Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
BERDASARKAN data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, tercatat prevalensi hipertensi mencapai 34%. Dengan kata lain 1 dari 3 orang dewasa menderita hipertensi atau darah tinggi.
Dokter spesialis penyakit dalam Pringgodigdo Nugroho mengatakan, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol sangat berbahaya karena menjadi salah satu penyebab utama berbagai penyakit berbahaya, seperti gagal jantung, penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke.
"Dalam jangka panjang, hipertensi dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat," ujarnya dalam webinar di IG RSCM Kencana dalam rangkaian acara peringatan Hari Hipertensi 17 Mei lalu.
Menurutnya, gejala penyakit tersebut bermacam-macam seperti, sakit kepala, lemas, masalah penglihatan, nyeri dada, sesak napas, aritmia dan adanya darah dalam urine.
Untuk mengatasi atau menangani bahaya dari hipertensi, lanjutnya, maka tidak lain harus dimulai dengan pemeriksaan tekanan darah.
"Semua orang dewasa di atas umur 18 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah. Kalau normal, paling tidak sekali setahun. Kalau tidak ya harus diulang 2 atau 3 kali diperiksa ke dokter atau di rumah sakit," terangnya.
Untuk diketahui, umur 18 tahun dianggap batas usia dewasa dalam UU Pernikahan maupun UU Ketenagakerjaan.
Mandiri di rumah
Bagi Anda yang memiliki riwayat keluarga penderita hipertensi dan penyakit kardiovaskular, dokter Pringgodigdo menyarankan untuk lebih sering memeriksakan tekanan darahnya. Sebab, Anda termasuk kelompok berisiko.
Pemeriksaan tekanan darah tidak mesti dilakukan di rumah sakit, namun juga bisa dilakukan secara mandiri di rumah. Akan tetapi pasien harus tetap mematuhi ketentuan agar hasil yang diperoleh benar-benar dipercaya.
"Frekuensi pemeriksaan mandiri pun dianjurkan lebih sering seperti pada pagi dan sore dalam seminggu atau 4 hari," ujarnya.
Minum obat
Selain pemeriksaan rutin, dokter Pringgodigdo juga mengingatkan pentingnya mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter, dengan diiringi pola hidup sehat.
"Jadi, tidak bergantung pada obat, modifikasi gaya hidup seperti diet dianjurkan rendah garam kurang dari 5 gram per hari. Diet dianjurkan memakan sayur dan buah serta menghindari lemak susu, itu bisa 5 porsi dalam sehari. Dianjurkan juga untuk menurunkan berat badan ideal," terangnya.
Selain mengatur pola makan, penderita hipertensi juga diimbau tetap berolahraga dengan intensitas sedang yang dilakukan lebih sering. Sedangkan, bagi perokok sebaiknya berhenti merokok karena itu dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah.
Dalam sesi tanya jawab, seorang pasien hipertensi mengaku sudah mengkonsumsi 2 jenis obat. Namun, saat diperiksa tekanan darahnya masih tetap tinggi. Ia pun bertanya mengapa hal itu bisa terjadi?
Dokter Pringgodigdo pun menerangkan bahwa konsumsi obat memang dapat mengatasi penyakit tersebut. Akan tetapi dosis dan targetnya harus tercapai. Bila masa paruh obat hanya 8 jam maka harus lebih rutin sesuai anjuran dokter.
"Komsumsi obat pun harus diimbangi dengan pola makan agar obat dapat bekerja efektif. Kalau tekanan masih tinggi, maka butuh obat lain atau dosis obat kita naik sehingga maksimal. Rata-rata lebih dari 2 jenis obat untuk hipertensi, kalau belum optimal bisa tambahkan obat lain," jelasnya.
Ia membantah jika mengkonsumsi obat hipertensi dapat merusak atau menyebabkan gangguan ginjal. Menurutnya, obat yang dikonsumsi dengan dosis yang tepat dan sesuai target, yakni tekanan darah normal tidak menyebabkan kerusakan atau efek samping yang fatal. (H-2)
NBA secara resmi menyetujui penjualan Boston Celtics kepada kelompok investor yang dipimpin Bill Chisholm dengan nilai mencapai US$6,1 miliar atau sekitar Rp99 triliun.
berolahraga 45 menit dengan latihan interval intensitas tinggi, dapat memicu lonjakan myokine dan menekan pertumbuhan sel kanker payudara hingga 30 persen.
Berlari adalah salah satu olahraga yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh, mulai dari menurunkan tekanan darah hingga menjaga berat badan ideal.
Ajang ini diikuti 335 atlet terdiri dari 128 atlet disabilitas dari 13 provinsi dan lebih dari 200 peserta umum.
Olahraga selama ini identik dengan tubuh bugar dan sehat. Namun, manfaatnya melampaui aspek fisik — kesehatan mental juga ikut terjaga.
Langkah ini merupakan bentuk investasi jangka panjang untuk mencetak atlet profesional yang dapat mengharumkan nama Kabupaten Tangerang di kancah nasional dan internasional.
Penelitian menunjukkan, orang yang mengonsumsi natrium tinggi berisiko 19% lebih besar terkena penyakit kardiovaskular dibanding yang membatasi asupan garam
Pagi sering kali dimulai dengan terburu-buru. Namun, di balik rutinitas itu, ada kebiasaan yang diam-diam bisa merusak jantung, terutama lewat menu sarapan Anda.
Dengan kapasitas 25 peserta, pusat pelatihan ini dirancang untuk menjadi pusat pelatihan interdisipliner nasional dalam bidang diagnostik, intervensi, dan pencitraan kardiovaskular.
Ablasi jantung dapat dilakukan untuk mengatasi aritmia dengan detak jantung yang terlalu cepat.
Jika tidak terdeteksi sejak dini, gagal jantung dapat memicu komplikasi yang serius, bahkan menyebabkan kematian.
Universitas Johns Hopkins mengembangkan model AI yang mampu memprediksi risiko kematian jantung mendadak lebih akurat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved