Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Natal Menyalakan Harapan

25/12/2021 05:00
Natal Menyalakan Harapan
Ilustrasi MI(MI/Duta)

 

 

PANDEMI covid-19 yang melanda dunia dalam dua tahun terakhir telah menyebabkan krisis di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Tidak hanya sektor kesehatan, wabah ini juga telah menggerogoti sektor lainnya, terutama ekonomi.

Kebijakan pembatasan sosial sebagai langkah untuk memutus rantai penyebaran virus membuat sejumlah pengusaha, seperti restoran, hotel, toko, pabrik, dan bioskop, terpaksa berhenti beroperasi sementara waktu atau bahkan tutup. Data Kementerian Tenaga Kerja Indonesia mencatat hingga Maret 2021, jumlah mereka yang terkena oleh baik pemutusan hubungan kerja maupun dirumahkan sebagai imbas pandemi mencapai 29,4 juta orang. 

Di tengah situasi sulit itu, solidaritas bangsa ini tidak ikut tergerus. Baik warga maupun pemerintah bahu-membahu mengatasi persoalan ini.  Berbagai kebijakan yang dikeluarkan seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), program bantuan sosial, dan vaksinasi merupakan bentuk kehadiran negara di tengah krisis ini.

Kesediaan warga untuk mematuhi protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi juga merupakan bentuk lain dari sense of crisis. Begitu juga berbagai komunitas yang saling support satu sama lain, mulai  bantuan makan hingga info dan layanan kesehatan.   

Berkat semua usaha itu, sejauh ini kita telah berhasil mengatasi krisis meski belum sepenuhnya lepas dari pandemi. Oleh karena itu, perayaan Natal hari ini hendaknya jadi momentum untuk memperkuat lagi solidaritas itu. Ingat ancaman virus korona, terutama varian omikron, masih mengintai.

Agar bisa mendorong bangsa ini benar-benar lepas dari dampak pagebluk, kerja kolektif dari seluruh anak bangsa tetap dibutuhkan. Gerakan persaudaraan harus terus dijaga dan ditingkatkan. Semangat Natal hendaknya menginspirasi kita untuk terus saling mendukung dan membantu agar secepatnya dan sebaik-baiknya keluar dari pandemi ini.

Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran warga untuk menahan diri tidak melakukan aktivitas yang bisa mengundang kerumunan, termasuk dalam beribadah dan berlibur. Sebisa mungkin di rumah saja.

Kalaupun harus bepergian, upayakan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Melelahkan, memang, tapi itu bagian dari pengorbanan. Patuhi juga semua aturan yang telah ditetapkan pemerintah, termasuk program vaksinasi agar segera tercipta kekebalan komunitas. Semua upaya tersebut semata demi keselamatan kita bersama. 

Harus diakui, pandemi dalam dua tahun terakhir ini ibarat lorong gelap. Tidak ada satu pun bangsa yang betul-betul tahu seperti apa kondisi dunia pascawabah ini mereda, atau bahkan mungkin tidak akan mereda. Kendati begitu, kita sebagai bangsa tidak boleh kehilangan harap. Kita tetap butuh pelita agar tidak tersesat sehingga mampu melewatinya.

Spirit Natal hendaknya mampu menghadirkan terang itu sehingga mampu menuntun bangsa ini melewati masa suram. Dengan semangat Natal, minimal kita mampu menyalakan harapan di tengah kecemasan dan keprihatinan seperti saat ini.

Selain pandemi covid-19, bangsa ini juga dilanda rentetan bencana alam. Lagi-lagi, warga telah memperlihatkan semangat dan tindakan solidaritas bagi orang lain.

Kiranya semangat Natal menginspirasi kita untuk berbela rasa, memperlihatkan solidaritas kepada mereka yang terpuruk dan menderita. Gotong royong akan mengatasi pandemi dan bencana bagian dari tindakan nyata solidaritas.



Berita Lainnya