Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Merawat Politik Kebangsaan

04/6/2025 05:00

PANCASILA telah menjadi titik temu semua kekuatan politik di negeri ini. Tidak hanya dalam cita-cita dan ideologi, tetapi suasana peringatan kelahiran dasar negara ini juga telah menjelma menjadi panggung rekonsiliasi tokoh-tokoh bangsa.

Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam suasana peringatan Hari Lahir Pancasila memberikan harapan bahwa meski berbeda jalur politik, para elite negeri ini tetap bisa menjaga ruang dialog dan kesantunan dalam bernegara.

Hari Lahir Pancasila bukan sekadar momen sejarah, melainkan juga panggung ideologis yang kuat. Bagi Megawati, Pancasila bukan hanya warisan ayahandanya. Pancasila adalah inti dari perjuangan politik PDI Perjuangan. Adapun bagi Prabowo, Pancasila merupakan fondasi legitimasi politik yang harus dikukuhkan di tengah dinamika nasional dan global.

Tidak salah jika banyak pihak yang membaca kehadiran Megawati dan Prabowo dalam satu forum sebagai gestur simbolis bahwa perbedaan politik, bahkan oposisi, tetap tunduk pada nilai-nilai dasar kebangsaan. Pertemuan itu merupakan wujud kenegarawanan kedua tokoh bangsa tersebut yang melampaui urusan pragmatis politik.

Inilah yang tentu diharapkan rakyat, sikap politik berbeda bahkan berseberangan adalah hal biasa dalam demokrasi, tetapi kesejukan dan keakraban antarelite harus mampu melampaui kepentingan politik praktis.

Gestur keduanya yang hangat dan terbuka juga telah mencairkan residu rivalitas dan menurunkan tensi politik pasca-Pilpres 2024. Gandengan tangan Prabowo untuk Megawati menggambarkan bahwa keakraban mereka telah terjalin lama, bukan sekadar kedekatan seremonial.

Ketika elite bangsa menebarkan kesejukan, tentu diharapkan bisa memberikan efek domino ke kalangan alit untuk melupakan rivalitas politik dan fokus bagi pembangunan bangsa di tengah tekanan global yang tidak baik-baik saja.

Tentu kita perlu angkat topi untuk Prabowo yang bersedia menyampingkan rivalitas politik kekuasaan demi menonjolkan politik kebangsaan.

Selain itu, apresiasi tinggi bagi pemerintah yang bersedia memundurkan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila 2025 ke tanggal 2 Juni demi menyesuaikan dengan agenda Megawati, menjadi poin penting terlaksananya panggung rekonsiliasi ini.

Namun, di balik simbolisme kebangsaaan itu, setiap pertemuan tokoh politik juga tidak bisa dilepaskan dari sudut pandang politik praktis. Apalagi realitas politik, batas antara politik kebangsaan dan politik kekuasaan sering kali kabur. Sering kali pertemuan elite yang dibungkus dengan narasi kebangsaan, di balik layar merupakan bagian dari kalkulasi untuk membagi atau menjaga akses terhadap kekuasaan negara. Dalam konteks ini, pertemuan tersebut membuka ruang tafsir baru terhadap relasi antara dua tokoh sentral dan partai yang mereka pimpin.

Di samping itu, pertemuan ini juga telah menempatkan Prabowo sebagai tokoh pemersatu, membuka ruang dialog bahkan dengan partai yang secara formal menjadi oposisi. Di sisi lain, pendekatan Prabowo ini juga bisa dibaca sebagai strategi untuk melunakkan oposisi politik, berupaya menetralkan potensi oposisi dengan pelukan simbolis.

Apa pun tafsirnya, apakah pertemuan ini bentuk komitmen politik kebangsaan ataukah strategi politik, yang jelas, pertemuan Megawati dan Prabowo menjadi penanda penting bahwa dalam politik Indonesia, perbedaan bukan akhir, dan dialog antarkekuatan adalah bagian dari dinamika demokrasi yang sehat.

 



Berita Lainnya
  • Jangan Gembos Hadapi Tannos

    17/6/2025 05:00

    GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).

  • Berebut Empat Pulau

    16/6/2025 05:00

    PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.

  • Bertransaksi dengan Keadilan

    14/6/2025 05:00

    KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.

  • Tidak Usah Malu Miskin

    13/6/2025 05:00

    ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.

  • Gaji Tinggi bukan Jaminan tidak Korupsi

    12/6/2025 05:00

    PERILAKU koruptif lebih didorong hasrat ketamakan dalam diri pelakunya (corruption by greed) ketimbang karena kebutuhan.

  • Upaya Kuat Jaga Raja Ampat

    11/6/2025 05:00

    SUDAH semestinya negara selalu tunduk dan taat kepada konstitusi, utamanya menjaga keselamatan rakyat dan wilayah, serta memastikan hak dasar masyarakat dipenuhi.

  • Vonis Ringan Koruptor Dana Pandemi

    10/6/2025 05:00

    UPAYA memberantas korupsi di negeri ini seperti tidak ada ujungnya. Tiap rezim pemerintahan mencetuskan tekad memberantas korupsi.

  • Membagi Uang Korupsi

    09/6/2025 05:00

    PERILAKU korupsi di negeri ini sudah seperti kanker ganas. Tidak mengherankan bila publik kerap dibuat geleng-geleng kepala oleh tindakan culas sejumlah pejabat.

  • Jangan Biarkan Kabinet Bersimpang Jalan

    07/6/2025 05:00

    DI tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, soliditas di antara para punggawa pemerintah sangat dibutuhkan.

  • Jangan Lengah Hadapi Covid-19

    05/6/2025 05:00

    DALAM semua kondisi ancaman bahaya, kepanikan dan kelengahan sama buruknya. Keduanya sama-sama membuahkan petaka karena membuat kita tak mampu mengambil langkah tepat.

  • Obral Nyawa di Tambang Rakyat

    03/6/2025 05:00

    JATUHNYA korban jiwa akibat longsor tambang galian C Gunung Kuda di Cirebon, Jawa Barat, menjadi bukti nyata masih amburadulnya tata kelola tambang di negeri ini.

  • Melantangkan Pancasila

    02/6/2025 05:00

    PANCASILA lahir mendahului proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Tujuannya untuk memberi landasan langkah bangsa dari mulai hari pertama merdeka.

  • Penegak Hukum Tonggak Kepercayaan

    31/5/2025 05:00

    CITRA lembaga penegak hukum dan pemberantasan korupsi di negeri ini masih belum beranjak dari kategori biasa-biasa saja.

  • Palestina Merdeka Tetap Syarat Mutlak

    30/5/2025 05:00

    PERNYATAAN Presiden Prabowo Subianto soal kemungkinan membuka hubungan diplomatik dengan Israel jika negara itu mengakui negara Palestina merdeka sangat menarik.

  • Keadilan Pendidikan tanpa Diskriminasi

    29/5/2025 05:00

    SEMBILAN hakim di Mahkamah Konstitusi (MK) lagi-lagi membuat geger. Kali ini, mereka menyasar sistem pendidikan yang berlangsung selama ini di Tanah Air.