Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
JIKA dulu perpustakaan hanya dikenal sebagai tempat membaca dan meminjam buku, kini, perpustakaan memiliki fungsi yang lebih dari itu.
Melalui Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) dan Bahan Bacaan Bermutu tahun 2024 yang dicanangkan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas), perpustakaan tampil dengan model baru agar mampu menghadapi perubahan jaman. Dengan demikian, perpustakaan bisa fokus pada peningkatan literasi dan daya nalar masyarakat.
“Perpustakaan dalam kondisi apapun memegang peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi di masyarakat. Dengan menyediakan akses yang luas terhadap beragam koleksi buku, majalah, jurnal dan sumber informasi lainnya, perpustakaan jadi tempat yang strategis untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan literasi,” kata Plt Kepala Perpustakaan Nasional RI, Prof Endang Aminudin Aziz dalam acara Sosialisasi Penguatan Budaya Baca dan Literasi melalui Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dan Penyediaan Bahan Bacaan Bermutu untuk Perpustakaan Desa, Kelurahan dan Taman Bacaan Masyarakat Tahun 2024, Kamis (21/3).
Baca juga : Perpustakaan Kendal Pacu Literasi dan Cerdaskan Anak Bangsa
Selain sebagai tempat penyediaan bahan literatur, perpustakaan juga menjadi wadah dan menyediakan program seperti pelatihan membaca, diskusi buku, lokakarya menulis hingga pusat kegiatan budaya dan pendidikan yang dapat menginspirasi minat baca serta memberikan apresiasi terhadap karya sastra dan ilmu pengetahuan.
“Tujuan diselenggarakan program TPBIS (Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial) dan Penyediaan Bahan Bacaan Bermutu 2024 merupakan salah satu upaya Perpusnas untuk penguatan budaya baca dan literasi hingga tingkat desa,” ucap Aminudin.
Data Perpustakaan Nasional menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia mengalami peningkatan.
Baca juga : Perpusnas: Orang-orang di Desa tidak Cukup hanya Diberi Buku
Pada 2022, tingkat kegemaran membaca (TGM) mencapai 63,9 poin, yang merupakan angka yang lebih tinggi dibandingkan pada 2021 yaitu 59,52 poin. Kenaikan itu menunjukkan masyarakat Indonesia semakin gemar membaca. Yang dibutuhkan adalah ketersediaan bahan bacaan bermutu yang mudah diakses oleh masyarakat.
Dengan kondisi tersebut, melalui program TPBIS dan Bantuan Buku Bacaan Bermutu 2024, tahun ini Perpusnas menyasar 10 ribu perpustakaan desa/kelurahan dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di 500 kabupaten/kota yang tersebar di 38 provinsi.
Selain mendorong perpustakaan untuk mengambil peran yang lebih besar sebagai penyedia layanan pendidikan informal yang mendukung proses pembelajaran formal di sekolah, juga mendukung penguatan literasi untuk orang dewasa.
Baca juga : Gandeng Perpusnas, Penggerak Literasi Nasional Tingkatkan Literasi Pelajar
“Perpustakan di desa, kelurahan dan taman bacaan masing-masing akan mendapatkan 1.000 judul buku khusus untuk anak SD dan PAUD. Nanti akan kita tingkatkan periode berikutnya untuk anak SD kelas tinggi dan SMP. Dan ini harus bertahap,” ucap Aminudin.
Sementara itu, Deputi Bidang Pembangunan Manusia Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Amich Alhumami menyatakan pendidikan dan literasi memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Literasi berperan dalam pembangunan, mencerdaskan kehidupan bangsa, menghadirkan sumber daya manusia unggul, berkualitas dan berdaya saing sehingga mendorong terwujudnya visi Indonesia Emas 2045,” ucapnya.
