salah satu alternatif minuman yang selain menyegarkan juga menyehatkan.
Mentimun memang segar untuk dikonsumsi, tapi jangan berlebihan karena sangat berbahaya.
PENYAKIT hipertensi, diabetes melitus, hingga masalah gigi menjadi penyakit yang banyak ditemukan dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan pentingnya untuk mengukur tekanan darah secara rutin.
Tekanan darah tinggi bisa dikendalikan tanpa obat dengan menerapkan gaya hidup sehat. Simak 5 perubahan gaya hidup yang efektif menurunkan hipertensi.
Tomat mengandung kalium dan likopen yang efektif menurunkan tekanan darah tinggi. Pelajari bagaimana tomat membantu mengelola hipertensi dan menjaga kesehatan jantung secara alami.
Lansia di Indonesia menghadapi berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
DIREKTUR Medik dan Keperawatan RS PON dr Reza Aditya Arpandy terdapat pola makan yang dapat tingkatkan risiko stroke.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved