Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
GEBRAKAN kebijakan yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di awal-awal pemerintahannya langsung memunculkan kontroversi baru di berbagai sektor, baik politik, ekonomi, maupun kebijakan luar negeri. Kebijakan ekstrem berbasis nasionalisme yang dibungkus dengan slogan America first itu dikhawatirkan bakal mengubah tatanan global hampir di segala sektor.
Ekonomi diyakini menjadi salah satu sektor yang bakal paling terdampak akibat kebijakan tarif perdagangan Trump yang dilandasi satu niat egois dan populis, yakni merundung dan menjegal lawan. Nyaris tidak terlihat iktikad baik Trump untuk merangkul warga dunia.
Dalam kebijakan tarif perdagangan itu, Trump sebetulnya juga tidak konsisten. Awalnya, dia mengumumkan tarif impor 25% bagi Kanada dan Meksiko, serta pungutan bea masuk 10% untuk Tiongkok. Pengenaan tarif tinggi itu dikeluarkan dengan dalih ada peran negara-negara tersebut dalam aliran obat-obatan terlarang dan imigran ilegal ke AS.
Namun, hanya beberapa jam sebelum diberlakukan, Trump mengumumkan penundaan tarif untuk Meksiko dan Kanada setelah berbicara dengan para pemimpin kedua negara. Hanya bea masuk atas Tiongkok yang tetap diberlakukan. Keputusan itu diyakini bakal mendapat serangan balasan dari Beijing sehingga memicu kekhawatiran akan perang dagang 2.0.
Ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok tersebut bakal berimbas negatif pula kepada Indonesia. Namun, jika kita jeli melihat celah, peluang-peluang di balik ketegangan kedua negara adidaya itu pun cukup terpampang. Karena itu, kecermatan sangat diperlukan bagi Indonesia untuk bisa menangkap peluang sekaligus memitigasi dampak negatif yang berpotensi muncul.
Risiko bagi perekonomian Tanah Air dengan kebijakan tarif tinggi Trump, khususnya kepada Tiongkok yang merupakan mitra dagang utama Indonesia, sama sekali tak bisa dianggap remeh. Yang pertama, kinerja perdagangan Indonesia dengan 'Negeri Tirai Bambu' itu bakal terdampak, salah satunya akibat risiko ekspor yang melambat.
Risiko berikutnya, lantaran produk Tiongkok tidak bisa dijual ke AS, ada potensi produk-produk tersebut bakal semakin membanjiri pasar Indonesia. Ini jelas akan memberi ancaman yang kian hebat bagi masa depan industri manufaktur domestik yang sekarang saja masih dalam situasi kepayahan.
Tantangan lain, di sektor keuangan, kebijakan ekonomi Trump diprediksi mengerek angka inflasi AS yang diyakini bakal membuat bank sentral AS atau The Fed mempertahankan suku bunga tinggi atau bahkan menaikkannya. Di saat sama, Trump policy effect juga akan mendorong penguatan dolar AS. Kondisi tersebut bisa berdampak pada nilai tukar rupiah dan stabilitas ekonomi Indonesia.
Kendati demikian, celah peluang tetap ada, dengan syarat Indonesia harus mengupayakan sendiri peluang itu secara cermat dan serius. Pemerintah mesti pintar mengambil langkah strategis menghadapi ketidakpastian yang diciptakan kebijakan Trump tersebut.
Salah satunya dengan mengisi celah pasokan barang ke AS yang amat mungkin ditinggalkan Tiongkok karena tidak kompetitif dari segi harga. Selain itu, diversifikasi atau perluasan pasar ekspor ke negara-negara di luar AS dan Eropa juga mesti dilakukan.
Tujuannya ialah mengurangi ketergantungan terhadap pasar yang terdampak perang dagang. Dalam hal ini Indonesia semestinya bisa memanfaatkan jalinan kerja sama dalam BRICS untuk memperluas peluang perdagangan dan investasi tersebut.
Peluang lain boleh jadi juga akan datang dari relokasi produksi ataupun investasi para investor yang ingin menghindari risiko di AS dan Eropa. Namun, demi bisa menggaet peluang-peluang itu, Indonesia punya pekerjaan rumah berat untuk mereformasi kebijakan ekonomi domestik.
Kepastian hukum, kemudahan berusaha, dan rupa-rupa syarat lain untuk meningkatkan daya saing ekonomi mesti diupayakan maksimal. Tanpa itu, Indonesia akan sulit mendapatkan 'buah' dan hanya kebagian 'getah' dari kebijakan Trump.
PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.
MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia
MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.
GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.
KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.
PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.
ADA-ADA saja dalih yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menyerbu negara lain.
PENGESAHAN Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) adalah sebuah keniscayaan.
VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini
ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.
KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.
GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).
PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.
KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.
ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved