Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Berhenti Membebani Presiden

27/6/2025 05:00

MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa. Merekalah perpanjangan tangan presiden untuk mengeksekusi berbagai program dan kebijakan yang ditetapkan sang pemimpin tertinggi.

Dengan posisi seperti itu, pantang bagi menteri untuk berjalan tidak seirama dengan langkah presiden. Ibarat sebuah orkestrasi musik, presiden adalah konduktor atau dirigen yang mesti diikuti para pemain orkestra yang lain sehingga dapat menghasilkan alunan simfoni yang merdu. Sedikit saja ada nada sumbang, simfoni bakal terganggu.

Namun, fakta yang kita lihat berbeda dengan yang semestinya. Sejumlah menteri di Kabinet Merah Putih nyatanya justru kerap menciptakan nada-nada sumbang sendiri. Mereka tidak mampu menjadi bagian dari orkestrasi yang solid. Alih-alih membantu tugas presiden, beberapa dari mereka justru membebani presiden.

Setiap kebijakan pemerintah semestinya menawarkan solusi atas berbagai persoalan yang terus menghantam bangsa ini. Namun, yang acap terlihat sepanjang delapan bulan pemerintahan Prabowo-Gibran ini, para menteri justru banyak menelurkan kebijakan yang amat kental dengan nuansa kontroversi. 

Kerja dan kebijakan menteri, yang seharusnya tegak lurus dengan visi-misi milik presiden, malah kerap kali memunculkan permasalahan baru. Celakanya, ketika kebijakan kontroversial itu pada ujungnya hanya menghasilkan kehebohan dan kegaduhan, pun nirsolusi, presiden juga yang selalu harus turun tangan menyelesaikan. Bukankah itu sama artinya menambah beban presiden?

Maka, wajar bila Ketua MPR Ahmad Muzani sampai memperingatkan menteri-menteri di Kabinet Merah Putih untuk berhenti membebani Presiden Prabowo Subianto. Sudah terlampau banyak polemik yang muncul dan menjadi sorotan publik luas gara-gara ketidaksanggupan menteri mengelola kebijakan yang mereka luncurkan sendiri.

Sebutlah beberapa contoh, mulai dari polemik munculnya pagar laut di perairan Kabupaten Tangerang, Banten; kehebohan soal pelarangan bagi pengecer menjual elpiji 3 kg yang tiba-tiba digulirkan tanpa kajian dan sosialisasi yang kuat; kasus pembiaran penambangan nikel di kawasan Geopark Raja Ampat, Papua Barat Daya; hingga sengketa empat pulau yang melibatkan Pemerintah Provinsi Aceh dan Sumatra Utara.

Semua itu, kata Muzani, menambah beban presiden yang seharusnya bisa lebih fokus menyelesaikan persoalan yang bersifat strategis dan lebih bermakna bagi kepentingan dan kemajuan bangsa ke depan. "Maka, sebaiknya saya kira pembantu-pembantu presiden memberi kajian yang lebih komprehensif, yang lebih mendalam, sehingga itu tidak menjadi beban masalah bagi presiden," tegas dia.

Peringatan dari seorang Ketua MPR yang juga Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, partai penguasa saat ini, tentunya tidak bisa dianggap main-main. Secara tersirat, apa yang disampaikan Muzani bisa dimaknai sebagai peringatan Prabowo kepada para menterinya agar tak mengkhianati kepercayaan yang sudah diberikan dengan kinerja yang seadanya.

Presiden Prabowo pun beberapa waktu lalu pernah menegaskan bahwa ia tidak akan ragu untuk menindak apabila jajarannya di Kabinet Merah Putih tidak mampu bekerja dengan baik. Artinya, tidak ada tempat bagi menteri yang berkinerja lemah, yang gemar mbalelo, yang tak punya sensitivitas terhadap persoalan rakyat di kabinet Prabowo.  

Hingga delapan bulan pemerintahan ini berjalan, reshuffle besar-besaran memang belum tereksekusi. Namun, tetap saja 'ancaman' dan peringatan itu mestinya bisa melecut para pembantu presiden supaya lebih cepat berakselerasi dan memperbaiki diri, bukan malah memelihara 'kegemaran' mereka membebani presiden.

 



Berita Lainnya
  • Menanti Jalur Cepat KPK pada Kasus Haji

    20/8/2025 05:00

    SUDAH tiga kali rezim di Republik ini berganti, tetapi pengelolaan ibadah haji tidak pernah luput dari prahara korupsi.

  • Jangan Takluk oleh Silfester

    19/8/2025 05:00

    KONSTITUSI telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu prinsip yang tak bisa ditawar ialah soal kepastian hukum.

  • Terima Kritik meski Menyesakkan

    18/8/2025 05:00

    UNGKAPAN tidak ada manusia yang sempurna menyiratkan bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan.

  • Kebocoran Anggaran bukan Bualan

    16/8/2025 05:00

    BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan.

  • Berdaulat untuk Maju

    15/8/2025 05:00

    DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.

  • Candaan yang tidak Lucu

    14/8/2025 05:00

    BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.

  • Perbaiki Tata Kelola Haji

    13/8/2025 05:00

    MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K

  • Jalur Istimewa Silfester

    12/8/2025 05:00

    BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.

  • Hati-Hati Telat Jaga Ambalat

    11/8/2025 05:00

    PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.

  • Mengevaluasi Penyaluran Bansos

    09/8/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.

  • Tegakkan Hukum Hadirkan Keadilan

    08/8/2025 05:00

    PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.

  • Vonis Pantas untuk Aparat Culas

    07/8/2025 05:00

    SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.

  • Jangan Bergantung Terus pada Konsumsi

    06/8/2025 05:00

    EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.

  • Merangkul yang tengah Resah

    05/8/2025 05:00

    BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.

  • Saling Menghormati untuk Abolisi-Amnesti

    04/8/2025 05:00

    MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.

  • Membuka Pintu Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.