Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Bimbang Menjadi Penyeimbang

27/5/2024 05:00

RAPAT Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP menjadi topik politik yang paling hangat akhir pekan kemarin. Pada pembukaan rakernas, Jumat (24/5), Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan rakernas akan menetapkan sikap politik partai.

Sikap yang paling dinantikan ialah apakah PDIP akan memilih berada di luar pemerintahan alias memainkan peran sebagai oposisi, atau bergabung dengan koalisi presiden terpilih Prabowo Subianto. PDIP telah berulang kali mengkritik keras proses Pemilu 2024 dan hasilnya yang dianggap penuh kecurangan. Namun, belum ada ketegasan sikap partai untuk menjadi oposisi.

Dalam pidato politik pembukaan rakernas, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dinilai telah memberi kode keras agar partainya memilih menjadi oposisi. Salah satunya karena ucapan Megawati yang menegaskan demokrasi membutuhkan mekanisme checks and balances, yakni ada kontrol dan penyeimbang.

Megawati menyoroti adanya anomali dalam penerapan sistem demokrasi di Tanah Air. Anomali seperti itu, Megawati menyitir para pakar, telah melahirkan kepemimpinan paradoks berwatak otoriter populis. Dengan kritik-kritik kerasnya, Megawati lantas memproklamasikan dirinya sebagai ‘provokator’. "Demi kebenaran dan keadilan," cetusnya.

Langkah penentuan sikap politik dijalankan forum rakernas. Plot twist muncul saat pembacaan rekomendasi hasil rakernas, kemarin. Di situ, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan rakernas V partai memberi kewenangan penuh kepada Megawati selaku ketua umum untuk menentukan sikap politik partai kepada pemerintah. Satu langkah mundur.

Giliran Megawati yang menyampaikan pidato politik, mengayunkan langkah maju. Presiden ke-5 RI itu mengkritik praktik-praktik penyelenggaraan pemerintahan, mulai dari kebijakan utang, impor, ketidaksinambungan pembangunan, hingga kembali lagi ke soal penyelenggaraan pemilu.

Ketika sampai pada soal sikap politik, memilih di luar atau di dalam pemerintahan, Megawati menyatakan tidak bisa mengungkapkan hari itu. "Harus ada hitungan politik," kata dia. Mundur lagi.

PDIP seperti sedang melakukan tari Poco-Poco oposisi. Megawati juga memakai analogi tarian dengan gerak langkah maju-mundur asal Maluku tersebut dalam pidatonya. Ia menyebut Poco-Poco sebagai dampak ketidaksinambungan pembangunan nasional seiring pergantian kepemimpinan. Kiranya analogi serupa tepat pula menggambarkan kebimbangan sikap politik PDIP.

Peran oposisi secara ketatanegaraan di Indonesia memang tidak dikenal. Alhasil, sebetulnya tidak ada kewajiban bagi partai politik untuk memilih antara menjadi oposisi atau bergabung ke koalisi pemerintahan.

Namun, ada semacam norma tidak tertulis bahwa hanya partai yang bergabung ke koalisi pemerintahan yang mendapat bagian kursi di kabinet. Mereka juga harus senantiasa mendukung kebijakan pemerintah. Setidaknya, kalau menegur, tidak keras-keras lah. Peran partai pendukung penting agar penyelenggaraan pemerintahan tidak mandek.

Di sisi lain, jika semua partai ikut gerbong pemerintahan, fungsi kontrol dan penyeimbang bakal tumpul. Demokrasi melemah. Di sini perlunya peran oposisi yang mampu memberikan koreksi kritis.

Sebagai peraih kursi terbanyak di parlemen, PDIP sangat tepat menjadi penyeimbang. Suara oposisi akan lebih lantang, bukan hanya sayup-sayup. Maka, kita terus mendorong PDIP menegaskan sikap. Syukur-syukur memilih berada di luar pemerintahan agar kehidupan demokrasi menjadi sehat lewat tumbuhnya fungsi checks and balances yang kuat.



Berita Lainnya
  • Amnesti bukan untuk Koruptor

    25/8/2025 05:00

    KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Immanuele 'Noel' Ebenezer Gerungan dan 10 orang lainnya sebagai tersangka.

  • Potret Buram dari Sukabumi

    23/8/2025 05:00

    TRAGEDI memilukan datang dari Sukabumi, Jawa Barat.

  • Bersih-Bersih Total Kemenaker

    22/8/2025 05:00

    DUA kasus besar yang terjadi di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) saat ini tidak bisa dianggap remeh.

  • Utak-atik Anggaran Pendidikan

    21/8/2025 05:00

    PEMERINTAH mengalokasikan Rp757,8 triliun untuk anggaran pendidikan pada 2026, atau mengambil porsi 20% lebih APBN tahun depan.

  • Menanti Jalur Cepat KPK pada Kasus Haji

    20/8/2025 05:00

    SUDAH tiga kali rezim di Republik ini berganti, tetapi pengelolaan ibadah haji tidak pernah luput dari prahara korupsi.

  • Jangan Takluk oleh Silfester

    19/8/2025 05:00

    KONSTITUSI telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu prinsip yang tak bisa ditawar ialah soal kepastian hukum.

  • Terima Kritik meski Menyesakkan

    18/8/2025 05:00

    UNGKAPAN tidak ada manusia yang sempurna menyiratkan bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan.

  • Kebocoran Anggaran bukan Bualan

    16/8/2025 05:00

    BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan.

  • Berdaulat untuk Maju

    15/8/2025 05:00

    DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.

  • Candaan yang tidak Lucu

    14/8/2025 05:00

    BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.

  • Perbaiki Tata Kelola Haji

    13/8/2025 05:00

    MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K

  • Jalur Istimewa Silfester

    12/8/2025 05:00

    BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.

  • Hati-Hati Telat Jaga Ambalat

    11/8/2025 05:00

    PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.

  • Mengevaluasi Penyaluran Bansos

    09/8/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.

  • Tegakkan Hukum Hadirkan Keadilan

    08/8/2025 05:00

    PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.

  • Vonis Pantas untuk Aparat Culas

    07/8/2025 05:00

    SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.