Baca juga : Literasi Indonesia Terkendala Kurangnya Buku
Amich juga menyampaikan pentingnya keterlibatan para pihak yang memiliki peran strategis sesuai lokus kerja masing-masing untuk terciptanya ekosistem penguatan literasi.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi II Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpusnas Adin Bondar menyampaikan selain bantuan buku dan sarana prasarana, Perpusnas juga memberikan pelatihan untuk pengembangan kapasitas pengelola perpustakaan, pendampingan, penguatan ekosistem, publikasi serta sistem pemantauan dan evaluasi terintegrasi.
Sementara itu Bupati Maros Andi Syafril Chaidir Syam, yang juga hadir memberikan testimoni bahwa program TPBIS meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Kabupaten Maros dari 70,3 pada 2021 menjadi 73,56 pada 2023.
Baca juga : Tingkatkan Minat Baca dan Literasi, Bale Buku Jakarta Diresmikan
Narasumber lain yang hadir adalah Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi M Abdul Khak, yang menyampaikan tentang Merdeka Belajar dan kaitannya dengan penumbuhan minat baca; Direktur Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan, Direktorat Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa & PDTT, Teguh Hadi Sulistiono menyampaikan tentang kebijakan SDG’s Desa untuk Pendidikan Desa Berkualitas serta Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk Peningkatan Kualitas SDM Warga Desa.
Di kesempatan yang sama, Menko Kesra & Taskin/Kepala BKKBN Kabinet Pembangunan VII, Prof Haryono Suyono menyampaikan perlunya keteladanan dari tokoh masyarakat dan kepala desa sebagai motor penggerak literasi di desa; dan CEO MarkPlus Institute Jacky Mussry menyampaikan tentang perlunya menumbuhkan pola pikir berbasis CIEL (Creativity, Innovation, Entrepeneurship, Leadership) dalam mengelola perpustakaan.
Di bagian akhir, Kepala Konsultan Pendamping Program Erlyn Sulistyaningsih menyampaikan program TPBIS yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2018 memberikan dampak bagi masyarakat dan pengelola perpustakaan.
Setelah sosialisasi ini akan dilanjutkan dengan kegiatan program yang lain, seperti Bimtek (Bimbingan Teknis), pendampingan, pertemuan Pemangku Kepentingan dan seterusnya.
“Agar implementasi TPBIS berjalan dengan baik dan memberikan dampak bagi masyarakat, diperlukan komitmen, sinergi dan kolaborasi dari semua pihak,” pungkasnya. (S-1)
Semua buku hasil karya ILPN 2024 tersedia secara digital dan dapat diakses di press.perpusnas.go.id.
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta telah resmi menambah jam operasional Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin hingga malam hari.
Saat ini, masyarakat yang berkunjung ke Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin bisa mencapai 3.600 orang.
Pembukaan museum dan perpustakaan lebih lama ini bisa menjadi sarana bagi para warga untuk belajar lebih banyak lagi.
Salah satu dampak yang disoroti adalah kerusakan koleksi perpustakaan yang jumlahnya mencapai ribuan
DEWASA ini, kita menyadari bahwa masyarakat informasi dengan kemajuan teknologi informasi dan big data telah menjadi tantangan besar bagi perpustakaan.
Melalui Program Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia, sebanyak 716 judul buku cerita anak telah diproduksi dan dipilih secara ketat.
TOKOH politik sekaligus mantan Ketua DPRD Buleleng, Dewa Nyoman Sukrawan, menyebut Buleleng kebobolan di rumahnya sendiri.
MEMBACA adalah jantungnya literasi. Membaca memberi asupan kepada nalar dan pikiran sehingga semakin terbuka, kritis, dan analitis.
Literasi harus dimulai dari rumah. Anak-anak yang terbiasa membaca akan memiliki wawasan luas yang mempersiapkan mereka untuk meraih cita-cita.
Pernahkah kamu merasa canggung atau tidak ingin orang tahu bahwa kamu sudah membaca pesan WhatsApp mereka?
Ada Slogan Jadi Logam - Kedunguan dapat dilarutkan dengan banyak membaca.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved