Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Cari Solusi, bukan Cari Panggung

14/7/2025 05:00

PERSAINGAN di antara para kepala daerah sebenarnya positif bagi Indonesia. Asal, persaingan itu berupa perlombaan menjadi yang terbaik bagi rakyat di daerah masing-masing. Namun, akan menjadi mudarat bila yang dikedepankan ialah persaingan tidak sehat. Bahkan, untuk daerah yang bertetangga, persaingan itu bisa lebih panas karena keberhasilan seorang kepala daerah kerap pula diukur dengan membandingkan kondisi tetangganya.

Namun, dalam sektor-sektor yang sangat berkaitan erat antardaerah bertetangga itu, bahkan saling bergantung, cara pikir sempit persaingan tidak sehat kerap berujung saling menjatuhkan. Itulah yang mestinya tidak boleh terjadi. Tindakan seperti itu akan membuat isu kolektif makin jauh dari solusi. Ujung-ujungnya, rakyat juga yang makin merugi.

Hari-hari ini, 'perang dingin' dua kepala daerah bertetangga itu kita lihat pada Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Keduanya terlibat saling sindir terbuka di hadapan publik, alih-alih menemukan solusi bersama atas persoalan bersama pula.

Seperti yang terjadi dalam acara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (10/7) di Ancol, Jakarta Utara. Kedua gubernur itu saling sindir terkait dengan penanganan banjir dan macet. Keduanya sama-sama hadir. Akan tetapi, keduanya tidak saling memberikan salam ketika mendapat kesempatan untuk berpidato di acara tersebut. Pramono Anung mengungkit Bandung yang kini jadi rangking satu kota termacet di Indonesia.

Ketika mendapat kesempatan berbicara di podium, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membalas sindiran Pramono. Menurutnya, meski Bandung macet, udaranya tetap dingin. Dedi pun menyindir udara panas di Jakarta.

Tidak penting untuk mencari siapa yang memulai. Yang utama, kedua gubernur harus segera menghentikan cara-cara seperti itu. Lebih dari sekadar tidak etis, saling sindir dan lempar kesalahan adalah sikap pemimpin yang lemah. Mereka juga sebenarnya merendahkan diri sendiri karena sama saja memprovokasi publik untuk mendiskreditkan daerah tetangga. Tidak hanya berhenti saling sindir, Pramono dan Dedi justru harus bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan banjir dan macet.

Soal solusi mengatasi banjir dan mengurai kemacetan di Jakarta, tidak hanya itu yang dibutuhkan Pramono. Peran Dedi Mulyadi pun diperlukan dalam hal tersebut. Sebab, banjir dan macet yang kian parah di Jakarta sesungguhnya juga kerugian bagi jutaan warga Jawa Barat di Bogor, Depok, dan Bekasi yang setiap hari mencari penghidupan di Ibu Kota.

Dalam problem banjir Jakarta, sesuai dengan hasil riset BRIN, selain faktor hujan lokal dan pasang laut, penyebab utama juga kerap akibat hujan intens di wilayah hulu. Hujan intens yang sebenarnya merupakan faktor alam ini berujung pada banjir di Jakarta karena pengurangan luas hutan dan DAS (daerah aliran sungai) di sepanjang Sungai Bekasi dan Ciliwung.

Namun, berkurangnya daerah resapan air di Depok, Bogor, dan Bekasi bukan semata faktor internal kedua wilayah itu. Pertumbuhan ekonomi di kota-kota satelit Jakarta tidak pernah lepas dari pengaruh Jakarta itu sendiri.

Hal serupa juga terkait dengan kemacetan di Jakarta. Tanpa perluasan dan peningkatan terus-menerus transportasi umum terintegrasi antara Jakarta dan kota-kota tetangga, macet tidak akan teratasi.

Sistem transportasi Trans-Jabodetabek yang telah berjalan dalam dua bulan tetakhir adalah potret sederhana pentingnya kerja sama antarwilayah. Berjalannya Trans-Jabodetabek bukan semata hasil kerja Pemprov DKI. Tanpa peran Pemkot Bogor, Pemkab Bogor, Pemkot Depok, dan Pemkot serta Pemkab Bekasi, sistem itu tidak akan berjalan mulus.

Kita tidak menutup mata bahwa upaya Pemprov Jabar dalam menertibkan kawasan DAS belakangan ini juga bagian dari ikhtiar kerja sama tersebut. Itulah langkah awal menuju rehabilitasi sungai.

Oleh karena itu, dengan sejumlah kerja sama yang sudah ada, bahkan bukan baru berjalan, sungguh aneh ketika kini di pucuk pimpinan justru terjadi saling sindir. Apalagi, baik Pramono maupun Dedi sama-sama orang lama yang sudah kenyang asam garam hubungan di pemerintahan maupun politik.

Maka, kecuali memang demi sensasi dan konten, Pramono dan Dedi sebaiknya menyudahi saling sindir seperti itu, yang tak akan produktif bagi rakyat Jakarta maupun Jawa Barat.

 



Berita Lainnya
  • Menanti Jalur Cepat KPK pada Kasus Haji

    20/8/2025 05:00

    SUDAH tiga kali rezim di Republik ini berganti, tetapi pengelolaan ibadah haji tidak pernah luput dari prahara korupsi.

  • Jangan Takluk oleh Silfester

    19/8/2025 05:00

    KONSTITUSI telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu prinsip yang tak bisa ditawar ialah soal kepastian hukum.

  • Terima Kritik meski Menyesakkan

    18/8/2025 05:00

    UNGKAPAN tidak ada manusia yang sempurna menyiratkan bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan.

  • Kebocoran Anggaran bukan Bualan

    16/8/2025 05:00

    BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan.

  • Berdaulat untuk Maju

    15/8/2025 05:00

    DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.

  • Candaan yang tidak Lucu

    14/8/2025 05:00

    BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.

  • Perbaiki Tata Kelola Haji

    13/8/2025 05:00

    MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K

  • Jalur Istimewa Silfester

    12/8/2025 05:00

    BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.

  • Hati-Hati Telat Jaga Ambalat

    11/8/2025 05:00

    PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.

  • Mengevaluasi Penyaluran Bansos

    09/8/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.

  • Tegakkan Hukum Hadirkan Keadilan

    08/8/2025 05:00

    PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.

  • Vonis Pantas untuk Aparat Culas

    07/8/2025 05:00

    SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.

  • Jangan Bergantung Terus pada Konsumsi

    06/8/2025 05:00

    EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.

  • Merangkul yang tengah Resah

    05/8/2025 05:00

    BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.

  • Saling Menghormati untuk Abolisi-Amnesti

    04/8/2025 05:00

    MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.

  • Membuka Pintu Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.