Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
POLA asuh yang diterapkan oleh orangtua bisa memengaruhi kebiasaan makan anak, termasuk mendorong anak untuk memilih-milih makanan.
Menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Ulul Albab, Sp.OG, apabila orangtua tidak biasa mengenalkan variasi makanan kepada anak maka anak akan cenderung memilih mengonsumsi makanan tertentu dan menghindari jenis makanan yang lain.
"Itu yang membuat akhirnya anak ini memilih apa yang dia sukai karena orangtuanya memberikan apa yang dia sukai. Padahal apa yang disukai anak-anak itu belum tentu itu yang benar," kata Ulul dikutip Antara, Selasa (30/7).
Baca juga : Awas, Kenali Gejala Diabetes pada Anak
Ulul mengemukakan bahwa kebiasaan orangtua tidak memberikan makanan yang tidak disukai anak karena tidak ingin anak jadi rewel juga bisa membuat anak suka pilih-pilih makanan.
"Kalau anak enggak pernah merasakan yang namanya telur, atau terpatri bahwa anak itu makan telur rasanya enggak enak, persepsi dia pasti akan negatif terhadap telur, sehingga akan pilih-pilih (makanan)," kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu.
Dokter Ulul mendorong para orangtua untuk mengenalkan beragam jenis makanan kepada anak sejak dini serta menyajikan makanan dengan tampilan menarik agar anak-anak mau mengonsumsi aneka makanan.
"Walaupun sebenarnya makanannya sama, tapi karena ada variasi, kemudian ada inovasi, anaknya merasa bahwa itu menarik, dan packaging itu penting buat anak-anak, bukan hanya rasa," katanya.
Dia menyampaikan bahwa perilaku pilih-pilih makanan pada anak dapat dicegah dengan menerapkan pola asuh yang tepat. (Ant/P-5)
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
UPAYA membangun pola asuh keluarga yang baik harus menjadi perhatian serius semua pihak untuk mewujudkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) berdaya saing di masa depan.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
POLA asuh atau gaya parenting orangtua kerap dituduh menjadi penyebab seorang anak mengalami kondisi autisme. Khususnya di era kemajuan teknologi saat ini.
Kurang optimalnya asupan gizi dan kekeliruan pola asuh bisa menyebabkan anak rentan terkena penyakit hingga terindikasi stunting.
The Journal of Human Resources menemukan bahwa anak sulung dalam keluarga cenderung memiliki skor Intelligence Quotient (IQ) lebih tinggi.
Kemampuan sosial-emosional seperti pengelolaan emosi, empati, dan kemampuan berkomunikasi harus ditanamkan sejak dini untuk membentuk anak-anak yang tangguh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved