Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
KETUA Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Jantung Indonesia (PERKI) Radityo Prakoso mengatakan terdapat berbagai faktor pemicu penyakit jantung bagi anak muda, beberapa di antaranya adalah kultur bekerja yang minim gerakan fisik hingga diet atau pola makan yang salah.
"Kita sekarang ini banyak bekerja dengan duduk berjam-jam, semua pekerjaan kita ada di meja. Inactivity ini menjadi salah satu faktornya. Maka dari itu, penting untuk kita melakukan aktivitas fisik," kata Radityo, dikutip Selasa (11/10).
Lebih lanjut, ia mengatakan, tidak ada waktu untuk berolahraga menjadi salah satu dalih yang paling sering diutarakan oleh para pekerja.
Baca juga: Ini Alasan Serangan Jantung Juga Bisa Terjadi pada Usia Muda
Menurut Radityo, aktivitas fisik bisa diupayakan di tengah-tengah kesibukan, sesederhana melakukan perenggangan, berjalan kaki dari satu titik ke titik lain, dan sebagainya.
"'Tidak ada waktu' menjadi alasan yang paling sering kita dengar. Maka dari itu, kita harus mau memulai (aktivitas fisik) di tengah 'ketidakadaan waktu' itu," ujar dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut.
Faktor lainnya yang disebutkan Radityo adalah pola makan (diet) yang tidak tepat atau seimbang. Tren sekaligus masalah saat ini adalah masyarakat lebih memilih makanan dan minuman yang cepat saji namun rasanya tetap nikmat.
"Sekarang, orang maunya makanan yang cepat tapi rasanya nendang. Nah, rasa nendang ini isinya adalah komponen garam, lemak, dan gula yang tinggi. Selain itu, karbohidrat sederhana, makanan olahan, dan daging olahan juga menjadi tren dibandingkan dengan makanan sehat," jelas dia.
Kombinasi jarang bergerak dan asupan makanan yang tidak seimbang ini membuat kalori bertumpuk dan tidak terpakai (over calorie).
Dokter yang pernah mengikuti kursus di Perhimpunan Angiografi dan Intervensi Kadiovaskular (SCAI) Las Vegas, Amerika Serikat (AS) tersebut menambahkan manajemen stres juga menjadi penting untuk mencegah risiko penyakit jantung di usia muda.
Selain itu, rokok juga menjadi pemicu yang tidak kalah berbahaya bagi penyakit ini.
"Rokok sangat jahat, bukan hanya untuk orang yang menggunakan, namun juga untuk environment yang menghirupnya. Tren saat ini, anak muda juga memakai rokok yang tidak dibakar (elektrik). Tapi, actually, bahan yang ada di sana masih sangat banyak bahan beracun di dalamnya," papar dia.
Maka dari itu, kesadaran untuk menjaga jantung sejak dini menjadi penting, kata Radityo. Ia mengatakan, pencegahan merupakan langkah pertama dan paling utama dari masalah dan penyakit jantung.
"Prevention itu datang dari diri sendiri. Semua risiko bisa di-prevent dengan gaya hidup yang sehat," pungkas dia. (Ant/OL-1)
Kemenkes mengingatkan masyarakat agar siaga terhadap berbagai penyakit yang bisa muncul saat peralihan musim seperti saat ini, salah satunya demam berdarah dengue atau DBD
Banjir tengah melanda berbagai daerah di Indonesia, tidak terkecuali Jabodetabek. Hal itu menimbulkan dampak yang berbahaya bagi masyarakat, khususnya penyebaran penyakit leptospirosis.
Hipertensi, hingga kini, masih menjadi penyebab utama penyakit kardiovaskular dan kematian dini di seluruh dunia.
Pemerintah Indonesia berupaya mengeliminasi kusta karena kusta merupakan penyakit yang seharusnya sudah tidak ada lagi.
Dalam hal cuka sari apel, asam asetat merupakan penyebab utama di balik efek samping yang mungkin muncul.
Penyakit leptospirosis kembali menarik perhatian setelah menimbulkan korban jiwa dan menginfeksi ratusan orang di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ablasi jantung dapat dilakukan untuk mengatasi aritmia dengan detak jantung yang terlalu cepat.
Jika tidak terdeteksi sejak dini, gagal jantung dapat memicu komplikasi yang serius, bahkan menyebabkan kematian.
Universitas Johns Hopkins mengembangkan model AI yang mampu memprediksi risiko kematian jantung mendadak lebih akurat.
Faktor risiko penyakit jantung pada populasi dewasa muda sama dengan mereka yang berusia lebih tua, yaitu obesitas, merokok, diabetes atau kadar gula darah tinggi,
Teknologi AI dan digital sangat penting untuk menutup kesenjangan layanan jantung di Indonesia
Cara tidur seseorang dapat menjadi sinyal awal adanya masalah pada jantung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved