Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
DOKTER spesialis jantung dari Manhattan Cardiology, Dr. Robert Segel, mengatakan sarapan dengan makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi dapat merusak kesehatan jantung secara perlahan. Beberapa makanan untuk sarapan yang berpotensi merusak kesehatan jantung tersebut di antaranya bacon, sosis, roti, bagel, muffin, dan pastry.
"Asupan natrium tinggi menyebabkan retensi cairan, meningkatkan tekanan darah, dan memicu risiko gagal jantung," ungkapnya dilansir dari laman Eating Well.
Penelitian menunjukkan, orang yang mengonsumsi natrium tinggi berisiko 19% lebih besar terkena penyakit kardiovaskular dibanding yang membatasi asupan garam. American Heart Association merekomendasikan konsumsi natrium tidak lebih dari 1.500 mg per hari, jauh di bawah rata-rata konsumsi masyarakat yang mencapai lebih dari 3.300 mg.
Produk daging olahan seperti bacon dan sosis bukan hanya tinggi garam, tetapi juga kaya lemak jenuh yang bisa meningkatkan kolesterol jahat. Studi menunjukkan, mengonsumsi lebih dari 140 gram daging olahan per minggu dapat menaikkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 46%.
Selain itu, pola makan tinggi garam juga dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2. Penelitian menemukan, konsumsi natrium tertinggi dapat meningkatkan risiko diabetes hingga 80% dibanding konsumsi terendah. Diabetes dapat melipatgandakan risiko penyakit jantung.
Banyak makanan sarapan populer rendah serat, padahal serat, terutama serat larut membantu menurunkan kolesterol dan melindungi jantung. Oatmeal dan buah-buahan seperti apel, pir, pisang, serta jeruk merupakan sumber serat larut yang baik untuk kesehatan kardiovaskular.
Ahli gizi merekomendasikan beberapa hal yang dapat dikonsumsi untuk membuat jantung sehat, di antaranya minum air putih sebelum kopi untuk membantu sirkulasi dan tekanan darah, tambahkan serat minimal 5 gram di menu sarapan, pilih protein berkualitas tinggi seperti telur, yogurt tawar, kefir, atau keju rendah garam, batasi gula tambahan demi mengurangi risiko stroke dan gagal jantung.
Disarankan juga bergerak ringan 10-15 menit di pagi hari untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol, luangkan waktu tenang untuk mengelola stres, dan paparan cahaya matahari pagi yang dapat membantu menurunkan tekanan darah malam hari. Segel menekankan, mengurangi garam pada sarapan dan mengombinasikan dengan kebiasaan sehat lain akan membantu melindungi jantung dalam jangka panjang.
"Memulai hari dengan nutrisi tepat, tubuh bergerak, dan pikiran tenang adalah investasi kesehatan terbaik," tuturnya.(M-2)
Pagi sering kali dimulai dengan terburu-buru. Namun, di balik rutinitas itu, ada kebiasaan yang diam-diam bisa merusak jantung, terutama lewat menu sarapan Anda.
Berdasarkan rekomendasi dokter dan ahli gizi di Harvard, ada beberapa makanan yang bisa membantu membersihkan usus secara alami.
Sedang diet? Jangan lewatkan sarapan! Inilah 5 menu sarapan sehat yang bikin kenyang lebih lama dan bantu turunkan berat badan. Simak manfaat gizinya di sini.
Nasi uduk dan bubur ayam adalah menu sarapan favorit di Indonesia. Namun, mana yang lebih sehat? Simak panduan ahli gizi.
Sarapan bukan sekadar rutinitas, tapi langkah penting untuk menjaga energi, fungsi otak, dan kesehatan jantung—terutama bagi lansia.
Saat tidur, tubuh melakukan pemulihan dan pengaturan beragam fungsi penting, seperti tekanan darah, detak jantung, dan keseimbangan hormon.
PREVALENSI penyakit kardiovaskular semakin tinggi di Indonesia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) meluncurkan "Deklarasi InaPrevent 2025"
Sebuah penelitian menyebutkan, wanita yang pernah mengalami komplikasi kehamilan lebih berisiko mengalami serangan jantung di kemudian hari.
Daging merah olahan seperti sosis, nugget, dan daging asap telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko penyakit kardiovaskular dan kanker.
Penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan strok menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved