Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Menghadang Efek Domino Perang

19/6/2025 05:00

ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut. Perang kedua negara itu tidak sekadar memberikan kejutan bagi masyarakat internasional, tetapi juga memicu kekhawatiran bakal menjadi preseden buruk bagi konflik kawasan yang lebih luas.

Situasi saat ini masih tidak terkendali karena kedua negara terlibat dalam aksi saling balas. Seruan untuk menahan diri dari berbagai negara belum berdampak untuk memaksa Israel dan Iran menghentikan perang. Belum juga ada pihak-pihak yang berdiri di antara dua negara yang telah lama bersitegang itu untuk menawarkan jalan tengah demi mencari solusi.

Konflik terbuka Iran-Israel itu juga tidak bisa dipandang sekadar perselisihan dua bangsa. Keduanya telah lama terlibat dalam konflik politik, ideologi, dan perebutan pengaruh di kawasan Timur Tengah dengan Israel selalu tampil dengan sokongan negara-negara Barat dan Amerika Serikat.

Eskalasi aktivitas militer di antara keduanya tidak hanya berdampak pada kawasan tersebut, tetapi juga memicu ketidakstabilan global. Bagi Indonesia, ancaman itu terjadi terutama pada sektor energi dan keuangan, tekanan terhadap nilai tukar rupiah, serta meningkatnya tekanan inflasi yang bisa kian menggerus daya beli masyarakat.

Pada hari pertama pecahnya perang, harga minyak dunia terkerek. Kontrak berjangka minyak brent naik sebesar US$6,29 atau 9,07% menjadi US$75,65 per barel. Sementara itu, minyak mentah west texas intermediate (WTI) Amerika Serikat naik sebesar US$6,43 atau 9,45% menjadi US$74,47 per barel.

Sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia sangat bergantung pada kestabilan harga energi global. Selat Hormuz, jalur vital pengiriman minyak dunia yang berada di kawasan konflik, menjadi titik rawan yang bisa menyebabkan pasokan energi terganggu kapan saja. Selat itu merupakan jalur bagi sepertiga pasokan minyak dunia yang diangkut melalui laut yang menyalurkan sekitar 21 juta barel setiap hari.

Jika harga minyak dunia terus terkerek, tekanan terhadap anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) kian signifikan. Asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam APBN yang sebesar US$82 per barel bisa goyah jika harga minyak dunia menembus angka US$100 per barel akibat perang tersebut. Karena itu, beban subsidi pada APBN bisa membengkak mendekati Rp250 triliun.

Kenaikan harga minyak juga bakal mengerek naiknya harga-harga lainnya. Biaya transportasi dan distribusi bakal melonjak, mendorong naiknya harga berbagai kebutuhan pokok. Sektor industri yang bergantung pada bahan bakar fosil pun turut terdampak dengan biaya produksi yang pasti membengkak.

Akibatnya, beban inflasi akan kian dirasakan masyarakat. Di tengah kondisi ekonomi yang masih lesu seperti saat ini, pemerintah tentu menghadapi dilema besar, antara menaikkan harga BBM dan elpiji sesuai dengan harga pasar dengan risiko gejolak sosial atau mempertahankan subsidi besar-besaran yang dapat membebani fiskal dan menekan ruang gerak pembangunan nasional.

Selain energi, perang Iran-Israel berdampak pada sektor moneter. Ketidakpastian global akibat perang mendorong para investor global mengalihkan investasi mereka ke aset aman seperti dolar Amerika Serikat. Akibatnya, tekanan terhadap nilai tukar rupiah semakin dalam. Rentetan merosotnya nilai tukar juga bakal mengerek harga, khususnya barang impor.

Karena itu, pemerintah harus melipatgandakan kewaspadaan dan tingkat kecepatan merespons keadaan. Mitigasi dampak perang, baik langsung maupun tidak langsung, mesti segera dilakukan. Cara-cara lama seperti terus menyangkal bahwa ekonomi kita kuat, tahan guncangan, tidak akan terdampak signifikan, harus ditanggalkan.

Susun rencana mitigasi yang lebih cermat seperti apa saja langkah untuk mengatasi penurunan permintaan global dan pelambatan ekonomi mitra dagang utama. Buat kebijakan yang dapat mengamankan pasar dalam negeri dengan mengurangi impor. Perkuat sektor domestik, baik konsumsi maupun produksi, agar perekonomian tidak terlalu rentan terhadap gejolak global. Tidak tersedia banyak pilihan, tapi justru di situlah kemampuan, kecepatan, dan ketepatan penggawa pemerintah diuji.

 

 



Berita Lainnya
  • Jaga Kedaulatan Digital Nasional

    25/7/2025 05:00

    Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.

  • Ini Soal Kesetiaan, Bung

    24/7/2025 05:00

    EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.

  • Koperasi Desa versus Serakahnomics

    23/7/2025 05:00

    SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. 

  • Laut bukan untuk Menjemput Maut

    22/7/2025 05:00

    MUSIBAH bisa datang kapan pun, menimpa siapa saja, tanpa pernah diduga.

  • Mengkaji Ulang IKN

    21/7/2025 05:00

    MEGAPROYEK pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada awalnya adalah sebuah mimpi indah.

  • Suporter Koruptor

    19/7/2025 05:00

    PROSES legislasi Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Hukum Acara Pidana menunjukkan lagi-lagi DPR dan pemerintah mengabaikan partisipasi publik.

  • Rumah Sakit Asing bukan Ancaman

    18/7/2025 05:00

    DIBUKANYA keran bagi rumah sakit asing beroperasi di Indonesia laksana pedang bermata dua.

  • Kerja Negosiasi belum Selesai

    17/7/2025 05:00

    AKHIRNYA Indonesia berhasil menata kembali satu per satu tatanan perdagangan luar negerinya di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi.

  • Setop Penyakit Laten Aksi Oplosan

    16/7/2025 05:00

    BARANG oplosan bukanlah fenomena baru di negeri ini. Beragam komoditas di pasaran sudah akrab dengan aksi culas itu.

  • Revisi KUHAP tanpa Cacat

    15/7/2025 05:00

    DPR dan pemerintah bertekad untuk segera menuntaskan revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Semangat yang baik, sebenarnya.

  • Cari Solusi, bukan Cari Panggung

    14/7/2025 05:00

    PERSAINGAN di antara para kepala daerah sebenarnya positif bagi Indonesia. Asal, persaingan itu berupa perlombaan menjadi yang terbaik bagi rakyat di daerah masing-masing.

  • Awas Ledakan Pengangguran Sarjana

    12/7/2025 05:00

    DALAM dunia pendidikan di negeri ini, ada ungkapan yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun dan tidak berubah hingga kini, yakni ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum, ganti buku.

  • Mencurahkan Hati untuk Papua

    11/7/2025 05:00

    JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.

  • Bukan Bangsa Pelanduk

    10/7/2025 05:00

    Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.

  • Bansos bukan untuk Judol

    09/7/2025 05:00

    IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).

  • Dicintai Rakyat Dibenci Penjahat

    08/7/2025 05:00

    KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.