Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BAND electro-rock alternatif Deer MX, duo asal Meksiko yang berbasis di Hong Kong, resmi merilis EP terbaru mereka berjudul AI.
Album ini membawa nuansa futuristik dengan eksplorasi mendalam tentang identitas dan koneksi di era yang semakin didominasi oleh kecerdasan buatan.
Melanjutkan perjalanan mereka setelah EP Fables of Humanity and Mother Nature (2023), AI memperkaya gaya psychedelic rock khas Deer MX dengan sentuhan elektronik yang semakin menonjol.
Perubahan ini mencerminkan pesan utama dari EP tersebut, yaitu pergeseran batasan antara manusia dan mesin akibat kemajuan teknologi yang semakin pesat.
EP AI menawarkan pengalaman sonik yang lebih matang dan mendalam, baik dari segi aransemen musik maupun lirik.
Semua lagu dalam EP ini diproduksi dan diaransemen sepenuhnya oleh Deer MX, dengan tambahan permainan drum dan gitar dari dua musisi lain yang membawa energi segar ke dalam proyek ini.
Dengan pendekatan yang lebih kolaboratif dan organik, band ini ingin menghadirkan musik yang tidak hanya eksperimental, tetapi juga mampu menyentuh perasaan pendengar secara emosional.
Dalam wawancara terbaru, Deer MX mengungkapkan mereka ingin membawa pendengar ke dalam perjalanan yang tidak biasa, ketika keindahan ditemukan dalam hal-hal yang di luar kebiasaan.
EP ini dirancang sebagai sebuah triptych musikal yang menggambarkan tiga fase utama dalam hubungan antara manusia dan AI, yakni "Kecerdasan buatan sebagai entitas yang berkembang pesat, pencarian manusia terhadap identitas di tengah perubahan teknologi, dan utopia digital yang terbentuk dari homogenisasi pikiran dalam dunia yang dikendalikan AI".
Tiga single utama dalam EP ini masing-masing merepresentasikan fase tersebut: Human\, yang menginterpretasikan bagaimana algoritma mencoba mendefinisikan manusia melalui perspektif mesin; You've Left Me Nothing, yang menyoroti perlawanan serta kepasrahan manusia terhadap dominasi AI atas pemikiran kritis; dan AI, yang menggambarkan bagaimana kecerdasan buatan memperindah, mendistorsi, serta menciptakan realitas yang semakin sulit dibedakan dari ilusi.
Selain tersedia secara digital di berbagai platform streaming, AI juga dirilis dalam format kaset fisik, yang tidak hanya mencakup lagu-lagu dari EP ini, tetapi juga beberapa single Deer MX yang paling populer di Spotify.
EP ini juga menghadirkan remix dari IN-NO-V8, seorang musisi dan seniman digital asal Inggris yang kini berbasis di Chiang Mai, Thailand.
IN-NO-V8 dikenal karena kolaborasinya dengan berbagai musisi Thailand, termasuk di Festival Jai Thep, serta proyek remix bersama Mira Morningstar dan EXPLOHR.
Dengan berbagai elemen baru ini, AI menjadi proyek yang lebih berani, eksperimental, dan menggugah pemikiran dibandingkan karya-karya sebelumnya.
Sebagai band yang telah berkiprah di berbagai panggung internasional, seperti Clockenflap (Hong Kong), Sonar Hong Kong, V-ROX (Rusia), MAISKE (Rusia), dan Soundrenaline (Indonesia), Deer MX terus memperkuat identitas mereka di kancah musik global.
Dengan kombinasi down tempo, industrial, rock, dan musik klasik, duo ini dikenal karena atmosfer dark wave misterius dalam musik mereka, yang membawa pendengar ke dalam spektrum emosi yang luas, mulai dari agresif hingga melankolis.
Setelah sukses dengan album debut mereka There's No Future, yang mendapat pujian dari South China Morning Post dan Rolling Stone Mexico, serta EP Fables of Humanity and Mother Nature, Deer MX kini kembali dengan AI, sebuah eksplorasi musikal yang mencerminkan masa depan yang semakin dikuasai oleh kecerdasan buatan. (Z-1)
Melalui single Detik Menit, Sabarian ingin mengajak pendengarnya untuk menghargai setiap detik, menit, dan hari yang dihabiskan dengan orang tercinta.
Tonewaves memperkenalkan single terbaru berjudul Awal — lagu pembuka dari rangkaian proyek album mereka bersama Pro-M.
Dipengaruhi oleh musisi genre-bender seperti Travis Scott dan Kid Cudi, No Chill menempatkan Joony di garis depan gelombang baru hip-hop alternatif.
Bernuansa atmosferik yang menghantui, single All At Once dari Shye membahas rasa hancur sunyi yang hadir akibat patah hati.
Di Masa Depan Kita Tak Lagi Bermimpi hadir dengan warna musik yang segar: ritme perkusi enerjik yang memicu suasana pesta berpadu dengan raungan gitar post-punk dan industrial.
Single terbaru Pikotaro, CHANCHANKO KANREKI60, yang ditulis untuk program NHK, Minna no Uta, yang ditayangkan Juni hingga Juli 2025, kini sedang streaming di seluruh dunia.
Lagu ini memotret kisah cinta jujur Putri Habibie dan suami, yangdirilis bertepatan dengan hari pernikahan cucu Presiden ketiga RI BJ Habibie, Putri dan Rafli pada 1 Juni 2025.
Berisi tiga lagu baru, termasuk single utama Godspeed, proyek ini merupakan penghormatan terhadap gaya musik awal yang membuat House of Protection jatuh cinta dan memutuskan untuk bermusik.
MIKAIL Al Rabbdia merilis album berjudul Superego di seluruh platform musik digital, hal ini dibarengi dengan dirilisnya single ke-4 yang berjudul Dalam Perjalanan (feat. Gerald Situmorang).
Pengumuman album mini ini hanya muncul eberapa hari setelah berakhirnya tur Kang Daniel di Eropa, ACT.
Lewat permainan kata yang cerdas, lirik yang tajam, dan emosi yang terasa relatable, EP Second Self menampilkan ciri khas gaya penulisan lagu Julia Michaels.
Lewat album Aku, Dunia, dan Pikiranku, Nuranica mengeksplorasi tema-tema kehidupan sehari-hari dan emosi yang dalam, sembari menampilkan aransemennya yang semakin matang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved