Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
POLA asuh yang diterapkan oleh orangtua bisa memengaruhi kebiasaan makan anak, termasuk mendorong anak untuk memilih-milih makanan.
Menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Ulul Albab, Sp.OG, apabila orangtua tidak biasa mengenalkan variasi makanan kepada anak maka anak akan cenderung memilih mengonsumsi makanan tertentu dan menghindari jenis makanan yang lain.
"Itu yang membuat akhirnya anak ini memilih apa yang dia sukai karena orangtuanya memberikan apa yang dia sukai. Padahal apa yang disukai anak-anak itu belum tentu itu yang benar," kata Ulul dikutip Antara, Selasa (30/7).
Baca juga : Awas, Kenali Gejala Diabetes pada Anak
Ulul mengemukakan bahwa kebiasaan orangtua tidak memberikan makanan yang tidak disukai anak karena tidak ingin anak jadi rewel juga bisa membuat anak suka pilih-pilih makanan.
"Kalau anak enggak pernah merasakan yang namanya telur, atau terpatri bahwa anak itu makan telur rasanya enggak enak, persepsi dia pasti akan negatif terhadap telur, sehingga akan pilih-pilih (makanan)," kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu.
Dokter Ulul mendorong para orangtua untuk mengenalkan beragam jenis makanan kepada anak sejak dini serta menyajikan makanan dengan tampilan menarik agar anak-anak mau mengonsumsi aneka makanan.
"Walaupun sebenarnya makanannya sama, tapi karena ada variasi, kemudian ada inovasi, anaknya merasa bahwa itu menarik, dan packaging itu penting buat anak-anak, bukan hanya rasa," katanya.
Dia menyampaikan bahwa perilaku pilih-pilih makanan pada anak dapat dicegah dengan menerapkan pola asuh yang tepat. (Ant/P-5)
Asmirandah mengatakan bahwa informasi kesehatan yang berseliweran di media sosial tidak selalu benar, jadi lebih baik bertanya langsung kepada tenaga kesehatan profesional.
Virus yang menempel di saluran pernafasan juga dapat cepat terbuang saat cuci hidung dan diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.
Orangtua sebaiknya lebih dulu menanyakan dan mengamati gejala sakit yang dialami oleh anak sebelum membeli obat.
Australia larang anak di bawah 16 tahun akses YouTube, TikTok, dan media sosial lainnya mulai Desember 2025.
JCI Jakarta berkolaborasi dengan HIPMI BPP Banom Womenpreneur untuk mendukung misi penting Kids Biennale Indonesia: memerangi bullying dan kekerasan seksual terhadap anak-anak.
Gritte Agatha menekankan pentingnya membangun rutinitas yang mendukung tumbuh kembang anak, terutama dari sisi nutrisi, meski dirinya tidak selalu bisa berada di rumah.
UPAYA membangun pola asuh keluarga yang baik harus menjadi perhatian serius semua pihak untuk mewujudkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) berdaya saing di masa depan.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
POLA asuh atau gaya parenting orangtua kerap dituduh menjadi penyebab seorang anak mengalami kondisi autisme. Khususnya di era kemajuan teknologi saat ini.
Kurang optimalnya asupan gizi dan kekeliruan pola asuh bisa menyebabkan anak rentan terkena penyakit hingga terindikasi stunting.
The Journal of Human Resources menemukan bahwa anak sulung dalam keluarga cenderung memiliki skor Intelligence Quotient (IQ) lebih tinggi.
Kemampuan sosial-emosional seperti pengelolaan emosi, empati, dan kemampuan berkomunikasi harus ditanamkan sejak dini untuk membentuk anak-anak yang tangguh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved