Jumat 10 Maret 2023, 19:01 WIB

Ketua DPR Puan Maharani Diminta Temui PRT

Dinda Shabrina | Humaniora
Ketua DPR Puan Maharani Diminta Temui PRT

Antara / Muhammad Adimaja
Sejumlah PRT membawa poster saat mengikuti Pawai Dukung Percepatan Pengesahan RUU PPRT

 

KOORDINATOR Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga Jala PRT Lita Anggraini bersama dengan Koalisi Perempuan Pekerja (KPP) mendesak Ketua DPR RI Puan Maharani untuk segera melakukan dialog bersama parai pekerja rumah tangga (PRT).

Dialog perlu dilakukan agar Puan mengetahui secara langsung kebutuhan PRT akan perlindungan melalui Rancangan Undang-Undang Perlindungan pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT). Pembahasan RUU PPRT sudah terhenti selama hampir  dua dekade. Lita berharap DPR bisa segera mengesahkan RUU PPRT. 

"Mbak Puan, berdialoglah langsung dengan para PRT. Nasib PRT sudah emergency," kata Lita di Jakarta, Jumat (10/3). 

Baca juga : Politisi PDIP Ini Ingatkan Puan Segera Sahkan RUU PPRT Sebelum Sibuk Kampanye

Perwakilan dari Federasi Serikat Buruh Persatuan Indonesia (FSBPI) Dian Septi menuturkan penundaan pembahasan RUU PPRT berimbas pada keberlangsungan para PRT. Perempuan sebagai pekerja mayoritas di sektor domestik akan berada di kubangan krisis.

“Padahal perempuan adalah garda terpenting di saat krisis. Konferensi Perempuan Pekerja yang diselenggarakan saat ini untuk mengajak para perempuan menganalisa sosial masalah-masalah perempuan pekerja lintas sektor di tengah situasi krisis multidimensi dan absennya perlindungan sosial dari negara, termasuk para PRT,” ujar Dian.

Salah satu korban PRT Sri Siti Marni atau Ani mengaku geram dan sedih atas keputusan Ketua DPR beberapa waktu lalu yang memutuskan untuk menunda pengesahan RUU PPRT. Dirinya mengaku ingin bertemu dengan Puan untuk menceritakan dan melihat langsung penderitaan yang ia alami.

Baca juga : Sikap Cuek Puan Soal RUU PPRT Tuai Kritik Publik

Selama sembilan tahun lebih Ani mendapatkan kekerasan dari majikannya. Tubuhnya disiram air panas dan disetrika hingga meninggalkan trauma dan bekas luka. 

“Saya setiap melihat orang kadang masih ketakutan. Dari tahun 2007 sampai 2016 saya mendapatkan kekerasan. Saya disekap dan disiksa. Saya ingin bu Puan Maharani melihat bekas luka di wajah saya, bibir saya sumbing, hidung saya masih ada bekasnya disiram air panas. Bu Puan tolong sahkan RUU PPRT sekarang juga,” tutur Ani.

Anggota dari organisasi Perempuan Mahardika, Mutiara Ika Pratiwi meminta agar kedaruratan situasi yang dihadapi PRT tidak terjegal hanya karena aturan dan mekanisme. Menurut dia urgensi yang dihadapi PRT jauh lebih penting daripada prosedural yang berbelit-belit dan memakan waktu. Sementara korban PRT dari tahun ke tahun terus berjatuhan.

“Bu Puan beberapa kali ya ibu Puan memberikan statement bahwa ini harus sesuai dengan aturan. Tidak ada yang salah untuk patuh terhadap aturan dan mekanisme tapi seharusnya aturan dan mekanisme ini tidak menjadi faktor yang memperlambat atau membuat prosesnya menjadi berbelit-belit,” kata Ika. (Z-8)

Baca Juga

HO

Larangan Buka Puasa Bersama Bentuk Intervensi Pemerintah

👤Widhoroso 🕔Sabtu 25 Maret 2023, 21:45 WIB
Larangan buka puasa bersama oleh pemerintah telah menimbulkan kegaduhan dan rasa tidak percaya di...
 ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Ramai Politisasi Agama, LHS: Kedepankan High Politic, Hindari Low Politic

👤Mediaindonesia.com 🕔Sabtu 25 Maret 2023, 21:09 WIB
Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melihat ada dua kata penting yang perlu didalami, 'politik' dan...
AFP/Lionel BONAVENTURE

Perlu Sistem Baru untuk Membedakan Karya chatGPT atau Orisinal

👤M. Iqbal Al Machmudi 🕔Sabtu 25 Maret 2023, 19:59 WIB
Problematika chatGPT perlu ditangani oleh oleh sistem yang bisa membedakan apakah itu karya orisinal mahasiswa atau hasil dari...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya