Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Pulihkan Kepercayaan Pasar

19/3/2025 05:00

DARI hari ke hari kian bertambah mereka yang meragukan prospek perekonomian negeri ini ke depan. Sikap itu wajar, amat wajar, karena sejumlah indikator ekonomi kita belum menunjukkan geliat yang sangat berarti. Bahkan, sejumlah indikator ekonomi justru masih bertahan di zona merah.

Seperti peristiwa di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, ketika sempat terjadi penghentian perdagangan atau trading halt yang dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih dari 5%. Dalam beberapa pekan IHSG memang cenderung turun, tetapi sepanjang perdagangan sesi pertama kemarin merupakan penurunan paling tajam di tahun ini.

Mekanisme penghentian perdagangan seperti itu sebelumnya pernah diterapkan saat pandemi covid-19. Bahkan, pada perdagangan sesi pertama kemarin, IHSG ditutup turun 6,12% di level 6.078. Angka itu merupakan yang terendah dalam empat tahun terakhir.

Pemerintah dan pihak BEI angkat bicara. Mereka seakan memiliki kesepahaman bahwa biang kerok memerahnya bursa saham dalam negeri disebabkan oleh kondisi global. Kondisi itu seperti pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal atau Federal Open Market Committee (FOMC) yang rutin digelar oleh bank sentral Amerika Serikat atau The Fed, juga investor yang dianggap memilih wait and see atas kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Bila benar bahwa kondisi global menjadi faktor utama rontoknya IHSG, pertanyaan berikutnya bisa diajukan, yakni mengapa indeks saham di berbagai belahan dunia lainnya berada di zona hijau? Mengapa hanya IHSG yang jatuh di zona merah?

Bahkan, di saat IHSG rontok, bursa saham regional Asia justru menguat. Hal itu sebagaimana diperlihatkan berbagai indeks seperti Nikkei, Shanghai, Kuala Lumpur, dan Straits Times yang semuanya menguat. Rontoknya IHSG dibarengi dengan kaburnya modal asing dari negeri ini.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada 10-13 Maret, investor asing tercatat menarik modal melalui aksi jual hingga Rp10,15 triliun. Itu menunjukkan di awal tahun ini, investor asing sudah menarik dana sebesar Rp26,92 triliun dari pasar saham secara tahun berjalan (year to date/ytd).

Kondisi perekonomian global dipastikan memang berpengaruh terhadap bursa saham dalam negeri. Akan tetapi, bila kenyataannya saham-saham di tempat lain justru menghijau dan dana-dana asing masuk ke tempat mereka, apa yang mesti dilakukan?

Pertanyaan seperti itu tidak bisa hanya dijawab dengan kalimat yang cenderung menghibur diri. Ketimbang mencari kambing hitam bahwa faktor eksternal menjadi penyebab utama rontoknya harga saham, lebih bijaksana bila para pemangku kebijakan mengevaluasi berbagai kebijakan ekonomi yang ditelurkan hingga memicu respons pasar saham negatif.

Pemerintah harus segera memitigasi kondisi itu. Perbaiki kepercayaan pasar dengan mengurangi produksi pernyataan-pernyataan yang memicu keragu-raguan, bahkan menyulut kepanikan. IHSG, begitu juga dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, adalah salah satu indikator awal untuk mengukur tingkat kepercayaan pelaku ekonomi terhadap kebijakan pemerintah.

Maka, jaga dan kembalikan kepercayaan itu. Tidak cukup memulihkan kepercayaan pasar dengan sekadar beramai-ramai mendatangi bursa. Pasar tentu membutuhkan tindakan nyata lahirnya kebijakan-kebijakan yang lebih terukur, menenangkan, dan pasti.

 



Berita Lainnya
  • Menanti Jalur Cepat KPK pada Kasus Haji

    20/8/2025 05:00

    SUDAH tiga kali rezim di Republik ini berganti, tetapi pengelolaan ibadah haji tidak pernah luput dari prahara korupsi.

  • Jangan Takluk oleh Silfester

    19/8/2025 05:00

    KONSTITUSI telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu prinsip yang tak bisa ditawar ialah soal kepastian hukum.

  • Terima Kritik meski Menyesakkan

    18/8/2025 05:00

    UNGKAPAN tidak ada manusia yang sempurna menyiratkan bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan.

  • Kebocoran Anggaran bukan Bualan

    16/8/2025 05:00

    BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan.

  • Berdaulat untuk Maju

    15/8/2025 05:00

    DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.

  • Candaan yang tidak Lucu

    14/8/2025 05:00

    BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.

  • Perbaiki Tata Kelola Haji

    13/8/2025 05:00

    MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K

  • Jalur Istimewa Silfester

    12/8/2025 05:00

    BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.

  • Hati-Hati Telat Jaga Ambalat

    11/8/2025 05:00

    PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.

  • Mengevaluasi Penyaluran Bansos

    09/8/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.

  • Tegakkan Hukum Hadirkan Keadilan

    08/8/2025 05:00

    PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.

  • Vonis Pantas untuk Aparat Culas

    07/8/2025 05:00

    SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.

  • Jangan Bergantung Terus pada Konsumsi

    06/8/2025 05:00

    EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.

  • Merangkul yang tengah Resah

    05/8/2025 05:00

    BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.

  • Saling Menghormati untuk Abolisi-Amnesti

    04/8/2025 05:00

    MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.

  • Membuka Pintu Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.