Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
HOUSE of Protection, proyek terbaru dari Aric Improta dan Stephen Harrison, mengumumkan EP perdana mereka, yang berjudul Galore, akan dirilis lewat Red Bull Records pada 13 September mendatang.
Bersamaan dengan pengumuman itu, House of Protection merilis single keempat mereka berjudul Pulling Teeth beserta official video lagunya yang mereka rekam di salah satu atraksi karnaval yang terkenal di Ahmedabad, India yaitu Well of Death.
Pada video klip tersebut, Aric dan Stephen tampil membawakan single terbaru mereka di bagian dasar dari lubang kayu Well of Death sambil dikelilingi pengendara motor dan mobil yang sedang mencoba melawan gravitasi, disaksikan oleh banyak orang di bagian atas.
Baca juga : Single Comeback Katy Perry Gagal Bersinar
Dikenal karena keberanian dalam mengambil risiko kreatif dan terus menghasilkan karya visual yang melampaui batas, Pulling Teeth adalah bentuk pembuktian bahwa hanya ada satu yang berkarya seperti House of Protection di luar sana.
Terkait proses pembuatan video klip ini, House of Protection bercerita, "Pada hari pertama kami bertemu dengan tim Red Bull Records, kami langsung menanyakan apakah mereka bersedia untuk menerbangkan kami ke India untuk tampil di Well of Death - sebuah ide yang sebenarnya sudah lama terlintas di kepala kami. Tidak kami sangka, ide ini langsung disetujui oleh mereka, dengan syarat tinggal mencari lagu yang tepat saja."
"Setelah melakukan sesi workshop kedua kami bersama Jordan Fisher, kami berhasil menyelesaikan Pulling Teeth, dan merasa bahwa lagu ini adalah pilihan yang tepat untuk mengiringi konsep video yang kami pikirkan tersebut. Kami merasa bahwa kami memberikan penampilan yang terbaik ketika dipasangkan dengan kondisi lingkungan yang agak kacau, jadi kami sangat tidak sabar untuk melihat apa yang akan terjadi dengan visual lagu ini," lanjut House of Protection.
Baca juga : Alex Siegel Rilis Album Walk You Home
"Setelah menempuh 30 jam di perjalanan, termasuk penerbangan yang dibatalkan secara tiba-tiba, banjir di bandara transit kami di Dubai, pembatalan lokasi tempat shooting karena adanya unjuk rasa di tempat sekitar, dan tambahan 16 jam perjalanan darat pulang-pergi melalui gurun ke lokasi shooting cadangan, akhirnya kami bisa sampai di Well of Death. Pada lokasi tersebut kami melakukan pengambilan video sebanyak 9 kali dengan penonton yang ada di sana. Sutradara kami juga sempat muntah ketika mengambil gambar dan juga ada satu insiden di mana salah satu motor yang ada pada dalam lubang tersebut mati ditengah-tengah atraksinya. Meski begitu, hasil dari apa yang kami hadapi ternyata jauh lebih baik dari apa yang kami bayangkan. Kami juga bersyukur memiliki tim yang luar biasa di lapangan yang membuat semuanya bisa terjadi," papar mereka.
Selain memberikan official video dengan konsep yang luar biasa menantang, band ini dekat dengan mentalitas high risk, high reward.
Duo ini terus mencoba mengeksplorasi di luar batasan kreativitas yang ada. Lewat proyek musik ini, mereka telah banyak mematahkan stereotip terkait genre musik yang ada lewat setiap rilisannya.
Baca juga : House of Protection Rilis Single Ketiga
Mulai dari single perdana mereka, It's Supposed To Hurt, lagu enerjetik yang berhasil mengguncang banyak penikmat musik alternatif, hingga lagu mereka yang terinspirasi gaya musik dan ritme genre drum n bass, Being One.
Untuk para penggemar mereka yang suka membentuk mosh pit, menyukai musik metal, dan juga rave underground, House of Protection tentu akan terus mempertahankan rasa kekacauan yang kohesif dalam keragaman musik mereka, yang pada akhirnya akan terdengar pada EP perdana mereka Galore dengan enam lagu yang ditampilkannya.
Sang produser EP ini, Jordan Fish (mantan personel Bring Me The Horizon) juga berhasil menyeimbangkan rekaman mentah dengan gaya produksian yang bersih, sekaligus memberikan ruang yang cukup untuk menonjolkan vokal Aric dan Stephen untuk pertama kalinya. (Z-1)
Akomodasi yang dekat lokasi venue konser penting demi menghindari macet dan sulitnya mencari transportasi umum.
All For You adalah single keenam Audi Kirana, yang menawarkan pendekatan yang ceria dan bercerita bagi mereka yang berjuang untuk memprioritaskan kebutuhan dan kebahagiaan mereka sendiri.
Kehadiran Monita Tahalea menambahkan kedalaman emosional tersendiri pada lagu Titik Nadir dari Kahitna.
Sejak awal, Main-Main di Cipete telah menjadi ruang penting bagi regenerasi musisi muda di Indonesia, menghadirkan puluhan penampil dari berbagai kota dan genre.
Aye! dari GLAS dan Eka Gustiwana menyuguhkan warna musik yang fresh dengan penggunaan alat musik tradisional Betawi, tehyan, serta lirik yang dibumbui bahasa Betawi.
Terinspirasi dari atmosfer emosional ala Paramore dan Olivia Rodrigo, Twenties dari Tripov adalah lagu yang bisa dinyanyikan lantang di konser.
Melalui label Suara Disko, yang bekerja sama dengan Orange Cliff Records, Diskoria merilis vinyl album Intonesia yang tersebar di kurang lebih sebanyak 45 gerai musik di seluruh Indonesia.
Dengan perilisan album Fortune, Karnamereka berharap bisa berbagi cerita tentang perjuangan, harapan, dan nilai persahabatan kepada para pendengarnya.
Menggandeng sejumlah penyanyi seperti Hanin Dhiya, Shanna Shannon, dan Shakira Jasmine, mini album Stevan Pasaribu ini menyuguhkan total enam lagu.
Hadir bersamaan dengan hari perilisan album American Heart, Benson Boone juga memperkenalkan single utama dari album barunya berjudul Mr Electric Blue, yang ia tulis untuk ayahnya.
Lagu-lagu dalam album Nyala Langit Jingga milik Reruntuh banyak bercerita tentang keluarga. Lebih dalam lagi, album ini juga merupakan refleksi tentang merawat harapan.
Lewat 11 lagu yang sarat makna dan atmosfer sinematik, album terbaru Voxxes, Daydream, menangkap berbagai momen rapuh dalam hidup.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved