Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Pola Hidup Sehat Pengaruhi Resiko Penyakit tidak Menular

Suryani Wandari Putri Pertiwi
19/11/2020 12:30
Pola Hidup Sehat Pengaruhi Resiko Penyakit tidak Menular
POLA MAKAN: Dengan memakan makanan bergizi, sayuran dan buah-buahan bisa menjaga tubuh dari berbagai penyakit.(Media Indonesia/ Supardji Rasban)

KEBIASAAN hidup dengan perilaku bersih dan sehat menjadi salah satu kunci untuk mengatasi maraknya penyakit tidak menular, seperti halnya hipertensi, diabetes, hingga kanker.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI Cut Putri Arianie mengatakan faktor risiko penyakit tidak menular bisa dicegah dengan mengubah beberapa kebiasaan, seperti pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, berat badan berlebihan, dan prediabetes.

"Pertama merokok, memang sekarang sangat memprihatinkan karena banyak dijual dimana-mana, akses tidak dibatasi, ini menjadi keprihatinan kita dan terus kita perjuangkan di dalam kebajikan lintas kementerian lembaga yang mempunyai kewenangan ini untuk bisa betul- betul mengendalikan konsumsi tembakau, terutama untuk anak-anak," kata Cut Putri dalam Sarasehan PKAT RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dalam rangka HUT RSCM ke-101, Kamis (19/11).

Dalam kaitannya dalam pola makan tidak sehat, menurut Cut Putri bisa terjadi ketika seseorang mengonsumsi gula, garam dan lemak secara berlebihan. Begitupun dengan berat badan yang berlebih, Cut menyarankan lingkar perut pada perempuan tidak lebih dari 80cm dan laki-laki 90cm yang mana bisa juga dilakukan dengan beraktivitas fisik, suatu yang menggerakan otot rangka yang bisa mengeluarkan energi yang teratur dengan melakukan rutin 30 menit setiap harinya.

"Kurang aktivitas fisik mugkin terjadi saat awal pandemi karena tidak bisa keluar rumah, tapi itu bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan misalnya naik turun tangga dan sebagainya," lanjut Cut Putri.

Tak hanya itu, ada beberapa faktor risiko lainnya seperti terpaparnya zat karsinogenik atau kimia seperti logam berat, pestisida, 4P (pewarna, pemanis, perasa dan pengawet), bukan tambahan pangan (formalin, borax, rhodamin dan lainnya), stres dan juga hubungan seksual multi pasangan.

Hal senada diungkapkan oleh Ketua Umum PB. PEROSI, Fiastuti Witjaksono bahwa beberapa makanan secara pasti merupakan faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk kanker payudara. "Beberapa kondisi makanan maupun status gizi, ternyata secara pasti merupakan faktor risiko dari kanker payudara bahkan juga kegemukan, jadi yang harus kita jaga adalah pola makan sehat agar berat badan tetap normal atau ideal," katanya.

Namun ia menyarankan pada penderita kanker yang masih dalam tahap penyembuhan atau terapi, penurunan berat badan menjadi opsi selanjutnya setelah menjaga pola makan sehat.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik