Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ma'ruf Amin dan Godaan Ngopi yang tidak Tertahan

Andhika Prasetyo
10/12/2021 07:16
Ma'ruf Amin dan Godaan Ngopi yang tidak Tertahan
Wapres Ma'ruf Amin minum kopi di BKaro, sebuah kedai kopi di Parapat, Simalungun, Sumatra Utara, Kamis (9/12).(MI/BPMI Setwapres)

GODAAN untuk mencicipi cita rasa kopi memang sulit dilawan. Wakil Presiden Ma'ruf Amin pun, yang sudah berkomitmen pensiun ngopi sejak 1993, harus mengibarkan bendera putih.

Ia tidak bisa menahan kuatnya rayuan aroma minuman yang berasal dari daerah tropis itu.

Ma'ruf mengaku, saat muda, dalam sehari, dirinya bisa meneguk lebih dari segelas kopi. Ia pun bukan tipe pemilih. Arabika atau robusta, semua disikat.

Baca juga: Wapres: Akuntan Profesional Tidak Melupakan Tata Kelola dan Akuntabilitas

"Dulu saya ngopi itu satu mug besar. Sehari bisa lebih dari satu mug," ujar Ma'ruf di BKaro, sebuah kedai kopi di Parapat, Simalungun, Sumatra Utara, Kamis (9/12).

Namun, karena usia yang telah lanjut dan kondisi kesehatan yang sudah tidak maksimal, 18 tahun lalu, mantan ketua MUI itu memutuskan berhenti.

"Tapi sekarang icip-icip segelas saja tidak apa-apa," tuturnya.

Racikan kopi keluarga Numput Ginting menjadi pemicunya. Resep khas yang telah menjadi warisan turun temurun sejak 1937 membuat komitmen Ma'ruf goyah.

"Memang enak ini," ucapnya.

Menurutnya, sesekali mengopi tidak masalah, asalkan tidak ditambah gula. Itu sekaligus menjadi kunci hidup sehat yang dijalani Ma'ruf hingga sekarang.

"Saya sudah menghindari gula dari 1993. Menjaga kesehatan itu kuncinya dua saja, jaga makan dan olahraga, ditambah puasa," tandas Maruf.

Numput Ginting mengaku sangat bahagia kedai kopinya disambangi orang nomor dua di Republik Indonesia.

Ia berharap, selepas kedatangan wakil presiden, usaha miliknya serta seluruh warga di Parapat dapat kembali ramai seperti sebelum pandemi covid-19 melanda.

"Sebelum pandemi, banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara mampir ke kedai. Namun setelah pandemi, keadaan berubah. Pengunjung berkurang sampai 75%. Semoga situasi cepat membaik biar semua kembali normal,” harap Ginting.

BKaro merupakan kedai tertua yang ada di Kelurahan Girsang Sipangan Bolon. Tempat ngopi itu sudah berdiri sejak Indonesia belum merdeka, yakni 1937.

Salah satu menu andalan yang ditawarkan di kedai tersebut adalah robusta yang bijih kopinya diproduksi dari lahan miliki keluarga Ginting sendiri. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya