Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PADA saat bangsa ini masih berjuang melawan covid-19 terus mencabut nyawa, muncul bencana lain pada awal tahun. Mulai pesawat jatuh, bencana hidrometeorologi, hingga gempa bumi. Hanya kesadaran untuk tetap waspada yang bisa meredam semuanya menjadi duka berkepanjangan.
Bencana teranyar ialah gempa bumi berkekuatan 6,2 pada skala Richter yang meluluhlantakkan Kabupaten Mamuju dan Majene di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada Jumat (15/1) dini hari.
Setidaknya 34 orang meninggal dunia dengan rincian 26 orang di Kabupaten Mamuju dan 8 orang di Kabupaten Majene. Tidak hanya nyawa melayang, gempa itu juga mengakibatkan sejumlah rumah dan bangunan roboh, termasuk Hotel Maleo, Kantor Gubernur Sulbar, serta RSUD Mamuju. Dengan melihat dampak kerusakan akibat gempa ini, kemungkinan masih ada warga tertimbun di bawah reruntuhan bangunan.
Peristiwa itu seakan melengkapi rentetan dua musibah sebelumnya, yakni jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu dan bencana tanah Longsor di Sumedang, Jawa Barat, yang juga menewaskan puluhan korban jiwa.
Kita tentu bersimpati kepada keluarga korban pada semua peristiwa itu. Presiden Joko Widodo kemarin menyampaikan belasungkawa atas korban yang meninggal dunia akibat bencana alam gempa bumi yang melanda wilayah Sulbar.
Kita juga mengapresiasi langkah pemerintah, khususnya para tim penyelamat, baik dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, aparat TNI/Polri, maupun relawan, yang hingga kini masih bekerja menemukan para korban dalam ketiga musibah itu.
Dalam penanganan bencana, semua pihak memang harus bergerak cepat dan bahu-membahu. Untuk gempa Sulbar, misalnya, Presiden langsung memerintahkan Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Kepala BNPB Doni Monardo meninjau lokasi bencana beberapa jam setelah peristiwa terjadi.
Kehadiran pejabat pusat di daerah bukan sekadar melakukan koordinasi dengan pejabat daerah untuk mengatasi bencana. Paling penting ialah menunjukkan kehadiran negara di tengah rakyat yang terkena musibah. Harus ada pendampingan dan bimbingan bagi mereka yang diterpa rasa takut dan kebingungan.
Kondisi mereka yang ada di pengungsian juga tak kalah krusial untuk diperhatikan. Jangan sampai kerumunan orang di tempat ini jadi klaster baru penularan covid-19. Pastikan mereka tetap mematuhi protokol kesehatan, dengan menjaga jarak, memakai masker, dan rajin mencuci tangan. Pemerintah hendaknya juga menjamin pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana secara adil dan sesuai dengan standar pelayanan kebencanaan. Pastikan mereka tidak telantar.
Lazimnya dalam peristiwa gempa, warga pun diimbau mewaspadai gempa susulan. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati telah mengingatkan hal ini. Ia meminta warga di Mamuju dan sekitar wilayah Majene untuk waspada sekaligus menjauhi area pantai bila terjadi lagi gempa susulan. Tidak perlu lagi tunggu peringatan tsunami. Pada musibah semacam ini, selain mencari korban yang kemungkinan masih tertimbun reruntuhan, hal terpenting lainnya memang ialah melindungi warga agar selamat dari kemungkinan gempa susulan.
Mayoritas korban tewas akibat gempa bumi karena tertimpa reruntuhan atau terjebak dalam bangunan roboh, serta terjangan tsunami, bukan besar kecilnya skala gempa. Oleh karena itu, perlu selalu diingatkan pentingnya mitigasi untuk meminimalisasi dampak bencana.
Bangsa ini hidup di daerah cincin api yang rawan bencana. Struktur dan lokasi bangunan pun mesti menyesuaikan dengan kondisi alam, misalnya dengan membangun gedung atau rumah yang tahan gempa. Tidak pula mendirikan bangunan di daerah rawan longsor. Bencana, terutama gempa, memang tidak bisa diprediksi, tetapi dengan mitigasi setidaknya kita dapat meminimalkan dampaknya.
Alam dan seluruh ekosistemnya harus diperlakukan sebagai nyawa kehidupan. Ia harus dimanfaatkan dan dipelihara demi keselamatan. Kepedulian terhadap alam dan lingkungan mestinya menjadi peradaban utama bangsa ini.
Bencana datang silih berganti. Hidup di negeri bencana sudah pasti berbahaya, hanya kesadaran dan kewaspadaan yang bisa menyiasati semuanya hingga tidak menjadi duka berkepanjangan.
LAGI dan lagi, publik terus saja dikagetkan oleh peristiwa kecelakaan kapal di laut. Hanya dalam sepekan, dua kapal tenggelam di perairan Nusantara.
MEMBICARAKAN kekejian Israel adalah membicarakan kekejian tanpa ujung dan tanpa batas.
SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.
PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.
MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia
MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.
GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.
KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.
PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.
ADA-ADA saja dalih yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menyerbu negara lain.
PENGESAHAN Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) adalah sebuah keniscayaan.
VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini
ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.
KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved